Gini, paling banyak yang dibahas di seminar motivasi ya seputar keinginan, hasrat dan kemauan untuk mengejar apa yang dirasa itu kita sukai. Tapi, kenapa kita harus mengejar sesuatu yang kita sukai saja? Bagaimana jika kesenangan yang kita kejar itu merupakan hal yang buruk? Apakah sesuatu yang kita senangi selalu berdampak baik bagi diri kita?
Apalagi gue perhatikan banyak banget pembicara yang sering ngomongin masalah passion. Iya sih, setiap orang pasti punya passion di bidang tertentu. Tapi, apakah passion itu harus dikejar? Di sini gue mulai mikir kalo yang namanya passion itu udah terlalu overrated. Coba kita pikirkan lagi.
Selain itu, banyak banget kutipan yang nyuruh kita buat follow passion yang kita miliki, kerja sesuai passion atau apalah-apalah yang pokoknya harus passion-able. Pola pikir kita kek dipaksa untuk menerima gitu aja bahwa kita harus serta merta mengejar passion. Sehingga sukses bisa gitu aja datang dengan mudah ke kita atas nama passion yang kita ikuti. Apalagi kalo kita udah mengejar passion, berarti kita udah separuh jalan menuju sukses gitu? Gue rasa nggak.
Bentar dulu, tulisan ini bukan ngajak lo buat against all rules yang diajarkan di berbagai seminar motivasi. Tapi buat bikin lo back to reality and things we look forward too. Gak ada salahnya kan mencoba berpikir dan mengevaluasi keyakinan yang kita miliki? Kalo misal tulisan ini emang salah, berarti ya emang salah. Tulisan ini gue bikin agar kita sadar, bahwa kita masih punya akal yang bisa dipake buat mikir. Lagian akal yang ada nggak cuman aksesoris pajangan yang mampir nempel di badan lo kan?
Buat ngejar passion, lo harus ngerti apa itu passion. Pertama lo harus tau passion yang ada di diri lo sendiri. Lo bisa baca tulisan dari banyak sumber terutama buku-buku tentang bagaimana mencari passion yang benar. Tapi apakah itu udah cukup? Nggak. Orang yang lebih ngerti passion yang lo miliki adalah diri lo sendiri. Buku, motivator atau orang lain cuman bisa ngebantu lo buat nebak aja.
Over expected sama passion yang salah bisa jadi masalah besar. Apalagi kalo udah ngehubung-hubungin passion yang ada harus bisa jadi pekerjaan. Gue pernah punya temen yang katanya punya passion menulis. Tapi apa yang terjadi? Ya dia gitu aja dengan mudahnya menyerah terhadap sesuatu yang udah ia senangi. Alasannya? Cukup simple sih, nggak bonafit di mata dia :)
And what does that tell you?
Emang sih passion bisa dijadikan dasar kerjaan buat lo, tapi kalo syarat-syaratnya terpenuhi. Apa aja? Ada tiga hal menurut gue. Pertama lo harus menemukan passion yang bener dari diri lo. Kedua, lo emang punya skill dibidang itu. Ketiga, harus ada market. Nah kalo tiga hal tadi udah bisa terpenuhi, congratulations, lo beruntung.Tapi apakah ada kondisi ideal bahwa dengan passion yang kita miliki, kita juga punya skill dan market buat jadikan passion kita tadi menjadi salah satu kerjaan kita? Belum tentu. Soalnya masih banyak parameter lain yang harus dibahas. Nggak sesederhana itu.
![]() |
via entrepreneurfail.com |
Tapi, apakah skill nggak bisa dipelajari? Tentu saja bisa dong ya. Tinggal lo nya aja yang mau belajar dan konsisten apa nggak. Sederhananya, gue cuman mau bilang kalo passion itu nggak seenak yang lo bayangkan. Lo harus balik lagi ke kenyataan yang ada. Pun dengan passion, jangan terlalu overrated. Lagian, daripada lo pusing mikirin dan mencari-cari passion diri lo, kenapa nggak nyoba meningkatkan skill yang lo miliki saat ini aja?
Baca juga: Jadilah Kreator, Bukan Plagiator!
Manusia itu hidup untuk mengejar impian mereka. Dan harus ada rasionalitas atas impian yang mereka kejar. Berbahagialah buat kalian yang udah menemukan passion, tapi ingat, jangan cuman mengejar passion (aja)! Tapi kejarlah ketiganya, passion, skill and market.
"Because if we love what we do and do what we love then everything else is secondary"
Header image credit: picjumbo.com