Dangdut dan Bus: Kombinasi Goyangan yang Cerdas
"sayang opo kowe krungu jerite atiku mengharap engkau kembali sayang nganti memutih rambutku ra bakal luntur tresnaku" Sayang - Via Vallen Sebagai warga negara yang rutin melakukan perjalanan mudik, saya sering mengamati perilaku sekitar. Entah mengapa, saya memiliki pertanyaan yang sedikit nyeleneh : bagaimana seorang kondektur memiliki ide brilian untuk menggabungkan nuansa goyangan bus diiringi oleh alunan musik dangdut? Bagi saya, musik dangdut memiliki khasiat tersendiri untuk memberikan nuansa sakral dalam perjalanan Surabaya-Solo. Nuansa yang membuat saya rindu dan ingin berlama-lama disetiap kilometernya. Kan saya sudah pernah bilang, jika harus memilih antara Isyana dan Via Vallen , adalah problematika yang cukup rumit. Walaupun begitu, ‘Dangdut’ sering dipandang sebelah mata sebagai musik kelas menengah ke bawah. Padahal, bagi saya, musik ya musik, ndak ada pake kelas. Kalo pake kelas ya namanya kelas musik, di sana kita belajar tentang musik. Ya,