Jakarta Bukanlah Gotham City

jakarta-bukanlah-gotham-city-jungjawa-blog

“It’s not about the money, it’s about sending a message. Everything burns!” - The Joker

Jakarta bukanlah Gotham City yang menjerit ketakutan oleh teror dari seorang villain seperti Joker. Bukan, Jakarta masih terlalu kuat. Jakarta akan tetap terus tegar dan kokoh pada pendirian bersama warganya. Apakah kota lain akan sekuat Jakarta atau bahkan lebih kuat lagi? Mungkin saja.

Teror bom Sarinah pada Kamis pagi, 14 Januari 2016 akan menjadi catatan sejarah bagi warga Jakarta atau seorang mahasiswa semester akhir yang sibuk mencari sang pujaan hati, dosen pembimbing kesayangannya. Menariknya, respon warga Jakarta tidak seperti warga Gotham City. Warga Jakarta terbukti lebih kuat dan unggul dalam menghadapi serangan teror. Bagi sebagian orang, teror hanyalah sebuah candaan yang menjadi candu untuk membangkitkan gairah citizen journalism dan kesempatan emas bertamasya menuju tempat kejadian perkara.

Ya, Jakarta bukanlah Gotham City yang berdiri dibantu oleh seorang superhero atau lebih ekstrem lagi memaksa superhero kota mereka untuk menyerahkan diri. Warga Jakarta tidak takut sebab mereka adalah superhero bagi kota Jakarta. Jika harus mengakui secara jujur, mungkin mereka lebih takut kepada kecebong yang menjadi bahan resep rahasia hidangan manis rasa-rasa ala martabak. Bisa jadi?

Lucunya, pelaku terorisme bom Sarinah kurang belajar dari Amrozi cs atau melakukan studi banding kepada Joker yang terkenal di Gotham City dalam menyebarkan teror dan memporak-porandakan kota. Tapi mungkin saja warga Jakarta terlalu kebal dalam menghadapi teror recehan seperti Joker. Hal demikian tidak berlaku di kota yang terlampau kuat seperti Jakarta.

Pedagang sate yang laris menggelar dagangannya tentu menjadi hidangan yang nikmat untuk ditampilkan diberbagai portal berita online. Bahkan, sneakers serta tas polisi ganteng pun tak lupa mendapat tempat dan tidak dapat menyembunyikan rahasia umum bahwa masih banyak kaum jomblo proletar milik bangsa ini. Ah, sungguh, musibah membawa berkah. Tapi, beruntunglah bagi warga menengah galau karena segera mengetahui ternyata masih banyak srikandi unyu yang masih berkeliaran diluar sana dengan tagar #KamiNaksir.

The White Knight bersama jajaran kabinetnya pun langsung turun ke jalan dan meninjau tempat kejadian perkara guna menyiapkan strategi berikutnya. Tidak lupa pula menghimbau warga kota untuk tidak takut terhadap teror dan berani melawan. Sunguh, cerminan yang baik bagi jajaran kabinet Gotham City yang krisis keberanian dalam jiwa-jiwa mereka. Sekali lagi, mereka harus melihat Jakarta yang lebih kuat dari Gotham City.

Warga Gotham City juga harus belajar strategi untuk melawan aksi terorisme. Belajar tentang perlawanan non-fisik dan musyawarah strategi menggunakan hashtag atau tanpa hashtag sama sekali. Tentunya pemakaian hashtag harus mempertimbangkan stabilitas perekonomian nasional dan dana investor yang dapat membuat psikologi netizen dunia rusak. Ini adalah hal vital yang harus dipelajari oleh seluruh lapisan masyarakat Gotham City, mengingat banyak perusahaan besar seperti Wayne Enterprise beroperasi di sana. Sebab, gejolak ekonomi bisa saja terjadi akibat aksi teror dan warga Gotham City harus memiliki ekonom media sosial yang berpotensi untuk menggantikan Menko Perekonomian kita yang sekarang, Darmin Nasution. Ah tentu, hal ini tidak dapat ditiru oleh warga Gotham City. Mereka terlalu takut untuk melakukan gerakan massal seperti ini dan memilih berlindung dibalik jubah superhero kebanggaan kota mereka.

