Jung - All Post
Photo by rawpixel from Pexels


Akhir-akhir ini beragam penyakit baru mulai berdatangan seiring dengan cuaca yang tidak menentu. Menghadapi cuaca yang yang tidak menentu seperti ini, yang terkadang hujan, kadang panas, tubuh harus selalu fit dan terjaga staminanya. Mengkonsumsi makanan sehat, buah-buahan dan minum air secukupnya secara rutin merupakan salah satu cara teraman yang bisa dilakukan untuk menghadapi cuaca yang tengah galau.

Sakit memang tidak mengenal usia, bayi, anak-anak, tua, muda hingga dewasa bisa jatuh sakit. Apalagi di tengah pergantian musim, khususnya anak-anak dan bayi rentan terkena demam, hingga batuk pilek.

Si kecil yang terkena demam tentu membuat orang tua khawatir. Demam merupakan kondisi dimana suhu tubuh melebihi batas suhu normal manusia pada umumnya. Anak atau bayi dinyatakan demam jika suhu tubuhnya melebihi 37 derajat celsius. Untuk mengukur suhu, gunakanlah termometer digital. Saat ini, penggunaan termometer air raksa sudah tidak dianjurkan lagi mengingat air raksa merupakan salah satu logam berat berbahaya. Jika kaca termometer pecah dikhawatirkan akan berbahaya bagi si kecil.

Jika si kecil mengalami demam, sebaiknya ibu harus tenang dan tidak panik. Ukur suhu tubuh si kecil dengan menggunakan termometer. Demam sendiri merupakan mekanisme perlawanan dari tubuh yang mengalami infeksi, jadi demam itu bukanlah penyakit sebenarnya namun demam merupakan sinyal dari suatu penyakit. Hindarkan si kecil dari dehidrasi dengan memberikannya air minum, kondisi tubuh yang panas cenderung akan menguapkan kandungan air dari dalam tubuh lebih banynak dibandingkan pada saat normal. Untuk menurunkan suhu, orangtua dapat menggunakan

Hansaplast plester kompres. Plester kompres ini mampu memberikan kesejukan hingga 8 jam karena dilengkapi dengan teknologi advanced hydrogel. Kelebihan lainnya si kecil tidak harus basah terkena air yang akan membuatnya kedinginan, dan tentunya lebih praktis.

Selain demam, si kecil pun sangat rentan terhadap luka. Kulitnya yang masih sensitif dan halus mudah terluka jika terkena bahan yang kasar. Maka dari itu orang tua wajib mengetahui cara penanganan luka, sehingga jika hal tersebut terjadi pada si kecil orang tua bisa sigap dan tenang menghadapinya. Selengkapnya tentang penanganan luka: https://www.id.hansaplast.co.id/majalah/kesehatan-dan-perlindungan/pengetahuan-membalut-luka


Sosial media bagaikan dua sisi mata uang. Memberikan kemudahan atau bahkan sebaliknya, memberikan sisi lain yang justru sangat menyebalkan, viralitas artikel hoax.

Saya sering geli sendiri ketika membaca sebuah post yang bahkan dari judul saja sudah sangat tendensius dan bersemangat sekali untuk memojokkan pihak lain. Konyolnya, masih banyak sekali yang percaya akan berita hoax tersebut. Termasuk teman saya sendiri. Duh dek!

Penalaran logika yang sering tidak masuk akal hingga saya geleng-geleng kepala. Bahkan saya sampai menelusuri berbagai komentar yang nyempil di bagian bawahnya untuk mempelajari wabah ini. Ya dari Twitter, Facebook maupun Instagram.

Baca juga: Telegram, Terorisme dan Pro Kontra Pemblokiran, Salah Siapa?

Di kolom komentar tersebut banyak sekali kata-kata kutukan hingga berbagai panorama kebun binatang, bisa kita jumpai dengan mudah. Seru sekali. Kadang, saya kemingkelen ketika harus berjumpa dengan logical fallacy yang terjadi.

