Archive for Jungjawa.com September 2015

"Hanya ada 2 jenis anak muda di dunia: Mereka yang menuntut perubahan dan mereka yang menciptakan perubahan. Silakan pilih perjuanganmu." - Pandji Pragiwaksono
Sadar nggak kalo blog ini terdiri dari dua kata, jung dan jawa. Asal lo tau sih, jungjawa gue angkat dari warisan nenek moyang kita, yakni kapal besar untuk ekspedisi dan juga sejarah Jong Java di era kolonial Belanda di Indonesia.

Gue gak bahas banyak tentang Jong Java, tapi esensi dari mereka yang menjadi pergerakan rakyat untuk membangun cita-cita persatuan bangsa Indonesia. Siapakah mereka? Ya, para pemuda.

Maka dari itu di bulan Oktober ini gue akan ngebahas banyak tentang pemuda Indonesia. Sehingga gue harap banyak dari kita yang emang masih menjadi pemuda atau at least masih memiliki jiwa muda untuk raise the standard.

Ayo jangan cuman jadi pemuda biasa doang!

Nah lo bisa ikut ngomongin masalah pemuda bareng gue kok. Soalnya gue ngebuka guest post yang mengangkat tema pemuda Indonesia. 
  1. Artikel ditulis dengan mengangkat tema pemuda Indonesia.
  2. Tulisan dapat dimuat dalam bentuk bentuk share pengalaman, tips, sudut pandang atau apapun yang berkaitan dengan pemuda Indonesia.
  3. Konten dari artikel seenggaknya mampu bikin anak muda Indonesia tergugah untuk berpikir lebih jauh dan ngerasa harus ngelakuin sesuatu untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.
  4. Penulisan artikel bebas, soalnya yang penting enak dibaca. Artikel ditulis dalam 250 kata atau lebih. Kalo perlu penjabaran, semakin juga boleh. 
Kirim artikelmu ke hello@jungjawa.com. Jangan lupa subjeknya [Guest Post]_Judul Post_Author. Gue bakalan nunggu artikel kalian dari sekarang sampai dengan 30 Oktober 2015.


Image credit: pemudaindonesia07.blogspot.com

Berpikir out of the box artinya ialah berpikir yang keluar dari kotak. Maksudnya bukan berdiam diri sambil berpikir berjam-jam di dalam sebuah kotak—biasanya kardus atau lemari juga boleh—,terus setelah 2 jam akhirnya keluar dari kardus itu karena bisa menghasilkan ide-ide kreatif. Bukan.

Jadi gini, bagaimana kita berpikir yang keluar dari sebuah kotak. Menjadi tidak seperti biasanya. Memiliki pemikiran yang berbeda seperti kebanyakan orang—in the box.

Orang yang berpikiran in the box tidak suka dengan hal yang aneh-aneh. Mereka lebih suka menjadi pengiku dan enggan menciptakan sesuatu yang baru. Pokoknya monoton deh.

Baca juga: 5 Tips dari Arie Je Tentang Creative Thinking

Nah, out of the box itu sebaliknya dari itu. Bahkan terkadang suka dikatain orang gila. Inget kasus Wright bersaudara yang punya ide bagaimana manusia bisa terbang? Sekarang ide gila itu malah menjadi transportasi bagi para manusia. Ya, sekarang kita menyebutnya pesawat atau kapal terbang.

Kalo nggak ngerti juga. Ya, mending gue curhat aja deh. Gue punya sebuah pengalaman mengenai pemikiran out of the box.

***

Waktu itu, di saat mata perkuliahan Manajemen Pemasaran, dosen gue bertanya kepada para mahasiswanya, “Bagaimana cara menjual tempe di sebuah wilayah yang orang-orangnya nggak suka atau alergi dengan kedelai?”

Suasana mendadak hening.

Tak lama setelah itu, akhirnya ada yang menjawab,

“Lah, belagu amat itu orang, Pak. Masa nggak suka sama kedelai. Saya aja doyan banget sama tahu-tempe.”

Yak, si Agus (nama disamarkan) memang tidak pernah benar kalau menjawab.

Seisi kelas pun banyak yang tertawa.

Sang dosen hanya tersenyum, lalu berkata, “Nggak ada yang bisa jawab, nih?”

Arif—yang duduk sebelah gue—dengan santainya langsung mengangkat tangan kanan gue.

“Ya, kamu yang angkat tangan di belakang sana,” kata Dosen sambil menunjuk gue.

Teman-teman yang lain langsung memandangi gue. Gue grogi mampus.

Aduh, jawab apaan nih gue. Kacau.

Saking bingungnya, mulut gue pun terbuka, “Saya mau ke toilet, Pak. Hehehe.”

“Jangan bercanda kamu!” omelnya. “Sudah cukup si Agus yang menjawab ngawur. Kamu jangan ikut-ikutan.”

Astagfirullah. Kenapa giliran gue malah apes banget? Batin gue.

“Iya, maaf, Pak,” kata gue, sambil mencoba berpikir beberapa hal yang terkait dengan tempe atau kedelai.

Dosen dan teman-teman mulai melihat gue dengan tatapan yang tidak biasa. Mereka sepertinya masih menunggu jawaban dari gue.

“Hm...,” kata gue sok mau jawab sambil memikirkan jawabannya. “Kalo emang nggak suka tempe, kenapa nggak mencoba menawarkan mereka dalam bentuk susu kedelai aja, Pak?” lanjut gue sotoy.

“Yak! Tepat sekali. Dengan menjadikannya sebuah susu, orang-orang yang tadinya berpikir kalo kedelai itu tidak enak malah akan menyukainya.”

Nggak nyangka, gue yang hanya inget akan sebuah momen pas SD sering banget jajan susu kedelai bisa jawab bener gitu. Hehe.

“Itu adalah salah satu contoh berpikir out of the box, bagaimana kita berpikir di luar kebiasaan kita. Berpikir hal-hal yang tidak biasa dipikirkan orang lain. Jika kalian ingin menjadi seorang manajer pemasaran, maka kalian haruslah memiliki pemikiran yang seperti ini. Mempunyai ide-ide kreatif dan berpikir out of the box,” jelasnya.

Kemudian dosen itu memberikan contoh-contoh yang lain.

Jadi, ada sebuah perusahaan sisir yang berniat membuka outlet baru di wilayah shaolin (mayoritas botak-botak). Owner perusahaan tersebut pun menugaskan 3 orang manajer pemasaran untuk survey. Di mana mereka harus menjual 100 sisir dalam sebulan. Apakah ada peluang di sana?

Shaolin! - via pixabay.com


Setelah seminggu kemudian.

Si A langsung protes, “Maaf, Pak. Saya nggak bisa menjualnya lebih dari satu. Di perguruan shaolin itu. Murid-muridnya botak semua, Pak. Saya nyerah. Tidak akan laku jika membuka outlet di sana.”

Ternyata si A hanya laku sebuah sisir. Itu pun sang Master (guru) yang membelinya. Karena cuma dia yang rambutnya gondrong.

“Lalu, kamu menyerah untuk tugas ini?” tanya Direktur. “Bukannya ada juga penduduk yang tinggal di sekitar perguruan shaolin?”

“Iya, ada. Saya juga sudah berusaha untuk menawarkannya, tetapi tetap saja tidak ada yang mau beli. Saya mundur dari tugas ini.”

A telah gagal.

