Perkara Google Adsense dan Nurani yang Hilang



Meraup penghasilan dari blogging memang menyenangkan. Bagaimana tidak? Cukup ongkang-ongkang kaki sembari menyeruput secangkir latte di cafe terdekat tentu dapat menyalurkan hobi menongkrong dan berfoya-foya. Siapa yang tak suka?

Penghasilan dari blogging memang menggiurkan. Salah satunya melalui Google Adsense. Sebuah program iklan dari Google yang dapat digunakan oleh webmaster untuk melakukan monetisasi situs atau blog yang dikelola.

Google Adsense secara sederhana melibatkan tiga pihak. Google sebagai penyedia platform, Advertiser sebagai pemilik iklan dan Publisher sebagai tempat untuk beriklan. Blog atau situs yang dimonetisasi masuk ke dalam Publisher. Sedangkan Advertiser adalah pihak yang 'pengin' usahanya diiklankan melalui Google dan Publisher yang tentu saja sudah buanyak sekali jumlahnya.


Lantas, dimanakah nurani yang hilang?

Saya memberikan tanda kutip pada kata pengin di atas.

Begini, pihak Advertiser tentu ingin sekali iklan mereka 100% berhasil. Ya namanya juga orang usaha, biar bikin usahanya makin tokcer ya ngiklan dimana-mana tho ya? Biar banyak orang yang tau.

Namun, ada perangai nakal yang menyayat hati dan nurani. Jika boleh dibilang, hanya perkara perut yang lapar dan nafsu hewani yang tak terkendali. Mengapa saya berkata demikian? Ya, faktanya seperti itu.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Adsense bisa diakali. Dimanipulasi, dicurangi bahkan digandakan penghasilannya seperti yang dilakukan Kanjeng Dimas Taat Pribadi.

Pencapaian materi yang memaksa kita untuk membujuk nurani agar tak menasehati. Adsense yang diakali dan dimanipulasi bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Menggunakan script atau trick tertentu selama tidak 'melanggar' guideline dari Google Adsense adalah hal yang lumrah.

Berusaha untuk meraup dollar sebanyak-banyaknya dari Adsense adalah perkara wajib hukumnya. Kalo bisa, teplok di jidat, click for ads. Peduli setan. Sikat semua!

Dipojok sana, nurani kecil sedang berbisik lirih. Ingin sekali ia menasehati pihak Publisher yang sedang membohongi Advertiser. Mengapa demikian?

Advertiser tentu ingin sekali iklan yang ia serahkan kepada Google (dan Publisher tentunya) dapat dilihat oleh banyak orang. Bukan dilihat oleh script dan trik abal-abal. Mereka ingin usaha yang dijalankan mendapatkan awareness. Kalo bisa ya tentu saja untuk menaikkan penjualan barang atau jasa yang ditawarkan.

Seolah-olah Publisher sedang memanfaatkan Advertiser karena kebodohannya. Lebih halus lagi, mungkin karena ketidaktahuan pihak Advertiser.

"Salah sendiri ngiklan pake Adsense"
"Ya, emang dari dulu gitu toh?"
"Suka-suka gue lah. Akun gue kok!"

Fraud klik atau manipulasi jumlah klik memang lumrah terjadi dan Google sebagai pihak yang menyelenggarakan iklan tentu tidak senang akan hal ini. Oleh karena itu, Google melarang keras setiap tindakan yang mengindikasikan adanya fraud klik.

Namun tetap saja, ada seribu jalan menuju Roma. Ada banyak trik yang masih bisa dipakai untuk mendapatkan receh yang tentu jumlahnya harus bertambah setiap harinya. Persoalan perut, persoalan dunia, persoalan apapun yang selalu menjadi sebuah persoalan.

Bukan mempermasalahkan semuanya yang berbau iklan. Saya yakin, masih banyak orang di luar sana yang menggunakan slot iklan dan monetisasi berbasis klik dan impresi dengan jujur. Namun, saya ragu, apakah mereka benar-benar jujur atau karena tidak tau cara untuk memanipulasinya.

Opsi untuk tidak tahu sama sekali mungkin akan menjadi pilihan bijak. Lha daripada menjadi script kiddies yang membuat muak pengunjung (atau pembaca) dan tentu saja secara tidak langsung 'mencuri' apa yang harus dibayar oleh pihak advertiser.

Kalau sudah begini, nurani yang murung akan menjadi sebuah masalah. Barangkali ia sudah bosan dan pergi meninggalkan Sang Publisher. Ya, nurani yang pergi. Nurani yang hilang.


Header image credit: Tama66 on pixabay.com

Komentar

  1. Ada kesenjangan antara Google, Advertiser dan Publisher. Celahnya cukup besar, dan berdasarkan pengalaman Google Adsense kadang tidak menghargai klik iklan. Mungkin itu sebabnya banyak yang mulai bermain curang.

    BalasHapus
  2. Iklan itu ganggu sebenernya buat para reader. Tapi dari situlah sebuah blog bisa tumbuh besar. Trik curang yang dilakukan memang sudah menjadi resiko buat advertiser. Tapi resiko itu tidak sebanding kalau dinilai dengan meluasnya pasar produk mereka lewat Google adsense

    BalasHapus
  3. Keresahan yang sama terjadi sama gue. Banyak orang yang menggunakan trik 'sulap' untuk memanipulasi google adsense yang ada di blog. Sehingga muncul paradigma bahwa ngeblog bisa dapet duit dan menggunakan trik 'sulap' adalah satu-satunya cara.

    IMHO, makna dari blogger di sana mulai sedikit tergeser jika banyak orang berpikiran demikian.

    BalasHapus
  4. Jadi, kita gimana? Mau buas juga atau jinak-jinak basah?

    BalasHapus
  5. Apa-apa dicurangi... awas ah, pacarnya juga ikut dicurangi teman dekat nantinya. Hukum karma berkalu! Wkwkwk :D

    BalasHapus
  6. Ujung-ujungnya adalah perkara perut.

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Post

Yuk Kenalan dengan Berbagai Jenis Power Plant yang Ada di Indonesia

Pengalaman Pengembalian Dana (Refund) Tiket Pesawat di Traveloka

LOGO BARU PIZZA HUT