Ketika sebuah berita muncul dengan nada kontroversi, baik secara tersirat maupun tersurat, maka tinggal menunggu hitungan jam untuk menjadikannya viral. Sayangnya, kontroversi yang ada tidak disikapi secara skeptis oleh audiens (inilah cikal bakal viralitas). Parahnya, masih banyak yang justru membagikan status maupun twit tersebut tanpa berpikir terlebih dahulu.

Istilah hoax dimulai sejak abad ke-18 yang justru sering dipakai di era digital sekarang ini. Sekali lagi...

Lucu? Memang.

Viskositas internat yang cenderung rendah mampu membuat berita, artikel, opini maupun status-mantan-pacar-kamu bisa menyebar dengan sangat mudah. But, kecepatan menyebarnya artikel tersebut tidak dibarengi dengan kecepatan berpikir dan kemauan untuk melakukan verifikasi kebenarannya.

"Ya ngapain diverifikasi, tunggu sampai ada yang menyanggah aja lah ya, ngapain gue repot-repot"

Hahaha... sebuah pemikiran konyol memang. Sehingga, bimsalabim semua berita hoax akan laris manis layaknya kacang goreng. Pembuat berita pun merasa senang. Apalagi berita hoax yang berada menggunakan kepercayaan sebagai genre utama untuk ditabuh.

Lucu? Memang.

Manusia dibuat seolah-olah tidak memiliki otak. Sebentar, terlalu kasar jika menyebut mereka adalah manusia tak berotak. Lebih baik jika kita sebut dengan manusia yang mengalami degenerasi otak. Lebih halus, bukan?

How to deal with it?

Bahaya dari hoax adalah menurunnya fungsi otak. Ya karena organ tubuh yang jarang dipakai akan mengalami penurunan fungsi dan pada akhirnya tidak bisa dipakai lagi. Mengerikan? Enggak ah, biasa saja kok.

Otak kita akan semakin mengkerut apabila jarang digunakan. Tapi, jika kita menggunakannya untuk hal-hal yang lebih baik seperti melakukan verifikasi berita dan tidak hanya bersumber dari satu channel saja, niscaya otak kita semakin terasah.

Baca juga: Ketika Media Sosial Melahirkan Penulis Handal
Pun dengan memiliki tendensi negatif akan sebuah portal berita bukan merupakan solusi. Contohnya? Beberapa orang menganggap bahwa KompusTV, BIBICI, SI EN EN dan MitrovTV adalah antek aseng yang tak pantas dipercaya.

Well, tidak sepenuhnya salah dan juga tidak sepenuhnya benar. Menjadi judgemental dan menilai hanya dari luarnya saja. Lebih baik bersikap objektif untuk menghadapi portal-portal yang notabene hanya bermodalkan blogspot dan pengalihan domain menjadi .com seperti jungjawa.com ini. Hayoloh...!

Hanya dengan dana sebesar 200 ribu saja portal hoax bisa dengan mudah dibuat. Sedikit template untuk mempercantik tampilan dan pemilihan nama domain yang 'terlihat' dapat dipercaya, maka hoax akan dengan mudah disebarkan. Audiens tidak mungkin memeriksa whois, registrar dan hal lainnya. Mereka tidak mungkin sepintar itu.

Baca juga: Yaudah Baca Buku Aja Dulu

Kenapa? Karena (sekali lagi) mereka adalah orang-orang yang mengalami (tadi kita sudah sebut dengan) degenerasi otak.

What should we do?

Berusaha menjadi pintar adalah pilihan bijak. Well, bukan hanya berusaha hingga sok-sokan menjadi keminter yang keblinger. Bukan, bukan itu maksud saya.

Menjadi pintar adalah pilihan ketika bodoh adalah keharusan karena kondisi diri yang masih belum sadar. Belajar untuk tidak terlihat keminter itu sulit loh guys.