***

Setelah itu si B mencoba menawarkan ke Master (lagi), tapi ia tidak mau karena sudah membelinya dari A. Ia mencoba menjualnya ke beberapa penduduk. Alhamdulillah laku, meskipun sedikit. Ia hanya dapat menjualnya 5 biji. Itu pun karena telah memberikan diskon dan promosi “Beli 3 gratis 1”.

B sangat putus asa dan segera kembali.

B juga gagal.

***

Si C pun kembali seperti A dan B. Namun, si C kembali dengan kabar gembira. Dalam seminggu saja, C dapat menjual 100 sisir.

Direktur kemudian bertanya, “Bagaimana kamu bisa menjualnya? Si A hanya laku sebuah, si B pun hanya 5. Kok, kamu bisa sebanyak itu? Ini belum ada sebulan malah.”

C pun menjelaskan kalau ia mencoba berpikir kreatif out of the box. Si C tidak menjual sisir untuk menyisir rambut. Melainkan sebagai cendera mata. Di mana si C membuat kerja sama kepada Master, yaitu meminta tanda tangannya di sisir. Lalu, ia menjualnya kepada beberapa murid di perguruan itu, penduduk setempat, dan tentunya para wisatawan.

“Sebuah cendera mata yang berupa sisir. Sisir ini telah ditandatangai seorang Master dari perguruan shaolin.”

Dalam sekejap, sisir itu pun laku keras.

Orang-orang biasa pasti selalu berpikir kalau sisir itu gunanya hanya untuk menyisir rambut. Padahal bisa saja untuk menggaruk, atau ya seperti cerita barusan, untuk cendera mata.

***

Itulah beberapa contoh berpikir out of the box. Kreativitas itu sangat penting. Tanpa pikiran kreatif, dunia ini tidak akan berwarna. Hidup juga akan menjadi sangat biasa saja.

Zaman sudah canggih, teknologi pun semakin berkembang. Hampir setiap orang sudah melek internet, apalagi sekarang media sosia jugal tambah banyak. Iya, sebuah media sosial pun bisa dijadikan peluang.

Menurut gue, Indonesia masih membutuhkan banyak orang yang berpikiran out of the box.

Buktinya, Bena dan teman-teman berhasil menjadikan Instagram menjadi sangat booming dengan video-video kreatifnya; baik itu video komedi, stop motion, musik, dan lain-lain.

Di mana sekarang banyak yang ikut-ikutan berkarya lewat video yang hanya berdurasi 15 detik itu. Dalam waktu yang sangat terbatas, kita juga bisa menyampaikan sebuah gagasan atau ide lewat video singkat.

Baca juga: Jangan Pernah Males Baca Buku Kalo Pengen Kreatif!

Twitter pun begitu, membuat orang-orang menyampaikan gagasannya—biasanya kutipan dan jokes—walaupun cuma 140 karakter.

Yuk, mari berpikir kreatif. Sudahkah kamu menjadi orang yang berpikiran out of the box? Kalau belum, tunggu apalagi? Menjadi biasa-biasa saja itu membosankan. Jadilah orang yang menarik.

Asyek.



Image credit: pixabay.com


Tentang penulis
+Yoga Akbar Sholihin . Mahasiswa jurusan Manajemen Pemasaran yang masih sulit me-manage waktu dan belum bisa memasarkan dirinya sendiri. Ah! Just contact me at @yoggaas on Twitter or visit my blog.

Guest post adalah artikel yang ditulis oleh kontributor jungjawa.com. Bulan September ini jungjawa.com bakalan ngebahas tentang Creative Thingking. Pengen ikutan bikin guest post juga? Prove your existence and send your email to hello@jungjawa.com with subject [Guest Post]_Judul Post_Author. Good luck! 
Arie Je Creative Thinking

"Apa kreativitas bisa menyelesaikan perang, di mana bahkan uang yang sejatinya hanya kertas hasil cetakan beda negara tidak mampu menyelesaikannya", tutur Arie Je

Kalimat dari Arie Je diatas menyadarkan kita kalo uang bukanlah segala-galanya. Bagi yang belum tahu, Arie Je adalah seorang professional lovillustrator dan baru-baru ini udah nerbitin buku Keset Kusut. Kalo lo emang niat mau stalking tentang om Arie (eak dipanggil om om :3) bisa langsung ke arieje.pro aja.

Ngomongin kreativitas, Arie sendiri bilang kalo kreatif itu ketika kita mampu menanggapi masalah dengan sebuah jalan keluar atau kata lainnya, kreatif itu bisa bikin solusi.

Kreatif itu reaktif
"Kreatif itu Reaktif. Huruf K nya diletakkan di tengah. Gimana? Cara menyampaikan opini kreatif yang cukup kreatif kan? Keren yo, aku? Mbois tenan. Iya aja, pliss"

Iya om iya..

Soalnya kek percuma gitu kalo kita punya karya yang -menurut kita- bagus tapi tidak memiliki fungsi yang baik. Soalnya, sebuah karya kan nggak cuman looks cool or something awesome, tapi (seharusnya) bisa solving real problem.

Baca juga: Kreativitas Kartunis dengan #MasihMelawanAsap

"Sekali lagi, ini cuma opini pribadi. Dan aku bukan imam solat jum'at. Jadi kalian nggak dosa kalau tidak mau mengamini"

Getting the bad ideas out from your head
Intinya, Arie ngasih saran buat kita yang kerja di dunia kreatif untuk percaya kalo semua ide itu buruk jika hanya dikurung di dalam kepala. Sebab, ide yang baik adalah ide yang direalisasikan.

"Jadi, kalau kalian percaya bahwa pemikiran kalian itu keren, usahakan sampe jadi! Kalau nggak bisa sendiri, cari orang. Kalo nggak bisa, ya nggak jadi nyata. Berarti idemu tidak bagus. Coba terus!" kata Arie

People aren't making creativity for money, they make it for living
"Apa sebuah kreativitas cuma bisa ditukar dengan uang? Apa kreativitas bisa menyelesaikan perang, di mana bahkan uang yang sejatinya hanya kertas hasil cetakan beda negara tidak mampu menyelesaikannya?"

Pastinya lo pernah dengar tentang orang yang kerjaannya merangkai kata untuk memotivasi orang lain, bukan? Mereka memberi motivasi untuk hidupnya lebih baik. Merangkai kata termasuk kreatif, kan? Itulah yang membuat orang-orang seperti mereka dibayar. Berarti jawabannya 'bisa', ya kreativitas bisa ditukar dengan uang. Tapi, kreativitas itu nggak cuman ngomongin duit. Ya sih duit bikin kita punya yang kita inginkan, tapi duit juga bukan segala-galanya. Nggak usah naif juga sih kalo duit bisa jadi pemicu kreativitas.

"Apakah sebuah pemikiran kreatif bisa membantu dua pasangan terlalu kaya --di mana uang tidak pernah jadi masalah buat mereka-- yang sedang bertengkar kembali baikan?", tambah Arie

Ide + Diumpetin = Gak bakal dicuri
Ngomongin ide kreatif yang dicuri, kek yang baru-baru ini lagi ngehits, Arie cuman berpesan kalo lo punya ide kreatif ya umpetin aja. Umpetin dan sembunyiin. Biar nggak ada yng tau kalo lo punya ide. Ngerti kan maksudnya?

Baca juga: Jangan Pernah Males Baca Buku Kalo Pengen Kreatif!

