Archive for Jungjawa.com April 2017


Bagaimana jika sebuah makanan lahir dari sebuah inovasi sederhana namun tetap enak dan bikin lidah bergoyang? Ya, sebuah kuliner gabungan atau fusion antara olahan pasta dan bumbu cita rasa Indonesia.

Kali ini saya akan membahas Pesta Buntel, tempat makan (dan juga nongkrong) yang dulunya bernama Pasta Buntel.

Loh? Bukannya dulu namanya Pasta Buntel, kok jadi Pesta Buntel. Tempat baru atau gimana? Lokasinya masih sama enggak?

Jadi begini

Pesta Buntel ya Pasta Buntel. Memang, dulu namanya Pasta Buntel, namun sekarang berubah nama menjadi Pesta Buntel dengan sajian lama plus beberapa tambahan yang baru. Wah, penasaran enggak nih?

Pesta Buntel kini hadir tidak hanya menyajikan pasta yang notabene adalah makanan Italia yang disajikan dengan cara dibuntel. Namun adanya menu baru yang menggugah selera.

Baca juga: Tentang Pecel yang Ingin Naik Kelas

Ngomongin pastanya dulu deh, yang membuat pasta dari Pesta Buntel ini unik adalah cara memasakknya dengan dibungkus atau dibuntel daun pisang dan kemudian dibakar. Nah, aroma gurih isi dari ‘buntelan’ tadi memang benar-benar menggugah selera. Eh, serius loh ini.

Iya, beneran enggak bohong. Sambil menunggu pesanan, saya bisa mencium aroma pasta yang sedang dibakar. Ya, karena letak dapurnya tidak terlalu jauh. Duh kan jadi laper.

Pasta khas Italia yang disajikan dengan cara dibuntel dan dibakar


Nah, selain pasta, ada menu baru lagi yakni nasi goreng yang juga dibuntel. Wuih, ini nih yang bikin perut kenyang. Secara orang Indonesia (mayoritas) memang enggak bisa lepas dari yang namanya nasi.

Dengan perubahan nama tadi, kini Pesta Buntel tidak hanya menyajikan pasta saja sebagai menu utama. Ada nasi goreng juga sebagai opsi kamu yang enggak bisa jauh dari nasi.

Ngomongin tempat nongkrong, Pesta Buntel memang mendukung sih ya buat hangout. Lokasinya cukup strategis dan menurut saya enggak terlalu ramai (cenderung tenang) namun tetap mudah dijangkau. Apalagi di Solo sendiri sudah ada ojek online.

Jadi, buat kamu yang dari luar kota seperti Jakarta misalnya, terus mau ke Pesta Buntel, enggak perlu bingung lagi.

Pesta Buntel juga bisa kamu pesan melalui Go-Food


Mau nongkrong di Pesta Buntel? Bisa banget. Kamu akan punya pilihan, mau outdoor bisa atau indoor juga boleh. Kalau memilih di dalam ruangan, selain menikmati pasta, kamu juga disuguhi dengan berbagai dekorasi lucu yang nuansanya cozy banget.

Kalau enggak percaya, kamu bisa intip Instagramnya di @pestabuntel. Didominasi oleh warna putih yang bikin nongkrong kamu serasa di rumah sendiri.

Sudut interior Pesta Buntel yang memang homey banget


Kalau saya sih lebih memilih di luar. Selain bisa melihat-lihat, saya bisa memandang taman sederhana sembari menikmati Penne Sambal Padang. Mantap jiwa!

Baca juga: Jangan Lupa Lapar

Soal harga? Pesta Buntel punya harga di kisaran Rp. 15.000 sampai Rp. 22.000. Terjangkau kan? Nah, kalau mau rame-rame, saya sarankan untuk memesan paket saja. Harganya justru lebih terjangkau dan kita bisa icip-icip bareng teman-teman. Ya, namanya juga nongkrong kan, makin rame makin asik.



