Archive for Jungjawa.com Desember 2017



Siapa sih yang nggak kenal game kayak Super Mario dan Tetris. Game yang menjadi legenda dengan gameplay sederhana tersebut masuk ke Indonesia pada tahun 90-an. Dulu, game di Indonesia ya cuman gitu-gitu aja. Soalnya, industri game tanah air masih berperan sebagai distributor aja. Kemudian pada penghujung 90-an, Nintendo bersama PlayStation yang masuk pada tahun 1997 mengubah pasar game di Indonesia.

Nah, mulai tahun 2000-an ketika internet sudah digunakan untuk mendukung platform online gaming, pelaku industri game di Indonesia nggak cuman sebagai distributor saja, tapi menjadi publisher. Beberapa game dengan story line yang memorable seperti Ragnarok Online (2002-2003), Seal dan GunBound masuk ke tanah air dan menjadi kian populer. Main game di warnet selama berjam-jam dengan pilihan paket pun menjadi primadona. Duh, jadi teringat masa-masa ABG labil nih :p.

Ngomongin game memang nggak bisa lepas dari masa kecil kita. Buat kamu yang lahir di tahun 90-an, pasti nggak asing dengan judul game seperti Final Fantasy, Warcraft, DotA dan beberapa yang saya sebutin di atas (Ragnarok, Seal dan GunBond). Asal kamu tau aja, jajaran game tersebut adalah game dari luar negeri loh. Terus, pernah kepikiran nggak sih, gimana kabar industri game dari dalam negeri sendiri?

Whoops! Sebenarnya Indonesia punya banyak sekali developer game lokal kok. Seperti Own Games, Agate Studio, Alegrium, Matahari Studios dan masih banyak lagi. Tapi, dua yang saya sebutkan diawal, yakni Own Games dan Agate itu developer yang baru-baru aja muncul. Ya, sekitar tahun 2010-an ke atas lah. Alegrium saja awalnya bukan sebagai game studio, tapi digital agency yang dibentuk pada tahun 2010. Justru, developer game lokal pertama yang ada di Indonesia adalah Matahari Studios yang memulainya di tahun 1998. Sayangnya Matahari Studios sudah tutup pada tahun 2010 yang lalu. So sad :(

Fyi aja sih, pada tahun 2013 ada sekitar 24 juta pengguna game online di Indonesia. Termasuk yang bermain melalui konsol atau melalui perangkat mobile. Sedangkan prediksi total gamers di Indonesia adalah 40 juta pengguna dan saat ini ada lebih dari 400 developer game lokal yang menghasilkan lebih dari 1000 game.

Nah, salah satu dari developer game lokal tersebut adalah Guklabs. Saya baru tahu kalau Guklabs akan ngerilis game dengan genre action adventure. Buat lo yang belum tau genre action adventure kayak gimana, game kayak Tomb Raider, Assassin Creed atau The Resident Evil bisa jadi contohnya. Seperti itu deh yang namanya genre dari action adventure.

Assassin's Creed Revelations


Game dari Guklabs yang berjudul WISGR ini sungguh menarik. Beberapa portal berita seperti JawaPos, Kumparan, dan GameSpot menyatakan bahwa Guklabs merancang WISGR untuk dapat bersaing pada skala internasional. Well, I can’t wait how they prove their words :D

WISGR sendiri memilih genre action adventures dengan mengutamakan game story yang original. Background story yang menarik ini akan di-handle oleh orang-orang yang berpengalaman di bidangnya dengan ditambah bumbu-bumbu twist story yang menarik. Kalo udah ngomongin twist story, bisa jadi akan banyak ‘kejutan jalan cerita’ di dalamnya. Kok saya jadi membayangkan ujung cerita yang berbeda-beda untuk setiap pengguna ya? How about you?

Tapi sayangnya, Guklabs belum mau membuka lebih jauh tentang seluk-beluk game ini, baik melalui laman Facebook Guklabs maupun akun @guklabs di Instagram. Hingga saat ini belum ada tanggal pasti kapan WISGR akan rilis. Rumornya, demo dari WISGR bisa kita dapatkan di awal tahun 2018 mendatang. Berarti tinggal hitungan beberapa minggu lagi dong ya!

WISGR


Pasar industri game kita mungkin nggak stabil seperti Jepang, Korsel maupun AS yang lebih dulu melangkah. Tapi, nyatanya kita juga nggak tinggal diam kok. Lihat saja komunitas-komunitas game yang tumbuh, developer lokal yang semakin banyak hingga berbagai event gaming yang digelar. Membuktikan bahwa tanah air kita begitu antusias untuk mengembangkan industri game lokal dengan melahirkan ide-ide kreatif.

Come and play the game!
Artikel ini disponsori oleh LESGO, layanan pencarian untuk guru les privat.



Inget nggak pas jaman Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama dulu? Mungkin banyak dari kita yang mengalami fenomena belajar di rumah guru atau ikut bimbingan belajar melalui lembaga tertentu. Ya, dengan harapan tambahan waktu belajar di luar jam reguler sekolah akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan akademik kita.

