Archive for Jungjawa.com Desember 2015

"You're never alone when you're reading a book" - Susan Wiggs
Gimana jadinya kalo orang-orang nggak suka baca buku lagi? Nggak ada anak muda yang mau nulis dan menjabarkan pemikirannya melalui sebuah buku. Ya soalnya gara-gara makin sedikit aja anak muda yang mau menyempatkan waktunya buat membaca.

Gue pernah kepikiran sampe kesana. Mungkin terlalu overthinking, soalnya ya hal kek gitu kayaknya nggak bakal terjadi. Tapi ada fakta mesti lo tau dulu. Rata-rata anak-anak Indonesia cuman bisa baca 27 halaman per tahun. Loh?

Mana ada buku yang dicetak kurang dari 27 halaman. Gagal paham nih *garuk-garuk kepala*. Tapi yang jelas, ini bukan hal sepele. Ya, fakta tadi jangan lo banding-bandingin sama negara lain. Gausah repot-repot deh. Balik aja ke diri lo dulu, iya nggak? Lha wong baca aja harus disuruh kok. Ya nggak mas mbak sarjana?

Bukannya membaca buku itu gampang. Katanya sih buku adalah jendela ilmu pengetahuan. Tapi keknya udah bergeser deh dari media cetak berupa kertas kemudian beralih pake internet. Ditambah lagi budaya menonton. Hla terus kalo nonton salah ya? Ndak kok. Tinggal ketik. Hasilnya muncul. Gitu aja kalo pake mesin pencarian. Tapi pernah nggak lo kepikiran sama negara yang nggak jauh dari kita, Jepang.

Baca juga: Teknologi Bisa Bikin Kita Saling Menginspirasi
Apa yang berbeda dari orang Jepang? Well, kalo lo emang suka banget sama manga, Jepang udah pasti dihubung-hubungin sama berbagai komik dari sana yang banyak beredar di Indonesia. Woah, kalo itu gue juga seneng lah. Apalagi beberapa waktu lalu anime One Punch Man emang lagi ngehits banget. Ya kan?

Anyway, dalam acara TEDxUNS beberapa waktu yang lalu gue sempet nyimak sama apa yang dipaparkan M. Syukri. Menurutnya, bangsa Jepang terlebih dahulu mengenal buku baru TV, tapi kita sebaliknya. Lebih mengenal TV baru buku. Apa yang salah? Salahnya adalah ketika kita asumsikan TV itu nggak ada. Kita gak bisa ngapa-ngapain. Kasarnya kalo orang Jepang masih bisa baca buku, kita malah mainan batu.

Mungkin asumsi diatas emang terlalu berlebihan, tapi menurut gue sih nggak. Gini, ada berapa jam dari 24 jam dalam sehari yang lo pake buat baca buku? Misal lo males baca buku, ada nggak lo kepikiran buat bikin solusi. Gimana kalo tercetus ide buat baca 25 halaman per hari, keknya asik deh. Ya nggak?

Terus kalo baca lewat gadget gimana, kan sama aja? Bagus sih. Cuman menurut gue terlalu banyak distraksi. Soalnya banyak notif yang masuk dan pengen buka ini buka itu. Lagian kalo lowbat kan jadi susah. Rasanya nggak bisa fokus kayak baca buku beneran.

Lucunya nih, balik ke orang Jepang tadi. Mereka walaupun udah banyak bikin gadget masih aja suka baca buku. Lah kita? Simpulkan aja sendiri alasan kenapa mereka tetep ngelakuin hal itu.

Baca juga: Jangan Pernah Males Baca Buku Kalo Pengen Kreatif

Biar jadi habit yang baik nih, kalo kemana-mana ya bawa buku yang diselipin di tas lo. Ya biar kegiatan membaca lo bisa tersalurkan. Serius. Cobain deh. Ada satu lagi hal lucu yang gue temui. Kalo seseorang sedang baca buku (pdf atau semacamnya) lewat gadget, bakalan dibilang anti sosial. Lah? Ya karena orang seringkali nggak tau sebenernya kita lagi ngapain.

Tapi kalo kita lagi pegang buku, masak iya dibilang ansos? Biasanya sih kita dibiarin gitu aja, "Oh mbaknya yang cakep itu lagi baca buku".

Terus gimana?