Lokasi Pesta Buntel ini ada di Jl. Tirtosari Purwonegaran, Surakarta, Jawa Tengah. Psstt... sudah ada di Google Maps loh, jadi enggak perlu takut nyasar. Selain itu, kalau kamu pengin banget tapi enggak bisa keluar, Pesta Buntel sudah bisa di pesan melalui Go-Food juga.


Sudah punya rencana nyicip-nyicip kuliner ke Pesta Buntel Solo? Atau sudah pernah ke sana? Share your thought on comment box below and have a nice day!
ternyata disclosure blog itu penting


Membangun sebuah blog bukan hanya perkara hal-hal teknis atau bermodalkan sebuah artikel yang viral lantas kemudian mendulang dollar Adsense. Tidak. Namun, ada faktor penting yang seringkali tidak disadari. Padahal hal ini adalah aspek fundamental.

Ah, mbelgedes.. Tulisan pembukaan yang terlalu muluk-muluk. Siapa yang peduli dengan konten sebuah blog? Mengapa harus memikirkan pembaca apabila dengan menulis pun tidak ada yang akan protes.

Banyak pernyataan yang ujung-ujungnya menimbulkan pertanyaan. Kalau sebuah blog sebegitu populernya, sehingga menerima endorse visual seperti anak-anak Instagram kekinian, apa yang harus dilakukan?

Beberapa waktu yang lalu, Den Bagus Ilham bertanya kepada saya:

“Wahai baginda, sudikah kiranya Anda pergi menuju negeri api?”
“Buat apa?”
“Isteri saya lagi ngidam tahu bulat enyoy-enyoy”

Woalah, Ham. Pancen bathuk mu kui lagi sempal.

*** 

Ilham bertanya tentang Disclosure
Sebuah jawaban yang membuat saya merasa sayentifik


Jadi begini, sebuah blog yang cukup populer bisa saja mendapatkan ikatan kerja sama dengan pihak ketiga. Apa parameter populer tadi? Banyak sekali. Umumnya ada dua, populer di mata search engine dan populer dengan banyak pembaca setia. Setia, selingkuh tiada akhir. Hassshembuh.

Ketika sebuah blog memiliki kerja sama dengan pihak ketiga. Katakanlah ia membuat sebuah blog post yang pada dasarnya adalah sebuah iklan native, maka secara tidak langsung pembaca akan disuguhi oleh promosi sebuah produk.

Karena banyaknya pihak ketiga yang ingin beriklan di blog tersebut, maka akan ada banyak sekali artikel promosi. Nah, bentuknya bisa bermacam-macam. Salah satunya adalah native ads tadi. Bisa berupa job review, content placement atau (walaupun jarang sekali sih) banner ads.

Seringkali, hal-hal yang berbau promosi pasti manis-manisnya aja dong, kayak harga teman gitu. Hehehe…

Baca juga: Harga Teman: Kayak Ada Manis-manisnya Gitu

Nah, dengan adanya disclosure, maka pembaca akan mengerti sejak dari awal membaca sebuah artikel beriklan di dalamnya. Loh, apa itu disclosure?

Gini ndoro...

Kalau kalian pernah membaca beberapa blog post jungjawa.com, maka kalian akan menemukan beberapa artikel yang diawali dengan “Artikel ini disponsori oleh blablabla sebuah produk blablabla…”, itulah yang dinamakan pemberitahuan awal bahwa pembaca akan menyimak sebuah konten promosi.

Disclosure setiap sponsored post jungjawa.com


Pembaca jadi tidak merasa tertipu. Saya sudah membuat pernyataan di awal bahwa artikel yang akan dibaca berisi iklan. Sehingga, saya akan membahas produk tersebut dengan sejujurnya berdasarkan opini pribadi dan mungkin saja (walaupun jarang sekali) ditambahkan sedikit pemanis. Begitu.

Apakah sebuah disclosure itu penting?