"Umpetin aja, jangan kasih tahu siapa-siapa. Jangan sampai aku colong idenya, soalnya aku paling hobi nyuri ide dari orang lain. Eh, bukan, bukan cuma dari orang, dari binatang, tumbuh-tumbuhan, benda, udara, bahkan khayalan. Umpetin, biar nggak aku curi. Biar idemu diam aja di kepalamu yang tidak lebih lebar dari bahumu", kata Arie

"Aku suka mencuri layaknya karyawan lain. Agak malu menyebut seniman. Wee :p"

Liat dari sudut pandang berbeda
Biar kita bisa kreatif kita mesti liat segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Kek yang dibilang oleh Paul Arden, whatever you think, think the opposite.

Bicara kreativitas, kita bisa cari pesan-pesan yang mendukung ide kreatif di internet. Toh kita sekarang sudah jauh lebih mengerti dan tahu apa yang perlu dilakukan. Everything is possible with internet.

"Yaudah ya, aku mau makan dulu. Ini Soto babat buatan mbahku nanti dingin. Nyuwun pamit, matur suwun.", tutup Arie

Hahaha...



Image credit: arieje.pro

Your great caption was here and it must looks pretty awesome to many people #yesman #gue #banget #inimah #banyakin #hastag #biarviral #GetMoreLikes

Anak muda terutama generasi milenial emang seneng banget dan udah fasih mainan media sosial kek Twitter, Facebook maupun Instagram. Bahkan, 98% pengguna internet di Indonesia merupakan pengguna sosial media. Wah!

Kalo udah kek gini, semuanya pasti pengen ngeksis di media sosial. Entah itu buat sekedar pamer-pameran atau ada yang lebih bagus lagi buat raise awareness. Nah, mereka yang make media sosial buat bikin movement menurut gue udah get a life, a real one.

Baca juga: Ngapain Takut Bikin Perubahan?

Soalnya media sosial adalah tools yang murah dan all in one. Selain itu, cara makenya gampang banget bahkan isu tertentu bisa jadi viral. Jadi, isu-isu penting tadi bisa diangkat ke masyarakat dan dibahas rame-rame. Kek penggunaan hashtag yang remarkable banget buat bikin raise awareness.

Lo udah tau hashtag #MasihMelawanAsap gak? Buat lo yang belum tau, hashtag ini adalah kampanye mengenai kabut asap di Indonesia yang terjadi di berbagai daerak kek Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan dan beberapa daerah lainnya.

jung melawan asap #masihmelawanasap

Kabut asap sendiri dapat menyebabkan polusi yang mengganggu kesehatan maupun berdampak ke bidang ekonomi dan pariwisata. Nah, masalah ini dijadikan bahan kritikan dan sindiran dari para komikus maupun kartunis di Indonesia.

Soalnya bencana ini terjadi setiap tahunnya dan ya gitu-gitu aja. Kita menikmati asap setiap tahun, lucu kan? kek nggak ada solusi dari pemerintah. Padahal kabut asap itu terjadi karena adanya pembakaran lahan. Siapa yang ngebakar? Ya perusahaan yang emang lagi ngebuka lahan buat dijadiin lahan industri. Nggak usah lo tanya lagi deh apa hubungannya kabut asap, regulasi dan pengusaha. Ah elah udah pada gede juga.

Baca juga: Kalo Cuman Ngomong Doang, Kapan Bisa Nyelesein Masalah?

#MasihMelawanAsap adalah suatu bentuk kepedulian kita tentang kondisi beberapa daerah di Indonesia. Iya, mereka sedang dikepung oleh kabut asap yang tebal dan itu terjadi setiap tahun.

#MasihMelawanAsap sendiri diramein kartunis dan komikus top kayak @Jukihoki, @komikazer, dan lain-lain. Bisa kok lo cek sendiri di Twitter ataupun Instagram dengan hashtag #MasihMelawanAsap.

Emang sih, kalo kita emang bisa berpikir kreatif, #hashtag pun bisa bikin kita took it to a whole new level. Disini kita gak cuman pake tools media sosial ini buat ngeksis doang. Media sosial bisa lebih dari itu!

Because we do not live alone. To make sense of life, we should be concerned with others and leave our egos.



Image credit: pixabay.com

"Always read something that will make you look good if you die in the middle of it" - P.J. O'Rourke

Udah dari dulu banyak yang bilang kalo buku adalah jendela ilmu pengetahuan. Pertanyaan besarnya adalah: “Apakah dengan baca buku bakalan bikin kita kreatif?”

Sebenernya udah banyak penelitian yang dilakukan tentang manfaat membaca buku, salah satunya adalah manfaat dibidang kesehatan dan psikologis. Pernah gak lo ngerasa kalo habis baca satu buku bikin lo punya kekuatan super sehingga jadi lebih pintar dan sehat karena buku itu? Mungkin. Tapi gak kok, lo gak bakalan bisa jadi sejauh itu terus gara-gara baca buku bisa jadi super book man. Boom!

Membaca buku itu baik dan merupakan kebiasaan yang harusnya sih lo pertahankan. Tapi, masalahnya adalah nggak banyak dari kita yang punya kebiasaan baik itu, yaitu membaca. Padahal sebenernya, membaca adalah salah satu cara mempelajari bahasa. Tau nggak sih lo kalo bahasa merupakan salah satu alat untuk berpikir?

Baca juga: 7 Cara Kreatif Buat Nyari Ide

Seperti yang udah terjadi di masa pemerintahan kolonial belanda dulu, mereka mendirikan pusat kajian budaya jawa (termasuk bahasa di dalamnya) di negara Belanda. Ya tujuannya biar mereka bisa menggunakan politik divide et impera yang konon terkenal banget buat menaklukkan daerah jajahan mereka.

Makanya banyak penelitian, literatur dan para ahli merekomendasikan kalo aktivitas membaca harus dimasukkan kedalam rutinitas harian kita. Etapi bukan buat bikin daerah kolonial lagi loh, bukan itu.

Tapi lebih kearah menumbuhkan kreativitas kita. Apalagi kalo lo lagi terjun di bidang kreatif (kek desainer, penulis atau marketing), kita diharuskan untuk terus-terusan membaca. Tapi lucunya ya kita lebih sering baca blog, tweet atau status update di media sosial. Iya sih bagus, biar tau informasi dan tetep up to date, tapi otak kita nggak bekerja dengan cara kalo kita lagi baca buku. Kenapa? Karena membaca buku adalah kegiatan yang memaksa kita untuk menghilangkan distraksi yang ada dan fokus untuk membaca.

Baca juga: Mau Jadi Kreatif Itu Gampang!

Poin pentingnya, kemampuan fokus pada buku yang kita baca ini yang jadi katalis untuk meningkatkan kreativitas. Penelitian menunjukkan bahwa membaca adalah cara terbaik buat nyantai dan ngilangin stress. Bahkan katanya membaca bisa bikin lo santai melebihi saat lo dengerin musik atau jalan-jalan sore.

Sebab, pas lagi lo membaca bakalan ada sensasi dari otak lo buat berimajinasi di dunia sastra. Butuh waktu 6 menit aja untuk memperlambat denyut jantung kalo lo lagi baca buku, which mean lo bisa santai dengan cara membaca.

Jadi, akhirnya lo sadar kan kalo membaca adalah aktifitas merangsang imajinasi dari kata-kata. At the end, lo juga harus sadar why God gave us a book? Because that make us more creative!