Terus ngapain belajar di rumah, kan di sekolah sudah dapat begitu banyak teori dan latihan? Bagi beberapa orang mungkin sudah cukup, tapi beberapa lagi yang memang lambat dalam menyerap pelajaran, itu merupakan hal yang berbeda. Mengikuti bimbingan belajar di luar jam pelajaran itu sebenarnya nggak salah kok.

Baca juga: Yaudah Baca Buku Aja Dulu

Tapi, itu cuman solusi sederhana yang akan menimbulkan masalah lain. Kok bisa? Ya, soalnya saya juga pernah mengikuti bimbingan belajar. Tapi nyatanya, belajar di luar jam sekolah dan di luar rumah memberikan berbagai macam masalah yang muncul. Misalnya, tempat bimbingan les yang terlalu jauh sehingga akan memakan waktu tempuh yang lama. Belum lagi untuk kedua orang tua yang penuh waktu bekerja, mau nggak mau ya siswa yang ingin mengikuti kegiatan bimbingan harus pergi tanpa harus diantar.

Hasilnya? Selain terjebak macet, biaya tambahan untuk bimbingan pun bertambah dengan adanya biaya transportasi. Repot banget nggak sih?

Apalagi buat kalian yang tinggal di Jakarta. Kemana-mana aja pasti ketemu macet, kan? Nah, gimana kalau ada solusi berupa aplikasi yang akan memberikan kalian layanan untuk mencari guru les privat Jakarta yang bisa dimanfaatkan. Sounds good right?
Ya, kalian nggak salah kok, aplikasi LESGO ini bisa memberikan solusi atas ini semua. Pemesanan guru les bisa kalian sesuaikan dengan jadwal dan kebutuhan belajar. Apalagi kalau kalian memang punya kesibukan, sehingga membutuhkan waktu yang cukup singkat untuk menjadikan bahan rujukan di mana kebutuhan guru les secara privat akan sesuai dengan kebutuhan.

Mau nggak mau, mencari guru les privat harus tepat agar bisa membimbing serta mengarahkan minat dan bakat yang kalian miliki. Dengan memberikan kemudahan pemesanan guru les privat secara mandiri, LESGO diharapkan dapat mengembangkan pelajaran yang kalian dapatkan secara maksimal.



Aplikasi ini bisa digunakan di smartphone dan diunduh secara gratis di PlayStore loh. Fiturnya juga gampang dipakai kok, yang jelas sangat mudah dilakukan sehingga kalian nggak perlu menghabiskan waktu.

Beberapa fitur dari LESGO ini diantaranya:
  1. Mendapatkan rekomendasi guru-guru terdekat berdasarkan wilayah atau tempat tinggal
  2. Menggunakan fitur chating dalam aplikasi sehingga bisa chat langsung dengan tutor selama masih aktif dan akan langsung mendapatkan balasan. 
  3. Mampu memilih guru les privat dengan cepat menggunakan fitur filter dalam aplikasi. 
  4. Menentukan jadwal belajar dengan mudah dan lengkap.
  5. Memilih metode pembayaran yang bisa dilakukan melalui berbagai cara seperti menggunakan kartu kredit atau transfer bank.

Dengan menggunakan LESGO, kayaknya sudah menjadi solusi yang pas untuk mendapatkan guru les seperti di daerah Jakarta dan memilih guru les privat Jakarta terasa sangat mudah dan cepat dilakukan.

Baca juga: Gimana Caranya Belajar Tentang Engineering?

Do take your time, intinya nggak ada salahnya kok belajar di rumah. Semakin matang pelajaran yang kalian dapat, risiko salah dan gagal akan semakin berkurang, bukan?
Artikel ini disponsori oleh GoApotik, layanan apotik online sebagai solusi masalah kesehatan.



Saat memiliki luka, kita perlu menyembuhkannya secepat mungkin. Sebab, luka lama sembuh akan menghambat waktu kita dalam durasi yang lebih lama lagi. Kita jadi tidak bebas untuk melakukan berbagai aktivitas karena memiliki luka. Untuk mempercepat penyembuhan luka, Anda dapat melakukannya mulai dari memperhatikan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Inilah ulasan lengkapnya.

Makanan Rempah

Ada berbagai makanan yang bisa Anda manfaatkan untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Namun, ada pula beberapa jenis makanan yang perlu Anda hindari jika ingin proses penyembuhan luka berjalan normal. Salah satunya yakni makanan yang kaya akan kandungan rempah didalamnya.

Saat kita mengonsumsi makanan yang kaya akan rempah-rempah seperti jahe atau kunyit, maka proses pengeringan luka akan berjalan lebih lambat. Sebab, keduanya punya sifat yang mengurangi risiko penggumpalan darah. Penggumpalan darah yang berjalan lambat akan memicu semakin lamanya luka mengering pada kulit. Hal inilah yang membuat makanan kaya akan rempah perlu dihindari agar luka yang masih basah bisa mengerang secara normal tanpa mengalami hambatan yang berarti dari makanan yang Anda konsumsi.