Ya. Saya tekankan sekali lagi, ya. Sebuah halaman disclosure pun kalau bisa dibuat untuk berbagai kepentingan dan sebagai etika terhadap blog yang kita kelola.

Jika kamu merasa sebuah disclosure sederhana yang bisa dibuat berdasarkan tag blog saja itu ribet, cobalah mengerti pembacamu. Sedikit saja. Bagaimana bisa mereka terima begitu saja bahwa artikel yang mereka baca adalah konten promosi.

Mungkin saja (walaupun tidak semua) ada yang merasa tertipu membaca konten promosi. Alih-alih senang, akan ada banyak pembaca yang kurang menyukai iklan. That's definitely true.

Lagi-lagi ini hanya perkara pantas atau tidak. Itu saja.  

Mengapa halaman disclosure bisa penting?

Sebenarnya tidak ada keharusan dalam membuat sebuah pernyataan seperti itu. Hanya saja, alangkah baiknya jika kita buat sejak awal. Boleh dikatakan, ini adalah itikad baik dari sang pemilik artikel tentang etika promosi untuk tidak membohongi pembaca.

Halaman tentang iklan di jungjawa.com. Kalian bisa membacanya di sini


Terdapat banyak sekali strategi pemasaran, baik secara hard selling maupun soft selling. Semua itu bisa kita lakukan, namun jika dengan promosi tersebut, pembaca merasa terganggu. Itu akan lain cerita.

Menyatakan bahwa ada kerjasama atas artikel yang dibuat. Pembaca tidak salah paham ketika sesekali ada produk yang kita review atau promosikan. Disclosure penting untuk menuju level profesional dan bagus sekali untuk etika sebagai seorang opinion leader, influencer atau buzzer, you named it.

Bagaimana jika tanpa disclosure?

Boleh saja sih. Enggak masalah sebenarnya. Tapi saya ingin memberikan alasan lain yang bisa saja membuat kamu berpikir kembali.

Bagaimana jika Google memberikan sebuah nilai buruk untuk blog yang seringkali membohongi pembaca dengan konten sponsor di dalamnya? Oke, kalau blog kamu enggak membutuhkan traffic dari search engine, so far enggak masalah.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh Google terkait blog yang tidak memenuhi ekosistem yang dimilikinya. Bisa saja blog kita mengalami deindex, dimana merupakan sebuah tindakan dari Google untuk menurunkan ranking blog tersebut di beberapa keyword atau sampai menghapus blog tersebut dari hasil pencarian. Whoops!

Mengerikan? Yup. Deindex dan spam adalah dua modal utama untuk menghilang dari hasil pencarian. Maka dari itu, halaman disclosure saya rasa sangat penting untuk dibuat.

Sederhana saja, balik lagi ke diri kita jika sebagai pembaca. Apakah akan merasa senang jika diberikan konten eh yang ternyata di ujungnya merupakan iklan. Kan bisa jadi KZL BAT GW.

Akhir kata, saya hanya ingin job review semakin banyak untuk kita semua. Alangkah baiknya dengan makin larisnya blog yang kita miliki, pembaca juga ikut kita perhatikan. Tanpa adanya pembaca, blog kita mungkin tidak akan bisa sebesar ini.

Sudah ya, saya mau beli tahu bulat enyoy-enyoy dulu.

“Kamu harus gagal dan tahu kesalahan yang sudah diperbuat agar bisa berhasil nantinya”

“Lebih dari 80% atas apa yang kamu kerjakan sekarang itu akan sia-sia. Jadi, jangan berpikir kita tidak boleh melakukan kesalahan.”

*** 

Apa yang lebih menyebalkan dari kecerobohan yang fatal? Apalagi tindakan tersebut justru dilakukan atas aset berharga yang dimiliki. Tapi, saya mencoba mengubah sudut pandang ini dari sisi lain. Ya, ceroboh dan kesalahan itu penting. Setidaknya, saya bisa menuliskannya di sini sebagai pembelajaran bagi saya dan semua pembaca jungjawa.com. Mbel... Mbelgedhes!

