"Dia mulai lapar"Masih ingat nggak sih? Ada iklan lokal yang dengan epic banget ngomongin seseorang yang lagi lapar dan ngomel sampe bikin temen-temennya kesel. Nah, dari situlah jadi rame kalo ada yang ngomel-ngomel itu artinya dia lagi lapar. Bahkan kalo kita nggak fokus dengan suatu hal, kita dianggap 'mulai lapar'.
Ya karena orang lapar, cenderung emosinya nggak normal dan bawaan nya pengen ngomel. Salahin glukosa aja deh kalo ada yang lagi laper dan marah-marah. Karena kadar glukosanya yang turun, makanya dia butuh yang manis agar rasa marahnya berkurang.
Tapi, apakah selamanya kita harus kenyang sih? Padahal ada saat yang tepat bagi kita untuk nggak melupakan rasa lapar. Sayangnya, kalo udah kenyang, kita seringkali lupa dan terlena. Eh, ini bukan ngomongin lapar dan kenyang yang sebenernya loh ya. Tapi dalam arti kiasan. Gitu.
Baca juga: Apa Artinya Kenyamanan dan Kesempurnaan?
Salah satu nilai yang gue percaya ketika lapar adalah 'lack of access'. Ketika lapar, kita memiliki kekurangan akses untuk memuaskan rasa lapar yang ada. Kenyataannya, kita cenderung mencari cara untuk melewati barrier atau batasan yang menghalangi kita untuk menjadi kenyang.
Ya, tentu kami berusaha keras untuk mewujudkan project yang kami kerjain. Walaupun kami sebenarnya ya emang lapar banget. Lapar fasilitas dan pengen banget punya sarana dan prasarana yang memadai.
Akhirnya, dengan rasa lapar yang hebat. Project kami mampu bersaing untuk mengikuti kompetisi tersebut. Usaha yang membuahkan hasil ya dari rasa lapar tadi.
Rasa lapar bisa kita asah untuk menjadi skill. Tentu dengan menjadikannya skill yang berguna dan dimanfaatkan untuk orang lain akan jauh lebih baik. Tim sepakbola misalnya, untuk mengikuti sebuah kompetisi, mereka pasti haus akan gelar dan lapar untuk menjadi juara. Itulah yang mendorong mereka untuk berjuang memperebutkan gelar juara.
Rasa lapar selalu kita hadapi mulai dari pagi sampai malam. Tapi jangan sampai lupa, ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari kelaparan yang kita rasakan setiap hari. Tentu saja, rasa lapar nggak bisa kita selesaikan dengan ngetwit 'Duh, laper nih'
Kecuali ada gebetan yang nganterin sekotak martabak manis 5 menit kemudian. Hehehe.... :p
Salah satu nilai yang gue percaya ketika lapar adalah 'lack of access'. Ketika lapar, kita memiliki kekurangan akses untuk memuaskan rasa lapar yang ada. Kenyataannya, kita cenderung mencari cara untuk melewati barrier atau batasan yang menghalangi kita untuk menjadi kenyang.
Kenapa gue percaya dengan 'lack of access'?
Semasa kuliah, gue pernah bergabung dengan sebuah tim dan bekerja pada sebuah project untuk berkompetisi. Karena fasilitas laboratorium dari kampus yang terbatas, kami sadar dan enggan menuntut yang lainnya. Lebih baik kami fokus untuk bekerja dengan fasilitas yang udah ada. Nggak perlu manja karena dewasa adalah kematangan untuk mengendalikan ego.Ya, tentu kami berusaha keras untuk mewujudkan project yang kami kerjain. Walaupun kami sebenarnya ya emang lapar banget. Lapar fasilitas dan pengen banget punya sarana dan prasarana yang memadai.
Akhirnya, dengan rasa lapar yang hebat. Project kami mampu bersaing untuk mengikuti kompetisi tersebut. Usaha yang membuahkan hasil ya dari rasa lapar tadi.
Lack of access
Kalo lapar, gue sering kurang fokus. Tapi rasa lapar ngasih tau bahwa ada banyak hal yang harusnya dilakukan dengan segera. Mengingatkan tentang project yang perlu dikerjakan.
Pengalaman rasa lapar dibanyak hal bisa kita manfaatin biar punya mindset yang bagus. Seorang pemburu tentu sudah mengalami banyak sekali kelaparan dalam hidupnya. Sehingga ia akan tahu, waktu dan tempat yang tepat untuk menemukan rusa buruannya.
![]() |
via www.picturequotes.com |
Rasa lapar bisa kita asah untuk menjadi skill. Tentu dengan menjadikannya skill yang berguna dan dimanfaatkan untuk orang lain akan jauh lebih baik. Tim sepakbola misalnya, untuk mengikuti sebuah kompetisi, mereka pasti haus akan gelar dan lapar untuk menjadi juara. Itulah yang mendorong mereka untuk berjuang memperebutkan gelar juara.
Baca juga: Berhentilah Marah-marah, Mulailah Bersabar
Apalagi kalau kamu bekerja disebuah startup, mulailah rasa laparmu dengan mengerjakan project kecil sendiri. Membuat sebuah milestone seperti bagaimana akuisisi pengguna pertama, kemudian dilipatgandakan menjadi 100 pengguna, 10.000 pengguna dan seterusnya. Rasa lapar akan mendorong kita melebihi ekspektasi yang kita miliki.
Apalagi kalau kamu bekerja disebuah startup, mulailah rasa laparmu dengan mengerjakan project kecil sendiri. Membuat sebuah milestone seperti bagaimana akuisisi pengguna pertama, kemudian dilipatgandakan menjadi 100 pengguna, 10.000 pengguna dan seterusnya. Rasa lapar akan mendorong kita melebihi ekspektasi yang kita miliki.
Rasa lapar selalu kita hadapi mulai dari pagi sampai malam. Tapi jangan sampai lupa, ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari kelaparan yang kita rasakan setiap hari. Tentu saja, rasa lapar nggak bisa kita selesaikan dengan ngetwit 'Duh, laper nih'
Kecuali ada gebetan yang nganterin sekotak martabak manis 5 menit kemudian. Hehehe.... :p