Image credit: pixabay.com
cara-kreatif-jungjawa

Nemuin ide kreatif itu gak gampang. Kadang kita butuh kayak aha! moment atau eureka effect kek yang dialamin sama Archimedes.

Disaat tertentu yang namanya ide kreatif adalah hal penting dan bahkan bisa jadi krusial banget. Makanya, justru kita yang harus lebih giat buat nemuin ide-ide kreatif tadi biar kreativitas kita bisa ada terus menerus. Kan nggak banget pada waktu yang dibutuhkan, ide kreatif gak juga dateng. Eh? Ternyata masih on the way.

Kek sekarang ini nih, internet kan udah bisa diakses dimana aja, semua orang bisa punya ide kreatif. Soalnya, yang namanya inspirasi mah bisa dari mana aja. Tapi justru itu yang bisa bikin ada kemiripan ide, soalnya inspirasinya juga dari sumber yang sama.

Baca juga: Q&A: Carolina Ratri, Creativity Do Change

Terus, ujung-ujungnya kek plagiat gitu. Tsaelah. Padahal ya gara-gara inspirasinya samaan. Jadilah kek plagiarisme. Makanya perlu ada cara tertentu biar bisa ngehasilin ide kreatif. So, what does it take to get great idea?


1. Jangan pernah bikin ribet. Think simple!

Kalo ini sih masalah pola pikir. Seringkali kita mikirin sesuatu yang harusnya nggak dipikirin. Terutama hal-hal kecil yang nggak ada hubungannya sama ide yang bakalan kita eksekusi.

Logikanya gini, kalo dari konsep aja lo sudah mikir ribet. Gimana mau bikin ide lo jalan? Ya wajar sih ujung-ujungnya cuman jadi wacana doang.

“Kreatif itu sederhana. Ambisi ingin keren dan lain-lain itu yang membuatnya menjadi rumit” – Pidi Baiq

Kalo gue sih, simpel aja. Bahkan terkadang, sering mikir simpel bisa bikin kita dapet ide-ide kreatif loh. Siapa sangka kalo resleting itu guna banget. Simpel aja kan?


2. Bingung mau mulai darimana? Coba deh visualisasikan

sketching-problem-slideshare-net
Visualize! - source: slideshare.net
Pernah nggak lo bingung pas mau eksekusi ide yang lo punya. Padahal lo bisa dengan mudah memulainya kalo lo bisa memvisualisasikan ide mentah yang lo punya. Buat apa? Ya biar gampang nyari titik awalnya.

Emang sih,orang kreatif kadang selfish banget dan pengen banget nyelesein sesuatu dari ide yang ia punya secara mandiri. Gak pake bantuan orang lain. But we’re talking big business here. Kalo ide kreatif lo mau berkembang, lo harus nyoba bikin visualisasi ide lo tadi.

Ujung-ujungnya lo punya kesempatan berkolaborasi dengan orang lain. Sehingga apa yang lo bikin tadi bisa makin ngehits. Oke kan?


3. Kreatif itu gampang kok, it’s all about connecting things

gojek-app-indonesia
GoJek! - via duniaku.net
Udah jadi rahasia umum kalo kreativitas itu padahal ya cuman itu-itu aja. Contohnya kek GoJek sendiri deh. Nadiem Makarim ya cuman pas kepepet macet aja pake ojek. Hasilnya? Dia malah kepikiran bikin aplikasi GoJek yang mempermudah pengguna jasa transportasi ini.

Padahal kita semua sering liat ojek, sering make berbagai aplikasi juga dan lucunya lagi sering kejebak sama kemacetan juga. Tapi kepikiran nggak buat nyambungin hal-hal berbeda tadi? Nggak. Lebih sering menghujat kemacetan dan nyalah-nyalahin stakeholders yang ada. Gak bikin solusi, ya kan? (nyengir-nyengir sendiri :p)

Mereka yang punya kemampuan berpikir kreatif tadi bisa nyambungin hal-hal yang udah ada bahkan masalah-masalah sederhana bisa diselesein gitu aja. Ya karena prespektif mereka, masalah yang ada itu bisa diselesein dan jawaban permasalahan itu udah ada, cuman kitanya aja yang belum bisa 'bikin jembatan' antara masalah dan jawaban dari masalah itu.


4. Jangan pernah bikin ide jadi sempurna, lakuin aja dulu. Better done than perfect

done-is-better-than-perfect
Done is better! via theradiantmama.com
Kalo lo adalah anak startup pasti ngerti banget nilai dari sebuah ide. Iya sih ide bagus tapi kalo gak dieksekusi ya gak bakal jadi keren. Sebagai contoh kita bisa liat Facebook deh.

Facebook sendiri berdiri dari idenya Mark tentang katalog seluruh mahasiswa di kampusnya. Tapi Mark sendiri nggak mau biarin ide yang ia punya ilang gitu aja. Setelah ia menyelesaikan konsep dasar dari website yang ia buat, ia mulai ngoding. Bahasa kerennya dari nulis program.

Mark nggak nunggu ide yang ia punya jadi perfect, tapi dia langsung mengeksekusi ide yang ia dapat. Seiring dengan waktu, Mark baru nambahin berbagai fitur yang dibutuhkan oleh Facebook kayak status relationship, bikin grup dan lain sebagainya.

Done is better than perfect, is not about coming up with ideas. Yang terpenting adalah kita percaya kalo ide yang kita punya itu bakalan keren. Siapa sangka Twitter yang cuman punya 140 karakter bisa booming? Padahal kalo dipikir lagi, apa sih enaknya pake media sosial tapi karakternya dibatasin. Ribet amat dah.

Go with your idea, before it's too late!


5. Kalo mau beda, jangan pernah takut salah

android-lollipop
Android Lollipop - via sinyal.co.id
Sekali lagi, ngapain takut salah? Kalo lo salah, lo bakalan tau kenapa lo salah dan gimana caranya bikin ide lain biar nggak jatuh dikesalahan yang sama.

Percaya apa nggak? Sebelum diakuisisi oleh Google, Android adalah startup yang bikin operating system buat kamera. Andy Rubin sendiri awalnya bikin Android buat ngembangin yang namanya smart camera. Tapi gara-gara Google, mereka pivot buat bikin OS di ekosistem mobile device. Hasilnya? Ya kek sekarang lo liat deh.

Itu aja udah bisa jadi bukti kalo ide apapun yang lo punya jangan pernag takut salah. Percaya deh gak ada yang namanya ide jelek, kalo pun ada pasti cuman eksekusinya aja yang salah. Kalo udah salah ya jangan diem aja. Pivot!


6. Nggak usah ribet mikir ini itu deh, do first think later

nike-just-do-it
Just Do It.- via adweek.com
Jadi inget taglinenya si Nike nih, Just Do It. Ya emang sih, kalo segala sesuatu itu yang penting bisa dijalanin. Soalnya fase paling susah adalah memulai sesuatu. Apalagi kalo lo orangnya sering mager. Bakalan susah deh mau mulai sesuatu.

Padahal kalo udah mulai, lo bisa ketagihan dan nggak berhenti.Nah, pada saat itulah ide-ide kreatif sering bermunculan. Jadi, biar nemuin ide kreatif gimana dong? Do it, think later!