Bijaklah menggunakan jempol digital milikmu!
Cara paling cepat untuk mengatasi berita hoax adalah berhenti melakukan klik terhadap portal-portal berita tendenius disertai judul yang kontroversi-yang-ternyata-situsnya-banyak-iklannya.

Akhir kata, izinkan saya untuk mengutip TED Talk dari Sally Khon yang berjudul Don't like clickbait? Don't click:

"Don't engage with news that looks like it just wants to make you mad. Instead, give your precious clicks to the news sites you truly trust." — Sally Kohn





"Those who not work, shall not eat"
Saya memiliki frekuensi yang cukup tinggi untuk membeli makanan di luar atau sebut saja dengan jajan. Ya, enak sekali.

Bahkan, saya memiliki beberapa warung langganan yang kebetulan entah bagaimana caranya, saya juga suka dengan cita rasa masakan dan tentu saja yang paling penting, harganya.

Mudah saja bagi saya untuk akrab dengan beberapa penjual makanan. Mulai dari teteh-teteh Burjo dan kantin sego pecel di sekitar UNS hingga mas-mas warteg di sekitaran Cawang. Bahkan hingga penjual nasi goreng asal Tegal dengan rasa yang maknyus di Senipah, Balikpapan.

Atau kadang kala, mengisi kekosongan waktu dengan nongkrong di Pesta Buntel bersama penguasa Karesidenan Surakarta, Den Bagus Ilham di Pesta Buntel.

Seringnya intensitas saya jajan tentu menambah frekuensi ngobrol saya dengan penjualnya. Ya, sekadar basa-basi hingga belajar banyak sekali ilmu untuk hidup.

Apa yang bisa saya pelajari dari mereka adalah bekerja (melakukan sebuah pekerjaan yang menghasilkan) apa saja untuk hidup dan hidup untuk memaknai pekerjaan itu sendiri.

Baca juga: Tentang Passion dan Impian yang Lo Kejar

Ya, jual nasi goreng, jualan warteg, jualan sepatu di PGC Cililitan, berdagang sembako dan lain sebagainya. Well, ya kerja apapun asal halal, tidak mengganggu orang lain dan bisa mendapatkan keuntungan.

Lah, ya iya dong, masak kerja nggak untung.

Pasar Bisa Diciptakan Begitu Pun Lapangan Pekerjaan

Menarik sekali memang mendengar cerita para penjual yang saya jumpai. Tapi ada satu hal yang mereka tanamkan cukup dalam.

Bekerja jauh dari rumah untuk meninggalkan zona nyaman dan mendapatkan pendapatan untuk kehidupan yang lebih baik. Dari Tegal terbang jauh ke Balikpapan untuk berjualan nasi goreng. Pergi jauh dari Klaten ke Jakarta untuk berdagang pakaian dan lain sebagainya.

Mereka yang pergi merantau menciptakan pasar. Menjual nasi goreng pun begitu, tidak serta merta memiliki kios untuk berjualan. Dimulai dari emperan toko dan kemudian bisa menyewa tempat.

Pasar bisa menerima. Pasar bisa diciptakan sesuai dengan produk yang kita jual. Terutama untuk kebutuhan pokok, ya jual apa saja. Kerja apa saja. Yang penting bisa makan. Nggak perlu gengsi kerja apa. Toh gengsi nggak bisa memberi kita sesuap nasi untuk esok hari.

Oke mz, kwietiaw goreng versi lompat tali satu ya, pedes!


Tempo hari, Twitter ramai memperbincangkan sebuah twit yang konon dicuitkan oleh seorang selebtwit yang agar lebih mudah bisa kita sebut saja sebagai Paijo.

Paijo berpendapat bahwa orang bekerja sejak pagi dan selama satu hari penuh hingga lembur berjam-jam dan pulang hingga larut malam. Sedangkan upah yang ia dapatkan hanya sekadar lewat saja itu merupakan tindakan untuk mengerjai diri sendiri.

