Eksperimen Domain Authority
Agak selo dan memang kurang kerjaan, tadi malam saya mencoba mencari-cari tahu tentang statistik jahanam yang bernama Domain Authority. Walaupun saya sendiri agak kurang sreg dengan model metrik berbasis angka dengan dasar dari link building.
Selain njlimet, saya agak bingung dengan faktor DA ini. Sudah susah cari tau faktor naiknya Domain Authority, job placement mensyaratkan DA pula. Kalo nggak cepat-cepat naik, bisa jadi blog ini nggak kebagian jatah monetisasi alias konten berbayar dong? Hehehe...
Baca juga: Memperbaiki Page View Blog dengan Optimasi CTR
Utik-utik sana sini, saya mencoba beberapa alamat blog dan saya masukkan secara random ke Open Site Explorer (OSE) milik Moz. Ya, dimana lagi nyari tau nilai DA blog kita selain dari Moz. Lha wong DA kan bikinan Rand Fish dan koleganya.
Oh iya, nggak usah nanyain tentang Page Authority juga. Toh metrik yang dipake juga sama. Mirip-mirip lah ya. Satunya adalah domain, satunya page individual.
Ada 6 blog yang saya coba lihat. Saya namain saja lah pakai urutan abjad. Hasilnya bisa dilihat di bawah.
![]() |
Ada 6 blog yang ditaburi dengan background rainbow. Yummy! |
Baca juga: Seberapa Cepat Loading Blog Milikmu?
Dari tabel yang bisa bikin edan di atas, kita lihat kalo blog F punya DA paling tinggi dan metrik pendukung DA berwarna hijau semua. Mutlak. Cakep!
Tapi, di sini saya ingin mencari metrik apa yang paling penting. Iya sih, kita bisa ngelakuin semua metrik di atas. Tapi buat apa? Toh dari data tersebut terdapat anomali.
Lha kalo semuanya linear, kenapa metrik blog A nggak berwarna merah semua? Dari 6 blog tadi, blog A punya Domain Authority paling rendah. Harusnya dia punya metrik yang paling jelek dong. Tapi ternyata nggak. Terus gimana dong?
Data tersebut saya ekstrak. Blog F saya hapus karena metriknya terlampau tinggi. Kemudian blog C juga saya hapus karena buat apa nilai tengah? Saya hanya memerlukan nilai paling tinggi dan paling rendah untuk menentukan linear apa tidak. Tolong dikoreksi seandainya saya salah.
Baca juga: Seberapa Pentingkah Asumsi Data?
Selanjutnya, data anomali juga saya hapus. Karena jika blog dengan DA paling rendah ternyata memiliki nilai metrik yang lebih tinggi, saya asumsikan bukan metrik yang penting. Seandainya itu adalah metrik penting, maka nilai DA nya juga ikut tinggi. Betul tidak?
![]() |
Sudah diseleksi. Dikurangi. Hingga akhirnya pusing sendiri. |
Nah, hasilnya begini. Rainbow table yang nyatanya bukan rainbow cake jadi ya jelas, nggak bisa digigit.
Total ada 6 metrik (yang menurut eksperimen abal-abal ini) menentukan nilai Domain Authority. Metrik yang semuanya ngebahas tentang satu hal, link.
Internal Equity-Passing Links
Internal link pada internal blog dengan atribut do-follow
Total Equity-Passing Links
Jumlah link do-follow (baik itu internal dan eksternal)
Total Internal Links
Total backlink internal di dalam blog (do-follow dan no-follow)
Total Eksternal Links
Total backlink eksternal ke luar blog (do-follow dan no-follow)
Total Links
Total semua link (Total Internal Links + Total Eksternal Links)
Linking C Blocks
Alamat IP Address C Block server backlink (contoh: 192.168.X.X, nah angka 192 tadi)
Internal Equity-Passing Links
Internal link pada internal blog dengan atribut do-follow
Total Equity-Passing Links
Jumlah link do-follow (baik itu internal dan eksternal)
Total Internal Links
Total backlink internal di dalam blog (do-follow dan no-follow)
Total Eksternal Links
Total backlink eksternal ke luar blog (do-follow dan no-follow)
Total Links
Total semua link (Total Internal Links + Total Eksternal Links)
Linking C Blocks
Alamat IP Address C Block server backlink (contoh: 192.168.X.X, nah angka 192 tadi)
Nah, dari statistik njlimet di atas, ada 6 metrik yang kira-kira bisa naikin nilai DA. Kalo nggak percaya, coba bantu saya membuktikan.
Eitss.. ini bukan berarti kalau cara ini berhasil 100% yak. Kan sudah dari awal saya bilang, statistik angka DA ini bikin mumet. Serius.
Baca juga: Yuk Belajar Serba-serbi SEO
Saya nggak begitu respek terhadap metrik DA ini. Buat apa sih? Monetisasi. Mungkin kalo untuk monetisasi, angka DA bisa dipakai petunjuk paling mudah karena value sebuah blog bisa terukur.
Ada kok blog dengan nilai DA tinggi tapi isinya kosong. Berarti, metrik DA ini nggak valid dong?
Biasanya, campaign yang biasa mensyaratkan DA seringkali meminta backlink untuk situs tertentu. Sedangkan syaratnya dengan DA di atas 15, misalkan. Yang kita tahu kalo 15 itu adalah angka authority. Sistem DA Moz ini mirip Page rank juga sih. Membanding-bandingkan sesuatu yang berasal dari nilai DA situs/blog lain.
Jadi mereka (brand) ingin DA situs mereka naik dengan sumber backlink dari blog/situs dengan DA yang baik pula. Persetan dengan kontennya mau kayak gimana.
Baca juga: Gimana Sih Cara Menulis Blog Tanpa Keyword?
Lucu sih ini, jual beli backlink. Ya kalian bisa simpulkan sendiri lah. Tapi kalo kalian mau coba, silakan. Hehehe...
Baca juga: Gimana Sih Cara Menulis Blog Tanpa Keyword?
Lucu sih ini, jual beli backlink. Ya kalian bisa simpulkan sendiri lah. Tapi kalo kalian mau coba, silakan. Hehehe...
Sampai sekarang DA jadi misteri.
BalasHapusMasih nggak ngerti juga mbak. Dan nggak mau tau hahahaha
HapusAhahahaha, sekarang di grup WA pun pada banyak curhat tentang DA-PA. Entahlah, aku malah nggak ngurus itu. :-D
BalasHapusSama mas. Aku mah bodo amat.
HapusDan akoh malah ikut ngelu..
BalasHapusBlas nggak ngurusi DA sih..
Iya sependapat. Dari awal saya juga langsung nangkepnya ini mah "jual beli backlink"
BalasHapusJual beli backlink berlisensi :D
HapusSayah mah nulis aja lah, lumayan muter ya pala berbi caritau DA-PA :(
BalasHapusTapi requirement dari agensi nggak jauh-jauh dari dua metrik ini. Whehehe...
HapusMasih gak ngerti dengan DA dan PA. HAHAHAHA
BalasHapusAne juga gan. Tosss
HapusWah, malah do main authority. Padahal kekuasaan itu kalau dimain-mainin nanti bisa jadi penyalahgunaan, alias authority abuse.
BalasHapus*Kemudian diusir permanen dari blog mas Jung*
Ajari dong pak dolanan SEO nggo websiteku https://khalilacatering.com
BalasHapusJadi ini mainannya link?
BalasHapus