Kenapa Anak Muda Harus Travelling?



Saya pernah bepergian ke Bali semasa masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Saat itu, saya sangat excited sekali untuk berlibur kesana. Bagaimana tidak? Setiap hari saya hanya melakukan aktivitas yang sama dan ditempat yang sama. Selalu. Sehingga ketika masa libur telah tiba, saya selalu merencanakannya sebagai sarana untuk pergi ke suatu tempat.

Ya, dengan kata lain saya selalu menginginkan suasana baru dan bertemu orang-orang baru. Mungkin seperti itulah katanya generasi milenialls. Mungkin saja.

Baca juga: Ketika Media Sosial Melahirkan Penulis Handal

Kemudian ketika kuliah, saya sering melakukan perjalanan baik seorang diri maupun bersama teman-teman satu angkatan. Entah hanya mengunjungi suatu tempat maupun karena keperluan organisasi kampus. Mendaki gunung juga membuat saya sering bepergian ke tempat lain. Ya,  hiking atau mendaki gunung menjadi semakin populer saja akhir-akhir ini. 

Selain itu, kuliah juga memberikan saya bbanyak pengalaman berharga seperti magang di Cikampek hingga perjalanan lintas negara untuk berkompetisi di Asia. Well, it’s quite long story by the way.

And then, saya harus berpikir beberapa kali ketika akan melakukan perjalanan jauh. Termasuk melintasi batas negara yang menjadi pengalaman pertama saya. Hal ini dikarenakan saya tidak merencanakannya untuk berlibur, tetapi harus ada target yang nantinya dibawa pulang. Long journey and short story, but had a lot of experience that I get.

Hampir di setiap perjalanan atau ketika saya melakukan travelling, saya memiliki teman baru. Entah hanya sebagai teman perjalanan maupun bertukar kontak untuk berbagi informasi dikemudian hari.

From time to time i made a lot of friends in Manila, most of them were foreigner (not Indonesians). Hal tersebut membuat saya memiliki banyak sekali pengalaman berharga. Seperti saat saya tahu bahwa salah satu dari mereka yang saya temui di Manila adalah orang Timor Leste. Ia bersekolah di Manila dan kemudian menetap disana. Sayangnya, saya tidak menanyakan mengapa ia memilih untuk bersekolah di Manila, bukan di Indonesia.

Bertemu dengan orang baru juga memberi saya pelajaran untuk membuka pikiran. Terbuka dengan segala sudut pandang dan menerima berbagai masukan yang diberikan.

Ada satu hal yang menarik yang saya dapatkan dari mereka tentang budaya dan kehidupan. They taught me how to enjoy life, maybe they not told me in verbal, but they told me by their cultures.

Kemudian saya berusaha untuk membuka mata bahwa dunia itu tidak sesempit yag saya kira. They taught me to feel more alive, like not worry about the future and past, just focus on the present. Saya pun berpikir, mungkin beberapa dari kita selalu merasa cemas karena sering berandai-andai. Ya, kita adalah generasi kurang fokus.

Kita tidak menikmati jalan hidup yang kita pilih dan sering kali too much thinking tentang orang lain. Bahkan kita sering beranggapan bahwa, menjadi lebih baik dimata orang lain itu lebih penting daripada mewujudkannya untuk diri sendiri.

In the end, ketika kita menikmati perjalanan yang kita lakukan, maka akan banyak sekali pelajaran berharga dalam hidup yang bisa kita dapatkan. Karena melakukan perjalanan adalah salah satu cara kita menikmati dan belajar tentang perjalanan hidup.


Itulah mengapa setiap orang, terutama kita anak muda disarankan untuk melakukan perjalanan jauh. Setidaknya sekali dalam seumur hidup. Karena kita akan menemukan banyak hal berharga daripada hanya sekadar membaca buku-buku travelling.

Do whatever you want to do, if it feels right, just do it. This is your life, you are the one who’s living it, not them. Then, enjoy the journey of your life.


Image credit: gratisography.com

Komentar

  1. Traveling sudah masuk kategori wajib to do list, meski SMA belum bisa ke tempat yang jauh, setidaknya sudah menyiapkan itinerary kalau suatu saat bakal pergi kemana-mana :D

    BalasHapus
  2. Gue dari dulu paling nggak suka jalan-jalan. Well, gue orangnya mabuk kendaraan. Naek bus muntah-muntah, naik mobil pribadi, belum punya. Naek motor, ngeri kecelakaan. Naek kereta ngeri anjlok. Naek pesawat kemahalan. Hahaha. Banyak alesan gue.

    Akhirnya, semenjak kuliah di tempat yang jauh dari rumah. Gue jadi suka banget bepergian. Nggak mikirin bahaya lagi. Toh, mati bisa di mana aja. Gue jadi sering touring bareng temen kampus. Apalagi ke tempat-tempat wisata. Biasanya, sih, touring ke puncak. Menjelajahi alam, merasakan dinginnya air curug. Segerrr~

    Dan sampe sekarang gue ketagihan sama yang namanya traveling. Seru abis. Apalagi bisa menuliskan cerita perjalanannya. :))

    Btw, traveling bukannya huruf "L"-nya cuma satu ya, Rif? CMIIW. :D

    BalasHapus
  3. Sudah lama nggak jalan jalan sih. Dulu sering karrna tujuannya buat pelarian, kalau sekarang sudah bisa menghadapi realita jadi nggak lari-lari lagi hahaa. Nah, beda tujuan dengan kalian2 yang mau travel keliling itu...

    BalasHapus
  4. Gua emang sebenernya pengin banget jalan-jalan jauh, cuman sayangnya masih belum jadi prioritas utama. Karena gua masih belum rela ngehabisin uang banyak untuk melakukannya..

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Post

Yuk Kenalan dengan Berbagai Jenis Power Plant yang Ada di Indonesia

Pengalaman Pengembalian Dana (Refund) Tiket Pesawat di Traveloka

LOGO BARU PIZZA HUT