Saya pikir, Paijo masih belum mengerti bahwa pekerjaan bukan hanya perkara gaji. Pekerjaan, pendapatan hingga hiruk pikuk dapur agar mengepul tidak segampang menyebutkan bahwa kita bekerja apa dikerjain.

Kerja Apa Dikerjain? 

Bekerja bukan hanya perihal uang. Kadang saya lebih memilih untuk menjadi bodoh. Sehingga kebodohan, bisa saya pelihara untuk masa depan yang lebih baik.

Masalah pekerjaan tidak semudah terima gaji diawal bulan dan sesulit menumpuk piutang diakhir bulan. Life is unfair.

Terkadang, ada orang yang leha-leha untuk pekerjaannya dan dibayar mahal untuk itu. See? Terlihat gampang sehingga kadang kala sifat asli keluar. Mudah saja untuk menjustifikasi bahwa mereka yang bekerja terlalu keras untuk pekerjaan, sedang dikerjai oleh pekerjaannya sendiri.

Baca juga: Kalau Semua Orang Jadi Entrepreneur, Siapa yang Jadi Pegawai? Atau Sebaliknya?

Kalau dipikir lagi, "kamu siapa?". Memberikan label pada orang lain padahal tidak ada kaitannya dengan orang yang bekerja keras untuk membuat dapur mengepul.
Meminjam kata-kata bahwa keadilan adalah istilah utopis yang tidak mungkin dapat dicapai tatkala kita tidak mampu bersikap adil untuk diri sendiri. Hidup macam apa yang adil?

Apa yang lebih menyebalkan daripada beban pekerjaan? Tidak ada pekerjaan untuk dikerjaan. Apa sih enaknya pengangguran?

Dari hal itu saya sedikit memberikan kesimpulan. Hidup kita tentang pekerjaan, ya berujung untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup. Makan. Kalau kita masih mengeluh untuk memenuhi kebutuhan makan (atau bahkan "mengeluhkan" hidup orang lain-yang-nggak-ada-hubungannya) ya boleh dibilang konyol.

Kerja apa saja ya asal bisa makan. Kalau dirasa berat, ada baiknya perlu sedikit introspeksi bahwa mungkin saja hidup itu nggak sulit, kita yang terlalu lemah.

***

Versi asli artikel ini pertama kali dipublikasikan melalui akun saya di Medium dengan judul Kerja Apa Saja Asal Bisa Makan

Artikel ini disponsori oleh Reservasi.com, penyedia layanan pemesanan tiket pesawat dan hotel di Indonesia


Sudah lama sekali saya tidak naik gunung. Terakhir kali mendaki Gunung Slamet pada bulan September tahun 2015. Almost 2 years without watching sunset and sunrise on the top!

Bagi saya, mendaki gunung adalah salah satu cara untuk menghabiskan waktu liburan yang menyenangkan, seru, menantang, sekaligus melelahkan.

Perjalanan mendaki tak hanya berujung pada membelah belantara saja. Lebih dari itu.

Banyak sekali orang yang akhirnya ketagihan untuk mendaki gunung-gunung lainnya setelah melakukan pendakian pertama mereka. Sebab, gunung tidak hanya menawarkan panorama keindahan alam saja. Namun, berbagai tempat yang tak biasa kita temui ketika berada di bawah.

Gunung pun tidak hanya berkutat dipersoalan seberapa tinggi yang pernah kita daki atau seberapa banyak yang pernah kita taklukan. Singkat cerita, pendakian menawarkan panorama, drama dan motivasi dalam satu rangkaian perjalanan.

Entah benar atau tidak, masih banyak orang yang enggan untuk mendaki gunung. Apalagi mereka yang memiliki fisik yang cukup kuat, entah karena takut atau tidak memiliki waktu yang cukup banyak untuk melakukan pendakian.

Kalau kamu termasuk orang yang takut untuk mendaki gunung, saya memiliki beberapa kisah bocah kecil yang pernah mendaki. Ya, mungkin saja bisa memotivasimu untuk segera mengangkat tas carrier, jaket tebal, sleeping bag dan memulai langkah untuk pendakian pertama!