7. Stuck? Cobain deh nikmatnya kolaborasi

kolaborasi-mencari-ide
Let's work together! - via pixabay.com
Terakhir nih, kalo ide lo udah mentok atau gak ada ide sama sekali (keknya gak mungkin kalo gak ada ide, kecuali otak lo kosong #eh). Lo bisa bikin kolaborasi sama orang-orang yang punya skill berbeda dari lo.

Cobain deh keluar dari komunitas lo, kira-kira bisa bikin ide kreatif apa? Kolaborasi atau kerja bersama udah bukan istilah baru kok. Apalagi di era social network kek sekarang ini. Dirumah pun lo bisa duduk santai sambil kolaborasi sama orang lain.

One of the big things of making a collaboration happen is finding the person to partner with in your collaboration. Happy hunting, cheers!

Baca juga: Mau Jadi Kreatif Itu Gampang!

Header image credit: stocksnap.io

"Creativity do change the world. Hanya saja, kita harus bijak memilih kreativitas yang macam mana" - Carolina Ratri

Bulan September ini, Jungjawa bakalan konsisten ngomongin tentang creative thinking. Makanya, ini adalah momentum paling tepat buat kamu yang pengen banget belajar tentang gimana caranya buat kreatif, Ngomongin tentang kreativitas, kamu musti kenalan sama Carolina Ratri, blogger dan freelance designer loh.

Pengen tau banyak apa yang diomongin MakCar mengenai creative thinking? Langsung deh simak aja hasil bincang-bincang Jungjawa dengan MakCar!

Kenalan dulu dong mak, siapa sih MakCar itu. Kan kata pepatah, gak kenal maka gak sayang. Eh?
Kenalin, aku, seperti udah kamu panggil, biasa disapa MakCar. Padahal nama asli cakep banget, Carolina Ratri. Tapi nggak apa-apa. Soalnya aku emang emak-emak beranak dua, perempuan semua. Sekarang lagi lasak-lasaknya.

Ngeblog masih newbie, baru mulai tahun 2007. Tapi serius memutuskan untuk menjadikan blog dan nulis sebagai pilihan hidup di tahun 2011.Selain nulis dan ngeblog, aku juga suka utak atik grafis.

Baca juga: Agiasaziya, Ngeblog Harus Pake Cinta

Masih belajar sih, belum yang desainer banget atau ilustrator banget. Sering aku bilang ke diri sendiri, nggambar untuk mengekspresikan diri. Drawing to express, not to impress. Jadi ya gitu deh. Agak-agak semau gue. Tapi yang satu ini sekarang makin susah bagi waktunya.

Wih keren ya, blogger sekaligus ilustrator! Kalo ngomongin kreativitas kan gak jauh dari anak muda nih. Kenapa sih anak muda kudu ngasih kontribusi buat Indonesia melalui kreativitas yang mereka miliki?
Dulu Bung Karno bilang, beri aku sepuluh pemuda dan akan kuubah dunia. Aku rasa-rasanya setuju sih. Anak muda selain biasanya masih penuh semangat, ide-idenya juga lebih segar. Otaknya masih liar, masih bisa dimasukin segala macam info, dan lalu diolah dan dikeluarkan kembali dalam bentuk lain yang kadang nggak terpikirkan.

So, yeah. Creativity do change the world. Hanya saja, kita harus bijak memilih kreativitas yang macam mana :)

Oh gitu. Sebenernya kreatif itu kan bisa buat siapapun kan mak? Kalo buat blogger nih, gimana sih caranya biar kita punya pemikiran kreatif? Jadi nggak cuma nulis hasil dari copas-copas gitu.
Sebenarnya ini cuma masalah si blogger itu rajin membaca juga apa enggak. Blogger kan penulis. Iya kan? Dan aku nggak bisa percaya, jika seorang penulis bisa-bisanya nggak suka membaca. Pemikiran kreatif bisa didapatkan dari banyak membaca. Otak kalau sering dikasih gizi, ya pasti sehat. Kayak tubuh. Jadi banyak-banyaklah membaca.

Dan juga kayak tubuh, vitamin dan mineral kan didapat dari berbagai macam sumber makanan. Begitupun otak. Bahan bacaannya harus beraneka ragam dong. Jangan pernah karena hanya membaca satu topik, kita lantas merasa udah ngerti. Coba cari sumber lain, kalau perlu dari point of view yang berbeda.

Kalau inputnya bermutu, output juga bermutu. Kalau inputnya kreatif, output pasti lebih kreatif, karena sudah diolah lagi.

Jadi input = output gitu ya mak. Terus lanjut nih, pada dasarnya kan blogger emang orang-orang yang kreatif, terus gimana sih caranya biar aktivitas ngeblog itu punya purpose? Which mean bisa bikin impact di dunia nyata.
Hmmmm. Sering-seringlah berbagi. Apa yang sudah kamu ketahui, adalah menjadi hak orang lain untuk mengetahui juga. Jangan pelit ilmu deh. Ilmu makin dibagikan, nggak akan habis kok. Malah nambah, karena dengan berbagi itu kadang kita jadi tukar pikiran sama orang lain. Kita jadi tahu wawasan yang berbeda. Nah, kan, nambah ilmu lagi. Kalau mau ada impact di dunia nyata ya, coba datang ke acara-acara gathering ini itu. Berbagilah di sana.

Kalau aku sendiri sih, niat awal ngeblog memang berbagi. Jadi sampai sekarang ya, tetep. Berbagi. Berbagi apa? Apa aja.

By the way, menurut Mak Car sendiri dimana sih peran serta pemerintah buat ngembangin potensi kreatif di Indonesia?
Aku nih rada-rada skeptis sama pemerintah sebenarnya. Sudah rada-rada nggak percaya. Pemerintah udah terlalu sering ignore, dan lebih memilih mengenakan kacamata mereka sendiri. Jadi, kita memang musti mengembangkan diri sendiri dengan usaha sendiri untuk saat ini. Tapi ada sih pemerintah daerah yang aku kagumin sekarang, karena cukup sensitif dengan potensi kreatif warganya. Itu si walikota Bandung.

Meski nggak mungkin akan sempurna yah, tapi setidaknya dia sudah mikirin apa mau warganya dan gimana bikin seneng warganya. Taman Film itu misalnya.

Jadi ya gitu. Seharusnya pemerintah memfasilitasi kayak gitu. Coba di Taman Film itu terus diputer film-film indie garapan anak-anak Bandung sendiri, atau apalah. Pasti akan bisa menyemangati anak-anak muda supaya kreativitasnya makin tinggi.

Oh oke, tentang taman film, ide bagus tuh mak! Balik ke Mak Car lagi nih, kan udah bikin buku Sukses Membangun Toko Online nih, ada nggak rencana bikin karya lagi kedepannya? Bisa dong dibisikin disini.
Nah, iya. Buku kedua sudah ke tahap editing kedua. Kemarin barusan aku share di Facebook, minta bantuan temen-temen untuk ikutan voting milih cover yang cocok.

Buku pertama Sukses Membangun Toko Online kan bahas seputar gimana cara membuat toko online dan gimana me-manage-nya. Buku kedua, judul sementaranya Blogging: Have Fun and Get the Money. Seperti yang udah ada di judul, buku ini nanti mengulas seluk beluk blogging, gimana bersenang-senang dengan ngeblog, ngeblog yang baik (termasuk di dalamnya ada tip-tip menulis ala jurnalistik), teknik dasar SEO hingga how to get job reviews dan adsense.