Bagi gue buku bukan cuman jadi bahan bacaan. Buku bisa jadi simbol. Simbol pendidikan, simbol politik, simbol kekuasaan dan sebagainya. Buku bisa jadi tanda pemikiran dan referensi pembacanya.

Buku adalah pemikiran seseorang yang digantikan dalam lembaran kertas dan tinta. Menyimpan pemikiran seseorang sebagai referensi dan sudut pandang mereka bukanlah hal yang mudah dan sederhana. Apalagi buat anak muda nih, mereka kan bisa bikin dampak yang besar biar bisa membangun Indonesia.

Well, buat kalian yang masih percaya kalo buku adalah jendela pengetahuan, jangan berhenti membaca. Dan buat kalian yang belum suka baca buku, think again!


Image source: kaboompics.com
ricky_elson_tedxuns_jungjawa


"Seseorang yang memiliki pengetahuan yang tinggi, wajib untuk memberikan manfaat" - Ricky Elson
Seperti ilmu padi, semakin berisi maka akan semakin merunduk. Mungkin seperti itulah pribahasa yang tepat dari apa yang kita harapkan kepada kita sebagai kaum intelek di Indonesia.

Nah, di acara TEDxUNS, Ricky Elson memaparkan tentang anak muda dan semangat untuk membangun Indonesia. Ricky Elson sendiri telah ikut membangun bangsa ini dengan mengembangkan potensi kincir angin bersama mahasiswa-mahasiswanya di Ciheras, Tasikmalaya.

Baca juga: Clean Tech dan Para Penari Langit

Ciheras merupakan sebuah karya nyata bahwa kita sebagai anak muda mampu dan sanggup untuk memberikan dampak dan ikut berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Ricky Elson percaya bahwa anak muda memiliki semangat yang tinggi dan selalu memiliki daya juang yang hebat.

"Potensi terbesar yang dimiliki Indonesia untuk saat ini adalah anak muda," kata Ricky.

Telah terdapat 10 kincir angin yang beroperasi di Ciheras. Rencananya akan ada 1000 kincir angin yang beroperasi dalam jangka waktu 4 tahun kedepan. Tentu, ini dapat memberikan kemandirian energi disana. Dan bagi banyak daerah di Indonesia yang belum teraliri listrik, ini merupakan sebuah harapan dari tangan-tangan tulus yang akan mewujudkannya. Ya karena jika kita tau lebih jauh, ada daerah yang sudah 70 tahun sejak Indonesia merdeka belum teraliri oleh listrik!

Menurut Ricky, anak muda adalah salah satu komponen mesin penggerak bangsa. Setiap hari selalu ada saja berbagai permasalahan muncul diberbagai daerah. Sehingga solusi dan peran serta kita semua sangat dibutuhkan atas permasalahan yang terjadi.

Tetapi, ada hal sepele yang jika kita cermati lebih detail akan memberikan dampak yang besar. Yaitu permasalahan pola pikirnya. Ini yang harus diubah. Seringkali kita merasa sia-sia ketika telah melakukan sebuah riset. Berbagai alasan muncul untuk tidak mengembangkan riset dan belajar lebih jauh. Ya alasannya riset tidak didukung, birokrasi yang rumit, takut gagal dan lain sebagainya

Baca juga: Bener Nggak Kalo Teknologi Bakalan Mempersempit Lapangan Pekerjaan?

Padahal itu bukan menjadi masalah utama yang perlu dipikirkan. Seharusnya sejak dari awal perlu memiliki keyakinan dan kemampuan untuk mandiri. Jika kita yakin dan mampu secara mandiri, kita dapat mewujudkan hal yang mungkin pada awalnya kita merasa tidak sanggup. Impossible is nothing.

Ya intinya, seperti yang pernah dibahas di jungjawa.com, kita harus percaya bahwa anak muda dapat memberikan value kepada lingkungan dimana ia berada. Intinya, kita bisa melakukan apapun untuk membangun demi kemajuan Indonesia!



Image credit: instagram.com/tedxuns


Hey lads! Anyway, bulan November lalu jungjawa.com selalu ngomongin masalah clean tech. Udah bosen ya? Eits, tapi tunggu dulu, ada hal menarik lain lagi nih yang bisa kita omongin bareng. Yaitu biomasa.