Max

Anak dari dari seorang dokter hewan asal Bali bernama Drh. Nyoman Sakyarsih ini sudah merasakan betapa indahnya pemandangan di samudra awan sejak usianya masih hitungan bulan. Sampai usianya sekitar 4,5 tahun, Max sudah mendaki lebih dari 25 gunung yang ada di Indonesia. Awesome!

Padahal, saya baru melakukan pendakian ketika umur sudah dua digit. Sedangkan Max, terpaut hampir 20 tahun dengan saya. Sungguh motivasi dan keinginan keras dari Max boleh dibilang tidak main-main.

Bahkan, Max sudah pernah sampai ke puncak tertinggi di Indonesia yang ada di Rinjani (3726 mdpl) saat usianya masih satu setengah tahun. Katanya, bocah ini juga pernah mendaki salah satu gunung di Nepal.

Max digendong bersama ibunya via wowcek.blogspot.com
Eits, tunggu dulu, jangan kamu pikir kalau Max mendaki gunung sendirian. Hal itu jelas tidak mungkin karena Max masih belum bisa berjalan saat melakukan pendakian pertamanya.

Bocah satu ini mendaki gunung dengan cara digendong oleh ibunya, Sakyarsih. Meskipun begitu, tetap saja anak kecil ini sudah mengalahkan orang dewasa yang belum pernah mendaki gunung.

Kegiatan yang tergolong sangat nekat ini dilakukan Sakyarsih agar dia bisa mengenalkan sang anak kepada alam sejak dini. Namun, wanita yang akrab disapa Nyomie ini tidak pernah memaksa anaknya untuk sampai ke puncak gunung.

Jika situasinya tidak memungkinkan, Nyomie lebih memilih berhenti mendaki sebelum mencapai puncak. Ia juga selalu membawa perlengkapan bayi lengkap bersama beberapa porter yang membantunya.

Menurut pengakuan Nyomie, Max terlihat selalu menikmati setiap langkah yang mereka lalui selama mendaki gunung.

Khansa Syahlaa

Di usianya yang baru 10 tahun, putri dari Aulia Ibnu Sina ini sudah mendaki puncak-puncak tertinggi yang ada di Indonesia seperti gunung Kerinci, Rinjani, Semeru, Latimojong, sampai Binaiya.

Bahkan Sangking gemarnya mendaki gunung, gadis cilik yang satu ini lebih memilih mendaki Gunung Rinjani dan Binaiya sebagai hadiah lebaran daripada dibelikan baju baru oleh orang tuanya.

Kegemaran bocah ini dalam mendaki gunung sepertinya tumbuh ketika diajak mengikuti kegiatan camping oleh keluarganya saat usia 4 tahun.

Pendaki cilik Khansa Syahlaa dengan semangatnya mampu mendaki Rinjani via netz.id
Lalu di usia 7 tahun, keinginan Khansaa untuk mendaki gunung pun semakin mencapai puncaknya setelah melihat keindahan Semeru lewat film berjudul ‘5 CM’.

Orangtua Khansa sendiri tidak pernah menghalang-halangi keinginannya untuk mendaki gunung asalkan tidak mengganggu kegiatan sekolah dan gunung yang akan didaki sedang dalam kondisi baik untuk didaki.

Orangtua Khansa bahkan selalu mendukung dan memberikan motivasi jika diperjalanan Khansa terlihat kelelahan. Mereka juga bahkan ikut Khansa sampai ke puncak gunung.

Namun Khansa tidak mendaki gunung dengan sembarangan. Ia selalu mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan pendakian, misalnya dengan rutin olahraga agar tidak mudah lelah saat mendaki.

Sehingga, menurut orangtuanya, Khansa tidak pernah rewel, nangis, atau merengek minta pulang. Ia justru sangat menikmati setiap proses pendakian yang dilalui.