*** 

Ceritanya begini, saya memiliki beberapa partner blog. Termasuk mengelola performa dan menangani properti statistik alias Analytics yang ada di blog tersebut. Hasilnya, saya ikut terjun langsung menanganinya mulai dari hal-hal kecil seperti remahan rengginang.

Beberapa blog memiliki jumlah tayang halaman atau page view per hari di atas 1.000 page view (momen tertentu bisa mencapai 3.000 page view).

Ya, angka yang cukup menggiurkan karena jika dikalkulasikan selama satu bulan, maka akan ada kurang lebih 30.000 page view per bulan. Lumayan kan? Buat beli cilok sama jajan olshop mure-mure.

Kemudian, sebuah kecerobohan terjadi karena salah satu partner saya. Ya, kalian pasti tau kok namanya. Paijo! Benar sekali. Ia melakukan perbaikan di blog miliknya tersebut justru tanpa sepengetahuan saya. Duh gusti...

Sebenarnya hal ini tidak menjadi masalah apabila Den Bagus e Paijo mengerti akan hal-hal teknis terkait properti statistik yang digunakan.

Sayangnya, ia tidak mengerti akan hal tersebut dan justru tidak menanyakannya kepada saya. Wah, sontak saya kaget karena salah satu properti statistik tersebut adalah tracking code dari Google Analytics dan peletakan Adsense di blog miliknya.

Untung saja, aya tidak perlu waktu lama untuk menyadari hal ini. Sebab, beberapa hari sebelumnya, ketika saya memeriksa dashboard Analytics dan baru menyadari bahwa page view blog tersebut menurun secara drastis.

Makjegagik anjlog!
Saya pikir itu wajar. Sebab, beberapa blog yang saya kelola juga mengalami hal yang serupa dan ndilalah ranking Alexa kok ya ikut membengkak. Duh gusti paringono orson sarsaparilla.

Setelah saya periksa ke blog yang bersangkutan, ternyata tracking Analytics hilang beserta tampilan Adsense yang sudah saya set. Lha marai mumet ndase nek ngene ki.

Sejak 6 Februari, jumlah kunjungan merosot tajam hingga di bawah angka 1.000 page view. Sebab, tidak ada data yang masuk ke dalam Analytics.

Untung saja saya menyadarinya pada tanggal 11. Tidak lebih dari seminggu. Kebetulan bin kebeneran nek ngene ki carane.

Apabila hilang selama satu bulan? Maka akan ada data yang hilang dan tentu itu tidak bagus untuk portofolio performa blog yang kita miliki.

Bisa saja klien meragukan klaim unique visitor, page view dan lain sebagainya dari blog kita. Kok bisa? Ya karena ada periode waktu yang ‘bolong’ tersebut. Paham nggih?

Apakah hanya sampai di Analytics saja? Tidak. Ada hal penting lagi yang sudah saya singgung di depan. Ya, properti Google Adsense sebagai salah satu monetisasi blog tersebut.

Saya juga merasakan hal yang tidak beres di properti blog tersebut. Bahkan, performa Adsense di blog tersebut justru ambyar layaknya sego kucing yang straplesnya sudah dilepas (wes ra jaman nganggo karet meneh). Buyar, dek!

Sialnya, saya tidak melakukan backup bulanan terhadap blog tersebut. Hanya backup tahunan yang justru secara desain dan teknis sudah sangat jauh berbeda. Bad things finally happened!

Adsense yang hilang tentu tidak menjadi masalah. Ya, walaupun hampir satu minggu tanpa menghasilkan pendapatan ya bikin sakit hati sih.

Baca Juga: Ada Apa dengan Path dan Paijo?