Kalo lo belum tau banyak tentang biomassa, lo bisa cari berbagai literatur di internet kok. Ya cuman kalo mau yang lengkap banget ya yang pake bahasa inggris. Simpelnya sih gini, biomasa itu jenis bahan bakar yang dibikin dari bahan biologis seperti tanaman, kotoran hewan atau juga mikroorganisme. All hail methane!

Gue pernah kek wondering why gitu sama biomasa dan korelasinya di Indonesia. Soalnya gini deh, Indonesia kan negara agraris which means sumber biomasanya justru melimpah ruah. Tapi kok teknologi biomasanya nggak kek negara-negara lain?

Hasilnya, kegelisahan gue tadi udah bisa terjawab. Beberapa waktu lalu gue sempet baca jurnal tentang korelasi antara jumlah sumber bacaan di internet tentang biomasa dan hubungannya sama perkembangan teknologi biomasa di Indonesia. Menarik banget kan?

This is mindblowing fact. Penelitian ini nunjukkin kalo literatur biomasa dalam bahasa Indonesia itu masih sedikit. Logikanya, kalo mau mempercepat perkembangan teknologi, salah satunya ya memperbanyak literatur dalam bahasa kita. Ya, kalo udah gitu kan yang mau belajar jadi lebih enak kan?

Penelitian tadi nunjukkin kalo mayoritas artikel tentang biomasa berasal dari komunitas. Padahal kan harusnya lembaga penelitian atau universitas lebih mendominasi di bidang ini. Loh kok gitu? Ya emang gitu faktanya.

Menurut gue, ini bukan masalah tapi jadi peluang loh. Soalnya gini deh, komunitas bisa unjuk gigi untuk lebih show off kalo mereka punya potensi untuk menguasai internet dan menguasai dunia. Haha.. Sorry just kidding.


Maksud gue gini, kalo secara penerapannya di lapangan, mungkin (mungkin loh ya) lembaga penelitian sama universitas udah banyak ngelakuin banyak penelitian dan eksperimen. Tapi publikasi mereka di internet emang masih kurang. Wajar, soalnya mereka ya emang fokus buat neliti dan eksperimen. Nggak ada waktu buat bikin-bikin di internet. Ya gue ngomong gini karena emang sering liat kondisinya di kampus gue sih.

Tapi ini bakalan menciptakan suatu kondisi dimana peluang kolaborasi jadi semakin gede. Peneliti emang fokus buat meneliti dan mereka yang aktif di internet bisa ikutan berkontribusi untuk menyebarkannya di internet. Spread our love through internet lah istilahnya. Tsaaah~

Terus apa sih yang bisa kita lakuin? As a student kita masih punya banyak waktu untuk belajar sambil mengedukasi. Ya, kita bisa nulis di internet tentang berbagai penelitian yang kita lakuin. Seenggaknya lo bisa nerbitin tugas akhir yang lo lakuin ke internet sehingga mudah dimengerti. Simpel kan?

Apa perlu jadi blogger buat itu semua? Nggak juga, lo tulis aja dengan bahasa yang gampang lo pahami sehingga orang lain bisa paham tentang penelitian lo. Lagian banyak platform kok buat ngepublikasiin tulisan lo. Salah satunya adalah Katanium.

Dalam pandangan gue, anak seni mungkin aja nggak paham sama ilmu eksak. Tapi kalo lo bisa bikin tulisan yang bisa dipahami dengan baik dan mempublikasikannya di internet, lo bisa bikin perubahan besar yang mungkin nggak lo sadari sebelumnya. 


Come on! As a young people who tends to reshaping our future, kita bisa ngebantu mereka buat memahami banyak hal. Nulis tentang sesuatu yang emang bisa ngasih dampak dan value ke sekitar kita.

Lagian, daripada nulis menye-menye tentang mantan terus *ups sorry*, mending nulis amazing things yang emang bisa ngebuka wawasan kita. Well, ngasih dampak itu nggak gampang. Tapi bukan berarti nggak mungkin kok. Kalo emang pengen, yuk bikin tulisan yang bisa bikin dampak and share any amazing things.

Inspire and get inspired!


Image credit: pixabay.com

Good Ideas. Great Stories.

Feel free if you want to send an email to me and ask anything, or just to say hello!

hello@jungjawa.com

Copyright © jungjawa 2022