Arya Cahya Mulyana Sugianto

Seolah tidak mau kalah dari Khansa, bocah asal Pamekasan, Madura ini juga sudah mendaki 10 gunung saat usianya baru menginjak 5 tahun. Mendaki gunung seolah sudah ada dalam hati putra dari pria bernama Agus Sugianto ini.

Bahkan, ia pernah sembuh dari sakit panas hanya dengan dibelikan sebuah VCD berisi video pendakian gunung.

Arya aja sudah pernah ke Welirang, kamu kapan? via pulangkerja.com
Mendaki gunung pun seolah sudah menjadi fitrah dari keluarga ini karena ah Arya merupakan seorang pecinta alam. Sama seperti Max, Arya juga sudah mulai diajak mendaki gunung sejak usianya baru menginjak usia beberapa bulan dengan cara digendong.

Baru pada usia 5 tahun, Arya sudah mulai melakukan pendakian gunung yang sesungguhnya.

Gunung yang sudah Arya daki bersama ayahnya antara lain gunung Ciremai, Selamet, Sindoro, Wonotirto, Lawu, Rinjani, Agung, Welirang, Arjuno, dan Semeru.

***

Bagaimana? Hebat, bukan? Jadi jangan kalah sama mereka. Ayo buat rencana pendakianmu sekarang juga. Untuk pendakian pertama, kamu bisa coba pergi ke puncak gunung yang tingginya sekitar 2000 mdpl dengan jalur pendakian yang cukup mudah. Seperti Gunung Ungaran atau pun Gunung Prau.

Kalau ingin mendaki gunung yang letaknya jauh di luar pulau, kamu perlu membeli ticket pesawat online lebih awal sebelum harganya naik.
Contohnya kalau kamu berencana terbang dari Jakarta menuju Lombok untuk mendaki Rinjani. Maka, ada baiknya rencana perjalanan dan akomodasi sudah kamu susun sejak jauh hari.

Kamu juga bisa kunjungi situs tiket online Reservasi.com untuk mendapat promo tiket dengan penawaran harga terbaik. Siapa tahu, kamu bisa mendapatkan diskon yang ujung-ujungnya menghemat pengeluaran untuk pendakian. Siapa tau kan?

Angkat ransel mu sekarang juga kawan!


Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa bahasa inggris merupakan salah satu bahasa terpenting di dunia yang wajib kita pelajari.Bahasa inggris merupakan bahasa universal yang selalu dipakai ketika acara-acara penting atau acara-acara kenegaraan yang mengundang pejabat-pejabat negara dari luar negeri.

Bahasa inggris dapat juga dikatakan sebagai bahasa pemersatu bagi seluruh masyarakat dunia yang akan melakukan interaksi. Hampir semua negara di penjuru dunia pasti mempelajari bahasa inggri.Hal ini bukan tanpa alasan, karena bahasa inggris dapat mempermudah kita melakukan sosialisasi dan interaksi dengan orang-orang asing yang berasal dari luar negeri.

Manfaat lain yang akan diperoleh adalah kita akan menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan dapat diandalkan apabila terdapat berbagai urusan dengan orang-orang asing.

Karena pentingnya bahasa inggris tersebut, maka tidak salah apabila banyak bermunculan lembaga kursus bahasa inggris.Salah satunya yang berada di Kota Surabaya.Banyak masyarakat Surabaya yang bingung memilih tempat les bahasa inggris Surabaya yang cocok dan tepat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa inggris mereka.

Berikut beberapa tips memilih tempat les bahasa inggris yang tepat bagi Anda masyarakat Surabaya, yang pertama adalah dengan cara berkunjung ke tempat kursus tersebut. Dengan berkunjung secara langsung, maka kita akan mengetahui gambaran secara pasti metode apa yang diajarkan pada tempat tersebut.

Yang kedua adalah dengan mengikuti free trial yang biasa diadakan lembaga kursus. Hal ini merupakan cara yang paling ampuh untuk mengetahui seberapa nyaman dan cocok Anda dengan metode yang diajarkan. Dan yang terakhir adalah bertanya kepada teman Anda yang telah mengikuti kursus pada lembaga tersebut.