Image credit: facebook.com/mommycarra
Berbeda dengan buku-buku lain yang mengulas teknik blogging atau kalau mau SEO ya SEO banget, kalau adsense ya targetnya adalah kaya raya dengan adsense, buku ini nanti akan lebih membahas have fun dengan ngeblog, dan uang itu bonus. Jadi, nggak terlalu teknis gitu. Tapi lebih ke memperbaiki cara kita ngeblog, supaya blog bisa dimaksimalkan.

Menarik nih, kalo udah rilis kabar-kabar ya mak. Next, ngomongin industri kreatif di Indonesia deh. Menurut Mak Car sendiri, gimana sih kira-kira perkembangan industri kreatif di Indonesia untuk kedepannya?
Kebetulan aku sudah sekitar 14 tahun di dunia industri kreatif, dimulai sebagai desainer handicraft dan sekarang malah freelance. Industri kreatif itu nggak ada matinya. Masing-masing orang bisa menjadi bos untuk diri sendiri di industri ini, dan selalu ada yang baru yang bisa kita ulik di industri ini seiring perkembangan zaman.

Industri kreatif adalah industri yang tepat jika kita pengin berhenti kantoran dan mulai berwirausaha. Menjadi freelancer dulu, abis itu ntar nambah pegawai buat bantuin satu orang, terus beberapa orang. Akhirnya bisa bikin sendiri, itu biasanya ciri khas wirausahawan di bidang industri kreatif.

So, sampai kapan pun, industri kreatif itu paling menjanjikan di antara industri-industri yang lain. Tinggal tergantung sama kreativitas masing-masing saja, mau menampilkan hal baru apa.

Terakhir nih, ada yang ingin disampaikan nggak buat anak-anak muda kita yang sedang berkarya atau masih belum memiliki karya. Agar mereka berani, semangat berkarya dan tetap kreatif, gitu?
Jangan mikirin hasil dulu deh. Pikirkanlah prosesnya. Kamu sedang menikmatinya apa enggak? Soalnya kalau belum-belum udah mikirin hasil, bagus apa jelek, dua-duanya akan membuatmu berhenti.

Baca juga: Rian Nofitri, Membuktikan Eksistensi dengan Berkarya

Kalau hasilnya bagus, maka kamu akan cepat puas. Kalau hasilnya jelek, kamu akan menyerah di tengah jalan. Jadi nikmati prosesmu berkarya sekarang. Kalau kita menikmati prosesnya, biasanya sih, akan nagih. Pengin melakukannya lagi, dan yang pasti, melakukannya dengan lebih baik.


Header image credit: instagram.com/r3dcarra

#LocalHero adalah artikel maupun Q&A Jungjawa mengenai Indonesian Creative Thinker. Are you creative thinker? Prove your existence! To becoming my next Local Hero, please send your email to hello@jungjawa.com with subject 'Local Hero'. Good luck! 



Saya seringkali menemui orang orang dengan pemikiran luar biasa pesimis. Jika berbicara tentang kreatif, yang bisa mereka katakan tidak jauh jauh dari "amati, tiru, modifikasi" seakan akan makna kreatif sesempit daun rambutan.

Kreatif itu sulit, kreatif itu membutuhkan pemikiran panjang. Pokoknya kreatif itu nggak kayak apa yang para motivator bilang, susah banget jalaninnya. Adalah sedikit dari pemikiran pemikiran yang mendominasi masyarakat kita, dan sebagian besar anak muda Indonesia. Padahal negeri ini butuh banyak insan insan dengan ide segar penuh inovasi. Berbicara inovasi, tentu kunci utama adalah dengan berpikir kreatif.

Baca juga: FoPo, Belajar Menangani Masalah Pangan dengan Kreativitas

Berawal dari pemikiran tentang sulitnya berpikir kreatif, ungkapan "amati, tiru, modifikasi" juga dirasa sulit. Kemudian lahirlah para copaser atau plagiarisme yang sukses membuat yang dicopas menjadi sedih dan kecewa. Bahkan ada yang memutuskan berhenti dari kegiatannya karena para copaser yang tak punya hati ini.

Kalau dipikir-pikir, kreatif itu mudah. Kok bisa? ya bisa dong kalau mau sedikit berpikir "dalam". Menurut saya, kreatif hanya tentang empat hal.

1. Kreatif Itu Tentang Berpikir Apa yang Belum Ada

Kreatif Itu Tentang Berpikir Apa yang Belum Ada

Ya, teknologi dan penemuan penemuan sensasional lahir dari sesuatu yang "belum ada" dan "tidak mungkin". Dengan menemukan gagasan sesuatu yang belum pernah ada, dan berusaha berbuat lebih untuk hal itu. Kamu sudah termasuk insan dengan pemikiran kreatif.

2. Kreatif Itu Tentang Berusaha Memudahkan yang Sulit

Kreatif Itu Tentang Berusaha Memudahkan yang Sulit

Ya, sebenarnya berpikir kreatif sesederhana itu. Banyak hal hal sulit di sekitar kita yang butuh sebuah pemikiran baru untuk membuat sesuatu yang sulit tersebut menjadi mudah. 

3. Kreatif Itu Tentang Memberi Makna Bagi Sesama

Kreatif Itu Tentang Memberi Makna Bagi Sesama

Kreatif adalah bagaimana kita berguna bagi lingkungan sekitar. seseorang dikatakan berguna bagi sesamanya ketika ia mampu bermanfaat bagi orang lain. Dengan semangat memberikan manfaat bagi sesama, kamu secara otomatis akan tergerak memikirkan sesuatu yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.

4. Kreatif adalah Tentang Sesuatu yang Sedikit Namun Mampu Memberi Banyak

Kreatif adalah Tentang Sesuatu yang Sedikit Namun Mampu Memberi Banyak

Berpikir kreatif tidak harus dengan suatu gagasan besar dan heroik. Banyak mereka yang sukses dikenal sebagai “insan kreatif” berangkat dari hal kecil yang luput dari perhatian banyak orang. Berpikir kreatif  butuh ketelitian tingkat tinggi, ketenangan luar biasa, dan ketulusan hati mengagumkan.

Baca juga: Yuk, Jadi Pemuda yang Kreatif

Saya juga bukan seseorang yang bisa selalu berpikir kreatif, tapi setidaknya ada pos-pos dalam hidup yang hanya bisa diisi oleh pemikiran kreatif sebagai penanda nilai diri. Kreatif itu mudah, jika mau mencoba.


All image credit: pixabay.com

Tentang penulis
+Faizah Akhsan. Penyuka diving, basket dan penggila novel fiksi.  Read my blog at riffatakhsan.com or just contact me on Twitter at @riffatakhsan

Guest post adalah artikel yang ditulis oleh kontributor jungjawa.com. Bulan September ini jungjawa.com bakalan ngebahas tentang Creative Thingking. Pengen ikutan bikin guest post juga? Prove your existence and send your email to hello@jungjawa.com with subject [Guest Post]_Judul Post_Author. Good luck! 
Jadi Pemuda Yang Kreatif

Well, first of all, what do you think about being creative and creative thinking? Sebelum gue menanyakan kedua konsep tadi ke diri gue sendiri, gue terlebih dahulu nanya beberapa temen kuliah gue. Apa atau gimana, sih, pandangan mereka soal kreatif dan berpikir kreatif. Secara, kan, mereka juga masih muda, dan kata Jung di dalam salah satu postingannya kemarin, yang muda itu yang mikir. Dan kita masih muda, tapi apa kita mikir? Mikirlah pasti, tapi konsep 'mikir' yang kayak gimana dulu yang diacu di sini.

