Desain Logo Plagiat

Desain Logo Plagiat

Ini mungkin nggak jadi masalah buat kamu yang lagi galau. Ya iyalah nggak. Emang kalo pacaran sama logo apa? Tapi buat gue, melihat desain logo yang dijiplak dan ditiru abis-abisan itu bikin sedih kayak mahasiswa yang ditinggal dosen pembimbing skripsi ke luar kota. Udah gitu ga bisa dihubungi. Mau makan pun susah. Semua terasa susah. Berikut desain logo yang bikin gue galau abis. Sumpah.

Filmax dan DEPKOMINFO

Filmax and Depkominfo

Ini siapa yang niru siapa ya? Yang jadi pertanyaan adalah 'Apakah situs website Filmax di blokir oleh internet positif?' Itu masih sebuah misteri.

ITS dan ITS

ITS dan ITS

Kalo yang ini gak usah ditanya. Anak SD juga sudah bisa menilai kok. Tinggal suruh aja 'Temukan 5 perbedaan gambar diatas' Pasti jawabannya cuman satu. Ya tulisan Institut Tekno.... dan Inkom Teh.... Ini bikin galau sumpah!!

Kalo aja gambar diatas dimasukin ke majalah anak-anak, mungkin itu adalah dosa terbesar yang dilakukan oleh umat manusia yang selalu mencari-cari perbedaan.

Dosa yang tak termaafkan karena kita hidup dalam perbedaan namun memaksakannya untuk tetap sama. Harmony in diversity.

662 Bodyboards dan PDI-P

662 Bodyboards dan PDI-P

Nggak cuman Twitter yang logonya berubah dari burung tidur jadi burung ngaceng yang terbang penuh semangat berapi-api. Tapi seekor banteng juga bisa berubah dari ngaceng biasa-biasa aja menjadi marah. Mungkin dia lelah. Mungkin

BMW dan BYD

BMW vs BYD

Disebelah kiri itu logo perusahaan pembuat rebana untuk marawis, Big Marawis Wealth Incorporation dan disebelah kanannya itu perusahaan pembuat instrumen dangdut, Barisan Yuk Dangdutan (Persero).

Mungkin mereka bakalan bikin kompetisi alat musik. Yang satunya di sponsori BMW dan satunya lagi di sponsori oleh BYD.

Mazda dan Haima

Mazda vs Haima

Mungkin kedua perusahaan diatas terinspirasi dari filosofi cinta 'karena perbedaan itulah kita saling melengkapi satu sama lain'. Kalo Mazda dari Jepang, maka Haima dari China. Nggak cuman mobil yang ditiru China, logo juga ikut-ikutan ditiru.

Itulah kenapa gue nggak mau nikah dan bulan madu di China. Nanti kalo anak gue lahir bakalan ada label Made in China. Jangan sampe.

Cap Kaki Tiga dan Bendera Isle of Man

Kaki tiga atau tiga kaki?

Nyamuk sini cuman takut kaki roda *genjreng...genjreng*

Kampret, nyet malah nanyi

Gue nggak tau kenapa logo diatas hampir mirip. Yang gue permasalahkan sebenarnya bukan kemiripan logonya. Tapi filosofinya.

Buat bendera Isle of Man okelah dilambangkan dengan tiga kaki. Tentunya kaki cowok, soalnya berbulu. Kalo nggak percaya coba buka aja kaos kakinya. Tapi logo yang satunya nih bikin gue nggak habis pikir.

APA HUBUNGANNYA KAKI TIGA SAMA MINUMAN YANG DIPAKE BUAT PENYEGAR

HAH!! APA!! HAH!!

Waktu kecil gue sempet mikir kalo minum larutan itu kaki gue jadi tiga. Satu di kiri, satu di kanan dan satunya lagi ditengah.

Inilah kenyataan logo yang lumayan kampret.

Swastika dan Nazi

Nazi dan Swastika. Eh kebalik?

Hmm apa ya? Apa ya?

Yak begitulah kenyataan logo-logo yang ada didunia. Udah galau belum? Udah ada yang masuk UGD? Unit Galau Darurat gara-gara tulisan gue? Semoga aja nggak ya sob.

Begitulah hidup, terkadang kita selalu memaksakan untuk sama ditengah banyaknya perbedaan. Bahkan sampai logo dipaksa sama. Padahal logo adalah curahan ide dan pemikiran. Untaian gagasan yang divisualisasikan menjadi bentuk nyata agar dapat dipublikasikan.

Nggak habis pikir dengan orang yang menghabiskan waktunya untuk mencuri ide orang lain. Bahkan gagasan pun dicuri. Padahal jika kita telisik lebih jauh kepada pola pikir manusia, kita dituntut untuk selalu kreatif. Kenapa? Kreatif untuk bertahan hidup. Seleksi alam.

Mulai dari jaman prasejarah dimana para manusia Homo Erectus dituntut untuk terus bertahan hidup guna mendapatkan makanan dan serangan alam lainnya. Sampai pada kisah Homo Sapiens yang bertahan dari penderitaan kisah cinta dengan kekasihnya. Itu semua adalah kreatif. Pola pikir yang kita lakukan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Desain baru, ide baru, gagasan baru, mantan baru, pacar baru. Pokoknya yang baru.

Tapi kenapa harus ada plagiarisme jika sejatinya otak kanan kita dapat berpikir kreatif secara alami?



Cikampek, 23 Agustus 2014


"Sebungkus mi instan yang kuremukkan agar ia menemaniku menulis"

Komentar

  1. Logo blognya mas jung mirip whatsapp :O

    BalasHapus
  2. Wah yang ITS itu kok bisa mirip gitu ya :)

    BalasHapus
  3. agak susah emang kalau masalah kreatifitas ini mang aii
    kadang perlu referensi jua cuman ya itu bisa teumpatnya mencolok banar -..-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak susah kok, asal mau nyari inspirasi yg nggak sama.
      Jangan pake referensi kalo gitu.

      Hapus
  4. wah yang its kok sama persis yaaa.. .___.

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Post

Yuk Kenalan dengan Berbagai Jenis Power Plant yang Ada di Indonesia

Pengalaman Pengembalian Dana (Refund) Tiket Pesawat di Traveloka

LOGO BARU PIZZA HUT