Persoalannya bukan Adsense yang tidak menghasilkan. Tapi Adsense milik orang lain yang justru dipasang di blog Paijo. Loh, kok bisa ya?

Ternyata, Den Bagus e Paijo ini meminta bantuan orang lain untuk memperbaiki blog miliknya. Mungkin saja, orang tersebut sedikit ‘nakal dan banyak akal—yang ternyata sudah tutup—’ dan menggunakan slot iklan di blog tersebut tanpa sepengetahuan pemilik sahnya.

Adsense diganti miliknya dan melakukan ‘pencaplokan’ lahan yang seharusnya jadi milik sah blog tersebut. 
Data drop marai mumet

Kok bisa sih? Lha ya bisa tho ya. Jadi gini, beberapa orang mungkin bisa keblinger melihat statistik berupa angka. Ya, saya pernah sedikit basa-basi tentang statistik sih. Ya gitu, ya gimana. Ya pokoknya bikin kepengin dan mupeng. Ya kalo udah mupeng? Ya pengen enaknya aja sih.
Bukan permasalahan namanya jika tidak kita ambil hikmahnya. Terutama jika menyangkut pekerjaan. Sudah selayaknya asset yang dimiliki harus dijaga dan dirahasiakan layaknya kartu as terakhir.

Tidak perlu diserahkan ke orang lain yang justru bikin hati dongkol. Kelakuan Paijo kali ini bikin hati saya esmosi. Esmiso. Smesiyo. Ah.. Pokok e Semosi! Saya hanya berpesan kepada Paijo, hai kamu Paijo yang membaca tulisan saya ini. Jangan cengengesan. Saya serius. Lain kali, kamu harus hati-hati dong ya. Saya sudah melakukan yang terbaik untuk blog milikmu. Sudah saya set agar performanya tidak anjlog. Mbok baleni meneh? Tak kwetag!

Ingat, kalau saja saya gelap mata dan tidak punya nurani karena ngiler Adsense, akunmu sudah saya habisi sejak dahulu.
Artikel ini disponsori oleh KoinWorks, sebuah layanan perbankan online yang melayani program pendanaan atau pembiayaan

tanpa modal bisnis


Pernah kepikiran enggak sih kalau bisnis bisa diciptakan tanpa modal. Istilah yang sering terdengar adalah bisnis modal dengkul saja. Enggak perlu uang atau investasi berupa fresh money.

Sebenarnya, realistis saja. Apakah itu semua mungkin terjadi? Membangun bisnis tanpa modal, hanya berdasarkan keinginan. Bisa apa?

Saya tidak bermaksud skeptis terhadap orang-orang yang memiliki kemauan berbinis yang tinggi. Bukan. Setahu saya, bisnis adalah sebuah sistem yang di dalamnya terdapat dua hal penting. Rencana dan manajemen sumber daya. Bahkan sebuah bisnis yang sangat sederhana memerlukan modal minimal selain kemauan saja.

Sebuah bisnis tidak mungkin berjalan tanpa modal. Ya, pasti ada walaupun sedikit. Kesuksesan dalam bisnis pun bukan perkara instan. Victory loves preparation.

Modal itu penting. Selain itu, kita perlu memiliki modal finansial yang tentu saja akan digunakan untuk membiayai awal dari bisnis tersebut. Modal yang akan memutar roda bisnis.



Berbicara modal, baru-baru ini saya mengenal tentang sebuah alternatif pembiayaan yang jenisnya peer to peer lending. Whoops!

Dan salah satu platform investasi P2P lending (peer to peer lending) ini adalah KoinWorks.com. Ya, KoinWorks menawarkan P2P lending dengan marketplace untuk para pendana dan peminjam.