Now we see the funny side

Tapi kita tidak bisa menyamakan aksi terorisme bom Sarinah dengan genius planner sekelas Joker. Beberapa pakar mengatakan bahwa aksi teror kali ini kurang begitu jelas. Ya, mungkin saja disebabkan mereka tidak melakukan studi banding ke Gotham City atau belajar dari Amrozi cs. Tapi coba kita lihat dari sudut pandang yang berbeda. Aksi ini seolah-olah menjelaskan kepada kita bahwa everybody got a dark side. Bahkan kota impian seperti Jakarta (juga kota lainnya) pun memiliki sisi gelapnya. Kota ideal adalah utopia, seperti Gotham City yang memiliki sisi gelapnya tersendiri. Idealisme kota impian adalah utopia yang dapat terwujud dengan adanya berbagai kebohongan dari panitia penyelenggara.

Persamaan warga Gotham City dan Jakarta adalah kegelisahan. Gotham City yang terlalu gelisah dengan kehadiran Joker dan Jakarta yang kemudian gelisah dengan aksi teror bom Sarinah. Sehingga mereka baru saja bangun dan tersadar akan kebenaran yang ada walaupun dalam bentuk yang sangat menyebalkan dan paling mengerikan.

In hope we trust. But wait, what’s hope?

People loose their mind ketika menerima broadcast Whatsapp yang isinya terlanjur ditelan mentah-mentah dan tidak segera dimuntahkan. Tak lupa pula, sebagai agenda wajib untuk mengkritisi Zuckberg yang tidak segera memberikan layanan safety check atau ala-ala bendera Indonesia melalui layanan jejaring sosial miliknya. Mungkin Mark lupa jika jumlah pengguna yang mengakses Facebook melalui handphone di Indonesia sebesar 62.6 juta di tahun 2015 . Atau Mark lupa bahwa Jakarta bukanlah Gotham City. Tidak ada super hero di sini. Super hero adalah warga Jakarta itu sendiri yang mampu melawan teror tersebut. Sehingga Jakarta tidak perlu memiliki rasa aman dan berbagi keamanan karena warga Jakarta adalah keamanan itu sendiri. Tapi sekali lagi, ini membuktikan bahwa warga Jakarta lebih kuat daripada warga Gotham City. Kami tidak butuh safety check milikmu, Mark!

Kecepatan penyelidikan pihak kepolisian Jakarta pun lebih unggul daripada kepolisian Gotham City. Mereka mampu mengidentifikasi identitas pelaku teror lainnya yang ternyata alumni salah satu perguruan tinggi di Solo. Ah, tentu kita tidak perlu ambil pikir tentang kesalahan menyebut UNS menjadi Universitas Negeri Solo. Sudah sering dan sudah terbiasa. Alangkah lebih bijak jika membiarkan mereka belajar mencari informasi identitas nama perguruan lebih dalam lagi.


Why so serious?

Sementara itu, Jakarta tidak seperti Gotham City yang begitu serius. Mungkin Joker perlu membuat agenda khusus untuk pergi berlibur ke Jakarta. Sebab, kejadian ini bisa saja kita tertawakan seperti yang ditertawakan oleh Mbak Desi Wulandari. Miris, namun cukup lucu untuk ditertawakan. Entah mengapa, warga Gotham City terlalu serius menanggapi berbagai hal tentang kotanya. Pendeknya, Gotham City tak dapat sebercanda Jakarta. Mungkin bagi gerombolan Si Berat, aksi kali ini akan menjadi salah satu rapor merah milik mereka. Sehingga mungkin saja setelah ini mereka akan mengulang kelas pelatihan yang dibuka kembali oleh League of Shadow dan melakukan uji coba di Gotham City suatu saat nanti.
Image credit: hdwallpapers.in

