Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

Q&A: Firdaus Ramdhan, Belajar Menulis Seperti Belajar Berbicara

Gambar
Firdaus Ramdhan atau biasa dipanggil Daus adalah salah satu blogger yang mengawali aktivitas blogging melalui platform Tumblr sejak SMP. Menjadi seorang blogger yang memutuskan pindah haluan menggunakan Blogspot sejak mengenal tentang komunitas blogger yang eksis. Baca juga: Komunitas Perubahan Beberapa waktu yang lalu, jungjawa.com dapat kesempatan untuk ngobrol dengan Daus, tentang blogging dan bagaimana ia memandang menulis sebagai sebuah aktivitas. Ngomongin blog nih, apakah selama ini salahtulis.com punya misi khusus melalui media blog? Boleh dong dikasih tau nih. Punya misi tertentu? Hmm...Gue bukan tipe orang yang penuh rencana. Gue biasa melakukan sesuatu secara spontan, alias gak berpikir ke depan, alias malas. Ya, intinya gue pemalas. Gue nge-blog sekedar untuk penyalur hobi menulis tadi. Jadi, gue gak tahu apa yang akan terjadi ke depan karena efek dari blog salahtulis.com ini. Semoga sih yang bagus-bagus aja. Hehehe. Okay, at least lo bisa ngasih

Blogger Masuk Angin

Gambar
Jadi gini, beberapa waktu yang lalu, Paijo bertanya ke saya tentang blog milik Sukirman yang sudah hampir satu tahun tidak ada update post sama sekali. Paijo bingung, soalnya Sukirman nggak ada ngasih kabar sama sekali. Entah sakit. Atau mungkin sedang berjuang menguatkan harga rupiah melawan dollar US. “Mungkin Sukirman masuk angin, lek Jo”, saya memberikan jawaban yang cukup singkat untuk Paijo. Dengan muka masam, Paijo semakin bingung. Bagaimana bisa seorang blogger masuk angin kemudian tidak menulis sama sekali? Bahkan masuk angin hampir satu tahun. Bisa membayangkannya? Baca juga: Ada Apa dengan Path dan Paijo? Saya menjelaskan dengan sedikit senyum di ujung bibir. Bahwa seorang blogger yang masuk angin ya memang seperti itu gejalanya. Tidak ada aktivitas sama sekali, baik blog maupun dirinya. Ya, namanya juga orang sedang masuk angin. Mau ngapa-ngapain pasti nggak enak. Menulis sebuah blog post setahun sekali ya sudah sujud syukur. Kita harus memandang dari sudut

Merekam Jejak, Waktu dan Memori

Gambar
Banjarmasin, 23 Januari 2014 Bagaimana jika sebuah foto mampu memutar kembali peristiwa yang telah lalu? Sebuah sejarah yang dapat diputar berulang-kali melalui sebuah bingkai foto. Merekam jejak, waktu dan memori adalah pekerjaan sulit. Namun dapat dilakukan oleh fotografi. Ya, fotografi! Sederhananya, fotografi dapat merekam peristiwa dan berbagai hal yang menyertainya. Bahkan, sebuah foto mampu menghadirkan kembali nuansa yang telah lampau. Membayangkan bagaimana peristiwa bersejarah saat Soekarno membacakan naskah proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No 56 hanya dengan melihat dokumentasi fotonya. Sejarah proklamasi via blogbankris.my.id Seperti itulah makna dari fotografi yang diungkapkan oleh Agan Harahap melalui salah satu artikelnya di Qubicle ( http://qubicle.id/story/the-invisible-monuments ). Fotografi mampu menghadirkan sejarah, peristiwa besar dan sebagai penanda berbagai hal yang telah lampau. Baca juga: Lamaran Kerja Bermodal Cokelat, Emang Bisa? M

Melancong ke Bali: Sensasi Belanja di sekitar Citadines Kuta Beach Bali

Gambar
Saya pernah bercerita tentang bagaimana anak muda harus mencoba untuk travelling sekali dalam seumur hidupnya. Tak apa jika dilakukan sekali seumur hidup. Toh akan lebih baik daripada tidak mencoba sama sekali. Baca juga: Kenapa Anak Muda Harus Travelling? Pertama kali melakukannya, saya pergi ke Bali. Pulau Dewata yang selalu meninggalkan kesan panorama alam dan wisata yang mustahil untuk segera dilupakan. Bagaimana jika suatu saat rindu akan Bali dan berencana liburan ke sana? Duh, saya kok lagi kesengsem liburan ke Bali ya. Bagi saya, liburan dan travelling adalah dua hal yang sangat menyenangkan. Namun, tidak menyenangkan apabila liburan yang seharusnya kita nikmati menjadi kacau gara-gara masalah sepele. Contoh saja kamar hotel yang ludes karena bertepatan dengan musim liburan. Ah, ndak menyenangkan sama sekali tho ? Well , mungkin saya harus mulai mencari solusi lain jika hal ini terjadi. Andaikata benar-benar pergi ke Bali, saya harus mencari hotel yang c