Kenapa Logo Playboy Itu Kelinci?


Jadi ceritanya kemaren gue liat pedagang sate. Yang dijual sate kelinci. Dalam lamunan maha dahsyat oleh aroma khas bumbu sate gue membayangkan kelinci. Kelinci seksi.

And the story was begun...

Gimana caranya coba kelinci jadi logo? Dalam lamunan gue atas daging sate yang dikipas-kipasin secara mencemaskan, kata kelinci berubah menjadi visualisasi logo. Logo Playboy.

Namun gue berpikir ada sesuatu yang aneh dengan logo Playboy. Kenapa harus kelinci? Kenapa? Kenapa? Kenapa? Kenapa? Mau nanya ke Twitter salah. Twitter nggak jauh-jauh amat sama siklus FTV yang gak-kenal-ketemu-marahan-nolongin-eh-cantik-juga-dan-naksir-kemudian-pacaran-bahagia-selamanya-sampai-kiamat.


Kenapa kelinci?



Iya, kenapa kelinci? Kenapa nggak kebo gitu? Kan biasa kumpul kebo. Atau singa gitu? Kan ada tuh Lion King. Terus kenapa harus kelinci. Gue penasaran. Akhirnya gue nemu sebuah artikel.

According to Hugh Hefner, the Bunny was inspired by Bunny's Tavern[2] in Urbana, Illinois. Bunny's Tavern was named for its original owner, Bernard "Bunny" Fitzsimmons, who opened for business in 1936. Serving daily food specials for a mere thirty-five cents, as well as ten-cent draft beers, Bunny's catered to locals and University of Illinois students alike. One of those students (in the late 1940s) was Hugh Hefner.

And you know where is the article came from... Yes! Wikipedia!

Menurut penelitian, kelinci adalah hewan yang memiliki nafsu seksual yang tinggi. Gue gak ngebayangin ilmuwan yang neliti. Tiap hari pasti mantengin kelinci yang kimpoi. Dicatet durasinya dan energi yang dibutuhkan. Menghasilkan grafik endurance yang fluktuatif. Kemudian para ilmuwan tersebut menarik teorema dan kesimpulan dari judul penelitian mereka, 'Analisa dan Perhitungan Efesiensi Perkimpoian Kelinci Betina dan Jantan terhadap Jumlah Telur yang Dihasilkan'. Tiap hari nonton kelinci kimpoi.

Logo Playboy dibuat oleh Art Paul, desainer grafis legendaris. Logo kelinci itu sebagai icon dari Hefner yang bekerja sebagai sebagai kartunis humor. Dalam karyanya, Hefner menggunakan tokoh kelinci atau bunny. Menurut Hefner kelinci menjadi simbol yang cocok karena hewan itu mengandung makna "lucu" dalam konteks seksual. Seperti yang ilmuwan bilang diatas, kelinci memiliki endurance yang tinggi untuk urusan kimpoi.

Gue acungi jempol untuk Hefner yang dapat menggabungkan kenyataan atau mindset secara umum dan divisualisasikan dalam bentuk logo oleh Art Paul. Ya memang beginilah seharusnya arti dari desain. Yakni fungsi. Fungsi yang divisualisasikan agar dapat memiliki presepsi yang sama di mata setiap orang.

Maka berbanggalah kalian yang dicap sebagai playboy. Karena kalian adalah maha karya dari visualisasi Hefner dalam bentuk nyata. Playboy itu seperti Indomaret. Jika Indomaret pasangannya adalah Alfamart, maka Playboy itu pasangannya cewek cakep. Dan filosofi terbaik untuk mereka? Mereka ada dimana-mana.

"If you can't make a good logo, try to ask the world. Not ask.fm..."

Popular Post

Yuk Kenalan dengan Berbagai Jenis Power Plant yang Ada di Indonesia

Pengalaman Pengembalian Dana (Refund) Tiket Pesawat di Traveloka

FONT UNTUK NUANSA RAMADHAN DAN IDUL FITRI