Dengan cara-cara diatas, maka besar kemungkinan kita untuk mendapatkan les inggris terbaik dan cocok dengan kita, khususnya kita yang tinggal di daerah Surabaya dan sekitarnya yang merupakan kota metropolitan.

Karena setiap lembaga kursus memiliki cara dan metodenya masing-masing, dan belum tentu setiap orang akan cocok dengan suatu metode yang diajarkan. Dengan rasa nyaman dan cocok terhadap metode yang diajarkan, maka akan mudah bagi kita untuk menerima pelajaran yang diberikan
Artikel ini disponsori oleh Sewatama, perusahaan penyedia jasa penyewaan genset diesel untuk keperluan PLN dan swasta

Well, seperti yang saya bilang sebelumnya. Blog ini akan banyak membahas tentang engineering. Walaupun saya sudah membuat blog tentang engineering, nggak ada salahnya jika saya juga membahasnya di sini.

Toh juga biar banyak yang baca. Enggak ribet kok. Mudah saja.

Buat kalian yang mayoritas anak teknik pasti tau betul lah ya bagaimana energi listrik dihasilkan. Ya, dari sumber bahan bakar sampai mengalir ke gadget kalian dan salah satunya adalah gadget yang kalian pakai untuk membaca artikel ini.

Perlu kalian ketahui, untuk menghasilkan energi listrik, tentu saja jika di Indonesia dikelola oleh PLN, maka kalian wajib untuk mengenal power plant. Dalam Bahasa Indonesia, bisa kita sebut dengan pembangkit listrik.

Nah, pembangkit listrik atau power plant ini adalah fasilitas industri yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Ketika menghasilkan energi listrik tersebut, sebuah power plant memerlukan bantuan dari generator.

Skema generator pada sebuah power plant


Fungsi dari generator adalah mengubah energi yang berbeda menjadi listrik. Gampangnya, listrik adalah sumber energi sekunder yang berarti bahwa energi listrik dapat diperoleh dengan mengubah sumber energi lainnya. Contohnya batu bara, gas alam, nuklir, aliran air atau panas matahari.

Nah, power plant tadi adalah tempat di mana sumber energi tersebut diubah atau dikonversikan menjadi energi listrik. Umumnya, pembangkit listrik berada di luar area perkotaan. Karena membutuhkan lahan yang cukup luas dan mempertimbangkan faktor keselamatan juga.

PLTG Senipah 2 x 41MW
Berbicara tentang sumber energi, sebuah power plant bisa menggunakan sumber energi terbarukan maupun tidak terbarukan. Secara umum, power plant Indonesia dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu konvensional dan non konvensional:

Pembangkit listrik konvensional:
  • Pembangkit listrik bahan bakar fosil: Menghasilkan tenaga listrik dengan membakar bahan bakar fosil seperti batu bara, gas alam atau diesel.
  • Pembangkit listrik tenaga nuklir: Reaksi nuklir terkendali dipelihara untuk menghasilkan listrik
  • Pembangkit listrik tenaga air: Listrik diproduksi dengan membangun bendungan yang sesuai.

Pembangkit listrik non konvensional: 
  • Pembangkit tenaga angin: Energi kinetik angin digunakan untuk menciptakan tenaga.
  • Pembangkit listrik tenaga surya: Menghasilkan tenaga dengan mengumpulkan radiasi matahari.
  • Pembangkit listrik tenaga panas bumi: Menggunakan panas alami yang ditemukan di tingkat bumi yang dalam untuk menghasilkan listrik.
  • Pembangkit listrik biomassa: Bahan organik alami dibakar untuk menghasilkan listrik.