Seperti yang saya singgung di atas. Seseorang yang ingin membangun usahanya tentu membutuhkan modal. Di sisi lain, ada pihak yang ingin berinvestasi. Nah, KoinWorks lah yang akan menghubungkan atau menjadi hub antara peminjam dan pendana.

website Koinworks


Dan dalam industri ini, peraturan peer to peer lending sudah dikeluarkan guna guna meningkatkan kepercayaan, keamanan dan kenyamanan konsumen melalui Peraturan OJK 77/POJK.01/2016. You can just Google it. :)

Nah, sepertinya solusi atas modal memulai bisnis sudah terpecahkan. Apakah support modal dari pihak luar itu penting? Ya. Realistis lah ya, semua bisnis akan membutuhkan modal untuk berkembang. Ketika sebuah bisnis tidak memiliki modal, maka hal fundamental yang kita lakukan (ya, semua orang juga tau ini sih) adalah mencarinya.

Caranya? Ya sudah saya jelaskan di atas sih.

Sayang sekali kalau ide bisnis yang sudah oke punya terhambat gara-gara modal. Pun untuk kalian yang memiliki modal, peer to peer lending bisa menjadi hub untuk dua pihak yang saling membutuhkan.

Fyi aja sih, di KoinWorks kita bisa minimal berinvestasi mulai dari Rp. 100.000 saja dengan keuntungan investasi 18% per tahun. Fair enough isn’t?
Punya ide bisnis tapi engak punya modal? Sudahlah. Enggak perlu bingung.
Punya modal tapi enggak punya ide bisnis? Sudahlah. Enggak perlu pusing.

Masih belum percaya hal seperti ini? Artinya kamu masih belum cukup punya modal keberanian untuk membangun bisnis dan berinvestasi.

Baca juga: Predatory Pricing: Tentang Strategi Bisnis yang Ternyata Bakar Duit

Kesimpulannya, kamu masih belum punya modal yang cukup banyak untuk membangun bisnis dan rencana investasi yang kuat. Solusinya sudah ada. Tinggal kamu aja sih, mau atau enggak untuk mengeksekusinya.

Jadi, kalo setelah baca tulisan ini dan kamu masih berpikir bahwa bisnis itu enggak perlu modal. Kamu harus segera berubah. Cepat pergi sana! Jangan menghabiskan waktu di artikel ini lagi. Eksekusi! Bisnis atau investasi!

Aplikasi Google Analytics Android


Artikel ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi ketika Google Analytics—sebuah tools yang sangat powerful—yang digunakan pada smartphone Android milik saya bermasalah.

Bagi kalian yang belum tahu banyak tentang Google Analytics, tools ini merupakan layanan gratis dari Google yang berfungsi untuk menampilkan statistik pengunjung pada web atau blog yang kalian miliki. Tidak hanya jumlah kunjungan, Google Analytics bisa melihat user behaviour seperti durasi kunjungan pengunjung di situs kalian dan dari mana mereka berasal.

Google Analytics
Aplikasi Google Analytics di Android

Google Analytics semakin mempermudah seorang webmaster dalam mengelola dan mengatasi data situs atau blog dengan adanya aplikasi yang tersedia di platform Android (and of course for the other OS too). Ya, kalian bisa dengan mudah mengakses website dan blog dikelola di manapun saja. Sembari ongkang-ongkang di cafĂ© atau angkat kaki menikmati pecel di pinggir jalan pun bisa. Ah, syurgawi dunia memang nikmat rasanya.
Tapi, bagaimana cara mengatasinya jika Google Analytics tersebut bermasalah dengan otorisasi akses? Ya, saya pernah mengalaminya di smartphone Android milik saya. Sangat annoying rasanya dan pengin saya kremus saja gawai ini. *kriuk*

No Account Access Google Analytics
No Account Access


Sebab, tidak ada badai apapun, secara makjegagik muncul pesan “No Account Access”. Loh, saya kan sudah login di Google Analytics, kok ya bisa enggak ada akses akun. Pun ketika saya lihat Account Access authorization beberapa aplikasi lain tidak bermasalah.

