Disclosure Iklan di Awal Artikel




Buat kalian yang sering buka blog ini. Dan emang kurang kerjaan, jadi bisa memerhatikan tiap detil dari jungjawa.com, mungkin menemukan hal yang saya maksud dari judul di atas.

Disclosure sebuah iklan di awal artikel.

Ya, saya sering memberikan penjelasan atau embel-embel terhadap sebuah artikel yang memuat iklan di dalamnya (bukan adsense ya, kalo iklan adsense itu beda kasus). Kalo kalian lihat, saya seringkali menulis 'Artikel ini disponsori oleh bla bla bla....'. Nah, itu embel-embel yang saya maksudkan. Tapi, ini bukan berarti semua iklan ada penandanya loh ya (saya sudah menjelaskannya di halaman disclaimer blog ini).

Ada sekitar 80% artikel bersponsor yang saya berikan embel-embel di awal post. Tenang saja, saya masih transparan dalam menampilkan konten-konten yang memiliki iklan di dalamnya dengan memberikan 'pertanda iklan'.

Kenapa saya memberikan atribusi iklan di awal artikel?

Kalo mau ditelusuri lebih jauh, ujung-ujungnya kita akan ngebahas konten, sumber daya dan lain sebagainya. Ribet. Saya juga sudah menjelaskan bahwa, blog dengan iklan itu nggak salah. Jadi, kalian enggak perlu repot ngajak saya berdebat. Hehehe...

“We entertain readers, readers give us traffic, and traffic give us money. Fair enough, ain’t?” - Shitlicious

Satu-satunya alasan saya memberikan atribusi iklan di awal artikel adalah untuk mengutamakan visitor. Itu saja. Nggak ada yang lain.

Saya hanya takut ketika membuat iklan tanpa memberikan 'tanda iklan' akan mengganggu kenyamanan pembaca. Iklan yang tidak sesuai, nggak memberikan solusi. Saya cuman nggak mau pengunjung menggumam di belakang atau di kolom komentar.

"Lah, ternyata iklan."

Seolah-olah pengunjung blog adalah sebuah objek yang kena tipu. Aaaa...aaa kena tipuuu~~


Saya hanya ingin mereka sadar ketika membaca artikel bersponsor. Jadi, ya harapan saya nggak ada yang merasa dirugikan. Soalnya, dari awal saya sudah memberikan 'tanda iklan'. Cukup adil, kan?
Ingat, dalam monetisasi dalam bentuk iklan, ada tiga pihak yang terlibat. Advertiser, pemilik blog dan visitor. Seandainya saya tidak memberikan peringatan atau tanda di awal artikel, ini hanya akan menguntungkan saya sebagai pemilik blog dan advertiser saja. Ujung-ujungnya kan bakalan ngeganggu kenyamanan pembaca.

Terus, yang 20% tadi kemana?

Beberapa iklan memang nggak saya berikan atribusi di awal artikel. Tapi kalian bisa melihatnya di tab Sponsored Post pada navigasi blog ini. Kalo memang artikel tersebut adalah artikel bersponsor, akan masuk di kategori tersebut.

Atribusi iklan adalah salah satu cara saya mengapresiasi pengunjung blog ini. Sebagai blogger, saya menganggap visitor adalah hal utama. Kuantitas visitor adalah tolak ukur kepopuleran sebuah blog. 

Ya, gimanapun juga, jungjawa.com sih cuman ingin menyenangkan pembaca. Kalo bisa nyediain kuaci sama orson sarsaparila, rela deh, biar pada baca blog ini. Hahaha...

Mari berbagi, mari berkarya dan mari bersenang-senang. :D

Komentar

  1. Hmm.. ya juga ya.. kesannya ke pembaca jadi gak kena tipu2 gtu.. oke deh, bisa ditiru caranya.

    *padahal sponsor juga nda ada.

    Aaa...aa kena tipuuuuuu..

    BalasHapus
  2. Aaaaa.. aaaaa kena tipuuuu~

    Udah serius baca eh digituin -_-
    wkwkwk

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Post

Yuk Kenalan dengan Berbagai Jenis Power Plant yang Ada di Indonesia

Pengalaman Pengembalian Dana (Refund) Tiket Pesawat di Traveloka

LOGO BARU PIZZA HUT