Pros and Cons

Setiap teknologi pembangkit listrik tentu saja punya kelebihan dan kekurangan. Misalnya saja ya, pembangkit listrik tenaga nuklir memiliki kelebihan untuk menyediakan sejumlah besar daya yang dapat diandalkan dengan tingkat emisi gas rumah kaca yang rendah. Seperti artikel saya yang sudah pernah saya tulis membahas tentang clean energy.

Selain yang sudah disebutkan di atas, ada lagi potensi power plant Indonesia yang tak kalah penting, seperti pembangkit listrik tenaga diesel yang mana diaplikasikan pada penggunaan generator set termasuk service genset pada pembangkit seperti yang disediakan oleh Sewatama untuk keperluan suplay pasokan listrik untuk beragam kebutuhan.

Sepertinya enggak cukup satu artikel saja untuk membahas jenis power plant yang ada di Indonesia. Mungkin, lain kali saya akan membahasnya satu per satu. Stay tune aja. Oh iya, kalau ada pertanyaan, silakan tulis di kolom komentar yak. Thanks for reading and have a nice day!



Seperti yang sudah diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki 2 jenis musim yang berlaku selama 6 bulan sekali untuk setiap periodenya yakni musim dingin dan panas. Oleh sebab itu, sebagian besar diantara masyarakat luas justru lebih khawatir apabila mereka berada didalam musim panas yang lebih memiliki suhu diatas rata-rata.

Tak heran, jika berbagai ancaman seputar masalah kulit akan menghantui masyarakat apabila tidak diatasi dan dicegah sejak dini. Oleh sebab itu, Nivea bisa anda jadikan sebagai solusi untuk melindungi kulit wajah dari paparan sinar matahari langsung pada saat musim panas. Mengapa? Hal ini dikarenakan, selain dikenal sebagai Serum Pelindung Matahari untuk Wajah rupanya Nivea itu sendiri juga memiliki alasan lainnya mengapa penggunaannya sudah dijadikan sebagai pilihan terbaik yang dapat mengatasi akan hal-hal yang dipaparkan diatas.

Tapi, sebelum lanjut, cek link berikut lebih dulu yuk https://www.nivea.co.id/saran/perlindungan-matahari/krim-tabir-surya-yang-tepat-102

Nivea sebagai Serum Pelindung Wajah yang Memiliki Daya Tahan Lama

Pertama, tak bisa dipungkiri jika kehadiran Nivea sebagai salah satu produk berupa Serum Pelindung Matahari untuk Wajah sangat layak untuk diperhitungkan dan sekaligus memberi berbagai keistimewaan untuk semua pemakainya.

Mengapa? Hal ini dikarenakan, Nivea itu sendiri merupakan sebuah pilihan terbaik yang (masih) digunakan dalam jangka panjang oleh sebagian besar masyarakat dari berbagai kalangan di Indonesia yang khawatir akan kerusakan di sekitar wajah karena paparan sinar matahari.

Bagaimana tidak, Nivea secara otomatis akan melindungi wajah anda karena memiliki daya tahan perlindungan yang cukup lama sejak pertama kali diaplikasikan ke seluruh permukaan wajah.

Nivea sebagai Serum Pelindung Wajah yang Memiliki Kontur Ringan

Kedua, selain memiliki daya tahan perlindungan yang sangat lama rupanya Nivea yang tak lain dan tak bukan adalah salah satu produk andalan Nivea juga dikenal sebagai sebuah serum pelindung untuk kulit wajah dari sinar matahari dimana memiliki kontur yang sangat ringan, dan juga tidak menimbulkan iritasi sama sekali dalam penggunaan jangka panjang untuk melindungi kulit anda dari sinar UVA/UVB yang berasa dari terik matahari.

Sebab, sebagian besar dari masyarakat yang memakainya akan merasakan kenyamanan dan kelembutan karena Nivea selalu menyesuaikan dengan semua jenis kulit agar mudah diimplementasikan langsung ke wajah.

Good Ideas. Great Stories.

Feel free if you want to send an email to me and ask anything, or just to say hello!

hello@jungjawa.com

Copyright © jungjawa 2022