Tapi aplikasi ini lain cerita, ia tidak bisa memunculkan data yang seharusnya bisa diperlihatkan. Saya sudah menutup aplikasi Google Analytics beberapa kali, namun hasilnya sama saja. Nah, kali ini saya akan mencoba membantu kalian yang tentu saja membaca artikel ini untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Cara menyelesaikan “No Account Access” di Google Analytics Android?

Jadi begini, saya ingin memberikan tips terlebih dahulu. Ini bukan tentang aplikasi Google Analytics saja, tapi semua aplikasi. Jika ada aplikasi yang bermasalah, cukup lakukan pertolongan pertama dengan melakukan restart ulang device tersebut.

Jangan gunakan cara lain yang justru bisa saja salah. Sederhana saja. Matikan device yang bermasalah kemudian hidupkan kembali. Kemudian lihat aplikasi yang bermasalah tersebut. Apakah masih bermasalah atau sudah normal kembali.

Jika masih bermasalah? Kalian bisa menyelesaikan “No Account Access” yang menyebalkan ini dengan cara berikut ini:

1. Gunakan hanya satu akun Google saja

Kemungkinan yang pertama, akun Google kalian mengalami crash authorisasi. Jika begini adanya, ya sudah. Logout semua akun Google yang ada di device Android milikmu.

Account Delete Google Analytics di Android
Hapus saja akun Google-nya!

Hal yang bisa kamu lakukan adalah menghapus akses dari semua akun milikmu. Sisakan satu atau login menggunakan satu akun saja. Inilah yang bisa kamu lakukan:
  • Buka Setting
  • Masuk ke menu Accounts
  • Tap Google Account
  • Hapus akun Google yang lain. Sisakan satu saja
  • Restart ulang Android kamu
  • Buka aplikasi Analytics

Menghapus Akun Google Analytics
Sinkronisasi akun Google melalui Accounts
Setelah itu, periksa aplikasi Analytics milikmu, apakah masih bermasalah atau tidak. Jika sudah tidak bermasalah, tambahkan akun yang lainnya kembali dan berbahagialah.

2. Cobalah hapus data dan cache aplikasi GoogleAnalytics

Mungkin saja data aplikasi di Android Google Analytics bermasalah, jika begini adanya, kamu harus mencoba menghapus data aplikasi tersebut. Enggak mengerti caranya? Gampang kok:
  • Buka Settings
  • Masuk ke Apps atau Manage Apps
  • Carilah aplikasi Google Analytics atau Analytics
  • Simpel saja, tap Clear Data dan Clear Cache
Clear Cache dan Clear Data Analytics Android
Clear Cache dan Data Google Analytics

3. Mungkin Google Service Framework-nya bermasalah

Google Service bisa saja mengalami crash walaupun aplikasi ini termasuk pre-installed app yang ada hampir di semua device Android. Fungsinya? Ya untuk melakukan sinkronisasi data dengan Google, sehingga (seharusnya) bisa berjalan dengan baik.
  • Buka Settings
  • Masuk ke Aplikasi atau App Manager
  • Cari dan buka Google Service Framework
  • Tap Force Stop dan Clear Cache
  • Restart 

Menghapus Google Service Framework
Google Service Framework
Tidak ada aplikasi yang benar-benar sempurna, termasuk aplikasi dari Google. Mungkin saja, ini adalah bug yang harus segera dibereskan oleh Google. Ada baiknya, setiap pembaruan aplikasi langsung kalian perbarui. Jika masih bermasalah, periksa versi Analytics milikmu. Jika ada versi terbaru, lakukan update alias pembaruan untuk mengurangi bug yang ada.

Apakah Google Analytics kamu masih bermasalah? Atau kamu punya cara lain untuk mengatasinya? Silakan share di kolom komentar di bawah ya. Hope this helped and have a nice day!

Good Ideas. Great Stories.

Feel free if you want to send an email to me and ask anything, or just to say hello!

hello@jungjawa.com

Copyright © jungjawa 2022