Jawaban dari temen-temen gue macem-macem. Mulai yang dari idealis dan panjang lebar, sampe ada yang bilang, "Creative thinking itu, yaa berpikir kreatif." Okay, nice try, Pal. Tapi nggak gitu juga keleess -__- *sembur pake air kembang*. Kalau gue ambil benang merah dari semua jawaban mereka soal creative thinking adalah berpikir yang nggak biasa, unik, out of the box, berani beda dari yang lain, create the newest thing, yang "gue banget gitu, lho!".

Ada juga yang bilang, "Karena berpikir kreatif melahirkan sesuatu yang beda, kadang sesuatu yang beda itu pada awalnya sulit diterima, karena ada patokan atau konsep dasar yang dimodif, diubah. Unsettled."

Terus ada yang menambahkan begini, "Nggak cuma itu, kalau menurut gue antara kreatif dan berpikir kreatif itu beda, walau keliatannya sama ujung-ujungnya pasti dibilang kreatif. Kreatif itu adalah tindakannya atau prosesnya, ada implementasinya, tapi kalau berpikir kreatif adalah otak dari tindakan kreatif itu sendiri. Sederhananya, sebelum lo jadi orang kreatif, lo kudu punya otak yang kreatif dulu." Ini sejalan, nih, sama pendapat Jung yang bilang, yang namanya kreatif itu nggak tiba-tiba langsung ada jatuh dari langit.

Kalau tadi pendapat dari temen-temen gue, sekarang boleh, ya, giliran gue yang berpendapat. Bagi gue, kreatif itu nggak melulu produce a new product, nggak melulu making atau creating something real, concrete things. Kreatif juga bisa sebuah gerakan atau kegiatan. Tapi bukan sekadar gerakan atau kegiatan biasa. Ada visi dan misinya untuk perubahan.

Baca juga: Memulai dari Nol atau dari Referensi?

Nggak usah muluk-muluk dulu, deh, buat perubahan bangsa dan negara, buat diri sendiri, lingkungan rumah, dan pertemanan aja dulu. Gue juga berpandangan kalau there’s no something very new in the world. Mungkin ada, tapi mungkin cuma 0,1 % dari keseluruhan. Dan kalaupun ada, s/he is so awesome, karena gue belum bisa seperti dia (catatan: gue suka terpesona sama orang yang bisa melakukan sesuatu yang nggak gue bisa).

Karena pandangan gue tadi, gue merasa kalau yang terjadi berikutnya adalah sebuah proses pengulangan. Nah, di sinilah peran otak kreatif kita sebagai manusia dibuktikan. Pengulangan berarti recreate, remake, reproduce, modified, dan fungsi otak kreatif kita itulah yang bisa menggerakan proses yang tadi gue sebutin.

Gimana kita bisa sampai di tahap seperti itu, memberdayakan otak kita biar kreatif? Kalau menurut gue, kita cuma perlu peka sama keadaan sekitar. Sebenarnya kita udah disediakan clue-nya, tinggal bagaimana kita menemukannya dan melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Setiap tindakan kreatif pasti punya peluang buat direalisasikan, dan peluang itu didapat dari clue atau kepekaan kita.

Big-Hero-6-Team
image credit: comicvine.com


Pernah nonton film Big Hero 6, dong, pasti? Dalam sebuah adegan si tokoh utama (siapa, tuh, namanya?) membuat semacam penemuan baru yang dia dapat setelah dia melihat robot rakitannya sendiri dari sudut pandang yang berbeda. Dia dapat idenya setelah dia melihat sesuatu yang udah ada sebelumnya, kan? Boleh, dong, kalau kita sepakati kalau itu adalah salah satu contoh being creative dan creative thinking?

Selain itu, gue juga beranggapan bahwa menjadi kreatif sama aja dengan kita menunjukkan dan mempertahankan eksistensi diri. Kadang tanpa kita sadari, saat kita menjadi kreatif kita memiliki rasa pengin diakui keberadaannya.

Baca juga: Kalo Cuman Ngomong Doang, Kapan Bisa Nyelesein Masalah?

Ada hal yang pengin kita tunjukkan yang kemudian berimbas kepada pengakuan diri dari lingkungan sekitar. Hal ini, selama bernilai baik dan postif, nggak jadi soal, asal jangan sampe jadi besar kepala, angkuh, dan egois ya, Guys. Sekreatif-kreatifnya kita tentu ada batasannya yang mengacu kepada norma-norma, ya.

Mungkin dengan tulisan ini, bukan berarti gue udah bisa atau melakukan segalanya untuk perubahan yang lebih baik. Tapi seenggaknya tulisan gue ini bisa jadi reminder buat kalian yang ngakunya masih muda dan produktif untuk terus mengasah otak dan skills kita dengan hal-hal yang kreatif.

Karena jadi kreatif itu menyenangkan, membuat kita nggak cepet tua. Lah, kok bisa? Yaa orang yang dikerjain sesuatu yang fresh dan menyenangkan, kok, gimana bisa cepet tua? So, bisa jadi obat awet muda juga, dong. Just give it a try kalau begitu.


Image credit: pixabay.com

Tentang penulis
+Titi Iskandar . Demen jalan kaki dan doyan ngopi. Ngeblog sejak tahun 2014 di Ruang Titi. Ada yang mau nemenin gue? Just mention me on Twitter at @titiskandar

Guest post adalah artikel yang ditulis oleh kontributor jungjawa.com. Bulan September ini jungjawa.com bakalan ngebahas tentang Creative Thingking. Pengen ikutan bikin guest post juga? Prove your existence and send your email to hello@jungjawa.com with subject [Guest Post]_Judul Post_Author. Good luck! 


"The young man knows the rules, but the old man knows the exceptions" - Oliver Wendell Holmes, Sr.

Sadar nggak kalo kemampuan berpikir kita itu dipengaruhi oleh keturunan dan dibarengi dengan kondisi lingkungan? Kalo kata Einstein sih, kreativitas itu muncul dengan cara saling menghubungkan berbagai hal yang udah ada. Kemudian kita gabungkan berdasarkan asumsi-asumsi yang kita dapatkan. Terus gimana caranya biar kita terus-terusan eksis dan berpikir kreatif?

Nice question. Bulan September ini gue bakalan ngomongin lebih jauh tentang creative thingking. Nggak cuman ngomongin doang kok, gue juga bakalan ngebahas implikasi pemikiran kreatif dalam berbagai bidang, salah satunya adalah pendidikan. Selain itu, kayaknya belum lengkap kalo nggak ngomongin kreativitas orang Indonesia.

Baca juga: FoPo: Belajar Menangani Masalah Pangan dengan Kreativitas

Ngomongin tentang kreativitas pasti kita juga harus punya role model buat jadi acuan. Seenggaknya kita bisa belajar dari acuan kita tadi kok. Entah itu temen kita, pengusaha sukses atau bahkan dari seorang ilmuwan. Bisa dari mana aja deh. Nggak tau kan inspirasi itu datangnya dari mana?