Kemudian, bagaimana dengan sebagian dari lainnya yang berbekal ilmu cocoklogy dan chochokhony mencoba menghubungkan kejadian ini dengan deadline milik Freeport ditanggal yang sama, hari yang sama dan bulan yang sama. Warbiyasah sekali bukan? Ah, tentu kita diperbolehkan menolong harapan mereka dari aksi Portal Payungan yang belum pernah memuat pemberitaan mengenai Gotham City. Hei Gordon, kamu harus tau hal ini!

Semoga trio Gotham City­­ –Batman, Gordon, Robin atau siapa sajalah– mampu menghadapi gerombolan Si Berat yang menyerang kota mereka. Tapi tentu saja mereka harus belajar dari Jakarta karena Jakarta bukanlah Gotham City.


Header image credit: vignette1.wikia.nocookie.net/

Komentar

  1. whoaaaaa. perbandingannya pake cerita ala Batman. keren banget \:D/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya mbak, soalnya kasusnya sama-sama teror, warga dan hero.

      Hapus
  2. Jakarta itu Jakarta. Iya kan, ya? :v
    Semoga Jakarta tetap kuat dan tidak ada lagi teror apalagi serangan bom. Huhuhu..........

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nurri belum sarapan ya? Sarapan dulu gih.
      Jakarta pasti tetep kuat kok kalo warganya konsisten untuk bercanda. Ah, jangan lupa, kota-kota lain juga kuat :))

      Hapus
  3. Widih keren mas, pake nyangkut ke film The Dark Night, maybe ada persamaan antara 2 kota tersebut ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Udah dijelaskan kok, kalo mereka sama-sama memiliki warga yang gelisah. Warga yang peduli dengan keberlangsungan kotanya walaupun cukup kontras perbedaannya. Ya, kebijaksanaan kota lah yang mengatur dan mendewasakan mereka :))

      Hapus
  4. Asoy bet ini disamakan dengan Gotham. Aaaakkk Joker mantaplah emang. Karakter favorit di The Dark Knight buahaha. Tapi udah meninggal :(

    Kapan-kapan kalo ada tulisan, disamain ke Marvel bisa gak? Haha

    BalasHapus
  5. hehe. emang beda ya bang. jakarta sama gotham city. di gotham city kayaknya lebih resa banget kalau ada kejadian kaya gitu. terus yg bikin saya ngakak ada ada hesteg #KamiNaksir haha

    BalasHapus
  6. Sepertinya yang meneror agaknya gagal. Walau ada banyak ledakan, namun warga Jakarta tetap kuat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dibilang sepenuhnya gagal juga nggak, dibilang berhasil juga nggak. Yang jelas, berhasil membuat kita tau kalo selera humor kita itu bagus banget :D

      Hapus
  7. wahh keren mas, yang paling lucu sempatnya aja ngeliatin polisi ganteng dan makai hastag #kaminaksir dari situ datang lah para onlineshop mempromosikan sepatu dan tas yang di pakai polisi, kan lucu. mencari kesempatan dalam keramaian wkwk

    BalasHapus
  8. wahaha juara juara. cakep nih. sorry ya, Jakarta gak mempan di takut-takutin. orang Jakarta masuk rumah hantu, hantunya yang takut. maap-maap aja nih pak teroris, kalo mau bercanda jangan di Jakarta, selera humor kami enggak receh kaya anda. :D

    BalasHapus
  9. Selalu ada berkah dalam sebuah musibah.
    Tapi Gotham sebelum ada Batman pun sebenarnya sudah gelisah. Karena sebelum ada Joker ada villain-villain yang terlebih dahulu "menginisiasi" kejahatan di kota itu. (lupakan, yang ini mungkin karena keseringan nonton serial Gotham aja, hahaha).

