FoPo: Belajar Menangani Masalah Pangan dengan Kreativitas




Creativity is just an action to create something. Kalo kata Steve Jobs sih, connecting the dots yang bisa diartikan juga gimana caranya kamu memecahkan masalah dengan connecting the things.

Masih inget kan, kasus di Cikajang Garut, dimana harga tomat jadi rendah banget sehingga banyak tomat yang dibuang dengan sia-sia disepanjang jalan? Coba kalo fenomena ini disikapi dengan teknologi mengenai food tech, kemungkinan besar hal tersebut bisa diminimalisir kok.

Seperti yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa Universitas Lund di Swedia bernama Kent Ngo. Kent yang mengambil jurusan mechanical engineering, mampu berpikir secara kreatif dan berusaha untuk menyelesaikan masalah pangan ini. Kemudian lahirlah brand FoPo alias Food Powder dari kreasinya dengan beberapa orang partner. FoPo sendiri dibuat untuk menjawab permasalahan makanan basi dan menyadarkan banyak orang kalo hal sepele tersebut bisa diubah jadi lebih bermanfaat.

Asalkan kamu tau, jika 1.76 juta ton makanan basi atau kalau diuangkan bisa mencapai sekitar 750 juta dolar. Selain itu masih banyak saudara kita di belahan dunia lain yang ga bisa makan. Kebayangkan perbedaannya? Disatu sisi ada yang kelebihan dan disisi lain ada yang kekurangan dan membutuhkan banyak bantuan.

Nah, itu dia permasalahannya. Disinilah peran krusial dari sebuah sistem distribusi. Secara umum kita tau kalo, makanan itu cepet banget expired alias kadaluwarsa. Sehingga ini bakalan jadi masalah di sistem distribusi makanan dan FoPo hadir untuk menjadi ice breaker buat ngatasin masalah ini. Gimana caranya?

Buat kamu yang udah pernah belajar masalah mikrobiologi pangan atau teknik pangan pasti tau banyak nih kalo di dalam makanan, buah-buahan atau sejenis bahan makanan lainnya, ada yang namanya aktivitas air. Aktivitas air ini digunakan untuk mengukur ketersediaan air untuk fungsi-fungsi biologis dan berhubungan dengan air yang berada dalam bentuk bebas dalam bahan pangan yang dikenal dengan air bebas.
Nah, air bebas ini dalam pangan dapat digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme, semakin tinggi nilai aktifitas air dalam bahan pangan, maka semakin tinggi air bebasnya sehingga kemungkinan untuk cepat membusuk semakin tinggi. Sebagai perbandingan nih, untuk makanan yang berbentuk kering seperti sereal, susu bubuk, crackers, hanya memiliki nilai aktifitas air antara 0,10 sampai dengan 0,20. Sedangkan pada buah-buahan dapat mencapai 0,98 sampai dengan 0,99.

FoPo sendiri tidak menciptakan produk baru ataupun teknologi baru, tetapi mereka menciptakan nilai baru dari sistem pangan konvensional yang tidak efisien. Inovasi dari bisnis ini tidak lain hanyalah menggunakan buah-buahan dan sayuran yang hampir kadaluwarsa untuk kemudian dibuat dan dikeringkan sampai menjadi bubuk sehingga makanan bisa awet lama. Bahkan hingga 2 tahun!

Produk dari FoPo ini juga telah dinilai mampu mempertahankan nilai gizinya sebesar 30% sampai dengan 80%. FoPo sendiri hadir dengan tiga varian rasa seperti pisang, raspberry dan mangga. Selain itu FoPo berencana untuk menambah varian rasa baru seperti nanas.

FoPo sendiri dapat digunakan sebagai bahan campuran dalam yogurt, smoothies atau ditaburkan untuk menjadi topping diatas es krim. Makanan kering ini juga cocok untuk dikonsumsi ketika camping, travel adventures atau bahkan digunakan saat kondisi darurat untuk membantu korban bencana.

Baca juga: September Kreatif

See, dengan melihat dari sudut pandang lain, selain dapet untung, kita juga bisa support ending world hunger juga kan. Kalo kita semua udah terbiasa berpikir kreatif, semua masalah pasti bisa dicari solusinya :)



Image credit: Fopo Food Powder

About author
Justina Landhiani. Marvel enthusiast and coffee addict. Currently working at Katanium. You can contact me through justinalandhiani@gmail.com or just visit my blog.

Guest post adalah artikel yang ditulis oleh kontributor jungjawa.com. Bulan September ini jungjawa.com bakalan ngebahas tentang Creative Thingking. Pengen ikutan bikin guest post juga? Prove your existence and send your email to hello@jungjawa.com with subject [Guest Post]_Judul Post_Author. Good luck! 

Komentar

  1. Wah kalau sudah ngomongin Tomat ingatan saya langsung dengan jus Tomat yang asem asem kecut yang pertama saya. Sepanjang ingatan saya sih pertama kali icip icip Jus Tomat pada tahun sekitara 1990 an gitu deh/ Lama bingidssssssss ya.

    Hahahah soale cita rasanya itu yang asem asem ihiehihee. Sekarang malah sukanya Jus yang bercita rasa manis seperti Jus Apel, Jus Sawo , Jus melon dan Jus semangka

    Eaaa malah curcol soal Jus sihh

    BalasHapus
  2. Kalo sudah kreatif
    Selalu bertindak positif
    Kisah tomat pun jadi nyata bukan lagi fiktif

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yap! Bener banget mbak, hal-hal kecil bisa jadi sangat inspiratif

      Hapus

Posting Komentar

Popular Post

Yuk Kenalan dengan Berbagai Jenis Power Plant yang Ada di Indonesia

Pengalaman Pengembalian Dana (Refund) Tiket Pesawat di Traveloka

FONT UNTUK NUANSA RAMADHAN DAN IDUL FITRI