Brokoli

Brokoli merupakan salah satu sayuran hijau yang punya banyak manfaat baik bagi tubuh. Selain lezat dan bisa dimasukkan kedalam berbagai jenis menu makanan, Anda juga bisa memanfaatkan brokoli untuk mempercepat proses penyembuhan luka di kulit. Tapi, mengapa brokoli bisa membantu proses penyembuhan luka?

Kandungan vitamin C didalam Brokolilah yang membuat brokoli masuk ke dalam salah satu daftar makanan yang bisa membantu proses penyembuhan luka. Tapi, tak hanya vitamin C, brokoli juga merupakan sayuran yang memiliki zat antioksidan yang tinggi dan berguna untuk mengatasi peradangan serta meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Sementara itu, kandungan Vitamin C dalam brokoli juga berguna untuk memelihara pertumbuhan serta pertumbuhan jaringan pembuluh darah hingga bagian terluar kulit manusia. Sehingga, brokoli bisa menjadi salah satu makanan yang wajib Anda konsumsi untuk mempercepat proses penyembuhan luka.

Selain dua hal diatas, Anda juga bisa menggunakan obat untuk menyembuhkan luka secara efektif. Cari obat luka yang tepat sesuai dengan kondisi luka Anda melalui Go Apotik. Selain itu, di Go Apotik Anda juga bisa mendapatkan obat untuk penyakit lainnya seperti obat di link berikut




Startup isn't beautiful place for work.

Ya kalo referensi tentang perusahaan berbasis teknologi yang kalian tau cuman Google dan Facebook, ya masih terlalu sempit. Serius.

Hal yang bikin lucu adalah ketika millennial yang identik untuk bekerja di perusahaan startup. Ya, perusahaan berbasis teknologi. Memangnya kalo millenial kerja di perusahaan startup aja? Jangan!

Memang sih, banyak yang bikin kesimpulan kayak gini, "gue harus kerja di startup A nih. Kan lagi hype tuh." Errrrr... Nope. Cari kerja bukan kayak nyari kuaci yang nyempil di sela-sela gigi.

Padahal, kalau sudah terjun ke dunia startup bisa-bisa jadi kesel sendiri. Workload yang tinggi, jam kerja yang kayak nggak ada batasnya dan kok ya gajinya cuman segini-gini aja. Kapan bisa beli iPhone nih kalo gitu? Masih alasan kerja karena passion? Pikir dulu!

Akhirnya gue mengambil kesimpulan secara sepihak terkait fenomena ini. Startup itu bukan tempat untuk bekerja.

Loh? Kok gitu. Ya karena kalo kita memaksakan untuk bekerja di sebuah startup, kita melupakan hal penting yang membuat startup itu bisa berkembang. Culture.

Gue nggak kerja di startup. Tapi, culture dari startup itu menarik untuk dipelajari dan diterapkan. Serius loh. Ya kalo bisa sih, budaya dari startup itu kita ambil dan kita pakai. Walaupun kita tidak bekerja di perusahaan rintisan tersebut.

Budaya yang paling gue suka adalah perihal attitude yang akan punya efek besar sekali ketika diterapkan. Menghindari attitude negatif yang bakalan menginfeksi tim di kantor atau di lapangan juga perlu kita ambil. That's how startup works and grow.

Hal negatif yang haram dilakukan di startup itu misalnya, sering ngomongin orang di belakang, kerjaannya cuman ngeluh soal atasan yang ngasih workload tinggi, ga mau ngaku kalo punya salah terkait pekerjaan, suka lempar tanggung jawab yang dikasih, mengkotak-kotakkan rekan kerja dan jobdesk pekerjaan. Hayo, siapa nih yang masih suka kek gini?

Tapi ada yang paling parah, yaitu nggak mau ngebantu temennya yang punya kerjaan alias nggak punya inisiatif buat bantu temen.

Baca juga: Berpikir Pesimis Tidak Bisa Menyelesaikan Masalahmu!

Hal-hal kayak gini yang bikin startup itu mayoritas berbeda dengan perusahaan konvensional. Apakah tempat kerjanya? Bukan. Ya culture tadi.

Makanya kalo lu yang mau kerja di startup dengan motivasi 'biar nyobain budaya kerja di startup', itu salah. Budaya kerja yang kayak gitu nggak cuman ada di startup aja.

Lo bisa bawa budaya itu ke lingkungan kerja lo. As simple as lo ngasih tau cara pake Google Drive instead of flashdisk ke rekan kerja lo itu udah ngebantu banget.

Baca juga: Ngerti Teknologi Aja Nggak Menjamin Startup Lo Akan Sukses!

Ngajakin tim kecil kantor lo buat make aplikasi buat naikin produktivitas aja udah keren banget. Lo bisa ngajakin pake Asana, Trello atau Slack. Bisa juga ketiganya.

See? Itu semua bisa lo terapkan tanpa harus kerja dan terjun langsung ke dunia startup. So, startup itu bukan tempat untuk kerja.

Good Ideas. Great Stories.

Feel free if you want to send an email to me and ask anything, or just to say hello!

hello@jungjawa.com

Copyright © jungjawa 2022