    Yang paling aneh tu kenapa mesti disangkut pautkan sama Freeport sih? Kalo pun pengalihan isu emang freeport (atau pemerintah?) seniat itu mengalihkan isu sampai bikin teror? Kayanya ga deh?
    Mungkin mereka berfikirnya kurang rasional aja kali ya. Ya sudahlah namanya juga manusia hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya om. Villain di Gotham juga sering bikin gelisah, ya soalnya tau sendirilah. Menurut saya, Batman itu simbol kapitalisme di Gotham City. Karena vilain di Batman kebanyakan berasal dari kaum menengah bawah. Entah itu karyawan atau rakyat biasa.

      Dan kenapa selalu dicari korelasinya dengan asing terutama barat? Menurut saya karena adanya pertarungan ideologi. Sepanjang hemat saya, seperti itu.

      Hapus
  10. lama gak buka ada cerita beginian...,#salut

    BalasHapus
  11. Wahh...gak bosen sya bacanya. Keren sekali tulisan dgn ala2 supeeheronya. Membandingka jakarta dgn gotham city. Gotham cm punya 1 super hero dan jakarta punya bnyak supeehero....hahahah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks om. Kapan-kapan balik sini lagi aja. Okay?

      Hapus
  12. Kalo menurut saya sih jakarta justru lebih takut sama hal-hal yang lebih simpel, misal ketakutan pedagang kaki lima kepada satpol PP, atau kenapa tukang sate tak takut sama bom mungkin karena setiap malam mereka sudah sering ketemu kengerian yang sebenarnya (baca: genderuwo, kuntilanak, sundel bolong, dll) dan pula jangan lupa ketakutan jakarta sudah terlalu menumpuk, membuatnya bebal sekaligus kebal akan teror nyata seperti bom tadi. Ya kita tahu sendiri, terkadang warga jakarta lebih takut sama yang namanya macet, banjir, ataupun kerusuhan (opsi lain)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makanya om, Jakarta nggak akan takut sama teror recehan kek Joker :))

      Hapus
  13. Bikin perbandingannya asoy :)) keren dan masuk aja gitu :D ngaliiir :D

    Unik ya pasca teror itu yang dilirik malah akang tukang sate sama mas polisi yang ganteng itu :)) #KAMITIDAKTAKUT :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah enak ya bacanya? Mungkin karena bikinnya pake bumbu dapur yang takarannya pas nih :))

      #KamiTidakTakut atau hestek lainnya ya monggo dipahami sehingga mampu membangun karakter bangsa ini. Halah~

      Hapus
  14. Wuaaa, perbandingannya kece banget.

    BalasHapus
  15. Lucu kali yaaaa, kalo di jakarta ada super Hero macam superman atau batman gitu

    BalasHapus
  16. yeay. tidak ada superhero di sini. adanya tukang gojek yang bantu nyelametin mbak-mbak :D

    BalasHapus
  17. Mewaspadai berita sampah di sosmed tentu baik

    BalasHapus
  18. Korelasi yang sangat pas. Gurih. Rapih. As always, bacaan yang menarik.

    BalasHapus
  19. #kamitidaktakur
    baru teroriiiis. teror mantan yang ngasih undangan kawinan aja yang horor. hiksss.

    BalasHapus
  20. Ngebaca tulisan ini bikin gua jadi terharu, jadi bangga sama Jakarta sekarang!! Rasanya gua pengin ikutan ngebom cuma buat iseng-isengan kalo begini ceritanya..

    BalasHapus
  21. Batmannya jakarta tak lain adalah warga jakarta sendiri hehe. . The last dark night nih

    BalasHapus
  22. Gelisah? Jangan lah
    Banyak hal yang bisa menghilangkan rasa itu
    Jakarta is jakarta

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Post

Yuk Kenalan dengan Berbagai Jenis Power Plant yang Ada di Indonesia

Pengalaman Pengembalian Dana (Refund) Tiket Pesawat di Traveloka

LOGO BARU PIZZA HUT