Tapi nggak usah jauh-jauh deh cari role model, bisa kita lihat dari pendiri bangsa sendiri kok. Bung Karno dan Bung Hatta tentu tidak hanya berjuang melalui bidang ekonomi dan politik saja untuk meraih kemerdekaan. Mereka juga ikutan ambil bagian di bidang literasi, pendidikan dan kreativitas lainnya. Kita bisa belajar dari semangat mereka loh. Nah kalo semangat kek gini terus diturunin dan bikin kita lebih menggelora, gue yakin untuk saat ini pemuda dapat ambil bagian yang lebih banyak.

Coba tarik garis waktu dan ngelihat sejarah dulu. Ceileh jasmerah, jangan pernah melupakan sejarah. Masih inget Sumpah Pemuda kan? Kalo kita udah bisa mencerna isi dari sumpah tersebut, gak perlu ditanya lagi deh gimana peran pemuda buat kemajuan bangsa. Emang yang muda yang harusnya mikir, kalo bisa sekalian eksekusi. Udah nggak jaman pemuda cuman bisa omong doang.

Baca juga: Kalo Cuman Ngomong Doang, Kapan Bisa Nyelesein Masalah?

Selain itu, jejeran eksekutif perusahaan juga bisa direngkuh oleh anak muda. Ya karena mereka punya skill dan udah pasti masih memegang teguh idealisme mereka. Udah usia muda, punya usaha terus bermanfaat buat masyarakat, kurang apa coba? Itu semua karena mereka terbiasa mikir kreatif.

Seru banget kan? Ngomongin tentang kreativitas ya emang nggak akan ada habisnya. Sehingga gue ngerasa perlu pembahasan lebih jauh tentang kreativitas. Kalo lo emang interest dengan topik creative thinking, lo bisa ikutan mikir kok.

Well, bagi lo yang emang niat untuk menjadi 'tamu', dengan senang hati gue menyambut kalian yang mau berkunjung dan menjadi Guest Blogger di blog ini. Kita bakalan sama-sama ngebahas tentang kreativitas lebih jauh. Oh yap! Pemuda emang harus punya wadah untuk menyalurkan ide-ide kreatif mereka. Jangan lupa juga buat berkolaborasi, bukankah negara kita terkenal dengan rakyatnya yang semangat buat gotong royong?

Baca juga: Ngapain Takut Bikin Perubahan?

Kalau aja nih, lebih banyak anak muda mau mengubah cara kerjanya dan berpikir, pasti negara ini nggak serumit sekarang. We're talking big business here. Indonesia, dari Sabang sampai Merauke pasti menyimpan banyak talenta-talenta yang cemerlang. Apalagi buat para talenta muda, yang kebanyakan punya waktu dan mau mikir lebih keras. 

Zaman udah berubah. Gak harus yang tua yang turun tangan. Udah saatnya yang muda yang mikir. Kalo yang muda yang bisa mikir dan bikin lebih baik, kenapa nggak?



Creativity is just an action to create something. Kalo kata Steve Jobs sih, connecting the dots yang bisa diartikan juga gimana caranya kamu memecahkan masalah dengan connecting the things.

Masih inget kan, kasus di Cikajang Garut, dimana harga tomat jadi rendah banget sehingga banyak tomat yang dibuang dengan sia-sia disepanjang jalan? Coba kalo fenomena ini disikapi dengan teknologi mengenai food tech, kemungkinan besar hal tersebut bisa diminimalisir kok.

Seperti yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa Universitas Lund di Swedia bernama Kent Ngo. Kent yang mengambil jurusan mechanical engineering, mampu berpikir secara kreatif dan berusaha untuk menyelesaikan masalah pangan ini. Kemudian lahirlah brand FoPo alias Food Powder dari kreasinya dengan beberapa orang partner. FoPo sendiri dibuat untuk menjawab permasalahan makanan basi dan menyadarkan banyak orang kalo hal sepele tersebut bisa diubah jadi lebih bermanfaat.

Asalkan kamu tau, jika 1.76 juta ton makanan basi atau kalau diuangkan bisa mencapai sekitar 750 juta dolar. Selain itu masih banyak saudara kita di belahan dunia lain yang ga bisa makan. Kebayangkan perbedaannya? Disatu sisi ada yang kelebihan dan disisi lain ada yang kekurangan dan membutuhkan banyak bantuan.

Nah, itu dia permasalahannya. Disinilah peran krusial dari sebuah sistem distribusi. Secara umum kita tau kalo, makanan itu cepet banget expired alias kadaluwarsa. Sehingga ini bakalan jadi masalah di sistem distribusi makanan dan FoPo hadir untuk menjadi ice breaker buat ngatasin masalah ini. Gimana caranya?

Buat kamu yang udah pernah belajar masalah mikrobiologi pangan atau teknik pangan pasti tau banyak nih kalo di dalam makanan, buah-buahan atau sejenis bahan makanan lainnya, ada yang namanya aktivitas air. Aktivitas air ini digunakan untuk mengukur ketersediaan air untuk fungsi-fungsi biologis dan berhubungan dengan air yang berada dalam bentuk bebas dalam bahan pangan yang dikenal dengan air bebas.
Nah, air bebas ini dalam pangan dapat digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme, semakin tinggi nilai aktifitas air dalam bahan pangan, maka semakin tinggi air bebasnya sehingga kemungkinan untuk cepat membusuk semakin tinggi. Sebagai perbandingan nih, untuk makanan yang berbentuk kering seperti sereal, susu bubuk, crackers, hanya memiliki nilai aktifitas air antara 0,10 sampai dengan 0,20. Sedangkan pada buah-buahan dapat mencapai 0,98 sampai dengan 0,99.

FoPo sendiri tidak menciptakan produk baru ataupun teknologi baru, tetapi mereka menciptakan nilai baru dari sistem pangan konvensional yang tidak efisien. Inovasi dari bisnis ini tidak lain hanyalah menggunakan buah-buahan dan sayuran yang hampir kadaluwarsa untuk kemudian dibuat dan dikeringkan sampai menjadi bubuk sehingga makanan bisa awet lama. Bahkan hingga 2 tahun!

Produk dari FoPo ini juga telah dinilai mampu mempertahankan nilai gizinya sebesar 30% sampai dengan 80%. FoPo sendiri hadir dengan tiga varian rasa seperti pisang, raspberry dan mangga. Selain itu FoPo berencana untuk menambah varian rasa baru seperti nanas.

FoPo sendiri dapat digunakan sebagai bahan campuran dalam yogurt, smoothies atau ditaburkan untuk menjadi topping diatas es krim. Makanan kering ini juga cocok untuk dikonsumsi ketika camping, travel adventures atau bahkan digunakan saat kondisi darurat untuk membantu korban bencana.

Baca juga: September Kreatif

See, dengan melihat dari sudut pandang lain, selain dapet untung, kita juga bisa support ending world hunger juga kan. Kalo kita semua udah terbiasa berpikir kreatif, semua masalah pasti bisa dicari solusinya :)



Image credit: Fopo Food Powder

About author
Justina Landhiani. Marvel enthusiast and coffee addict. Currently working at Katanium. You can contact me through justinalandhiani@gmail.com or just visit my blog.

Guest post adalah artikel yang ditulis oleh kontributor jungjawa.com. Bulan September ini jungjawa.com bakalan ngebahas tentang Creative Thingking. Pengen ikutan bikin guest post juga? Prove your existence and send your email to hello@jungjawa.com with subject [Guest Post]_Judul Post_Author. Good luck! 

Good Ideas. Great Stories.

Feel free if you want to send an email to me and ask anything, or just to say hello!

hello@jungjawa.com

Copyright © jungjawa 2022