#TravelSeries: CIKAMPEK - BANDUNG
Sebagai mahasiswa yang senang melakukan perjalanan, gue mencoba melakukan perjalanan dari Cikampek ke Bandung. Bandung yang dikenal sebagai Paris Van Java, Kota Mode, Kota Fashion dan kota yang terkenal dengan penduduknya yang ramah. Dan satu lagi, kota yang memiliki suhu udara yang sejuk. Brrr....
Bertepatan dengan libur lebaran yang sekaligus waktu gue Kerja Praktek membuat gue memiliki waktu untuk jalan-jalan. Yang paling asik dari jalan-jalan adalah saat dimana kita memasuki suasana baru dan lingkungan serta orang-orang yang belum kita kenal sama sekali. Perjalanan liburan akan sangat asik apabila kita jeli dan memperhatikan lingkungan sekitar. Aseekk...
Moda transportasi yang gue pake dari Cikampek adalah bus. Kenapa gue memilih bus? Karena bus adalah moda transportasi yang fleksibel. Mau pergi kapan aja asal ada trayeknya it’s okay. Tapi untuk kenyamanan perjalanan jarak jauh gue saranin jangan pake bus, tapi kereta. Dijamin lebih aman dan nyaman.
Dari Cikampek menuju Bandung gue berangkat dari depan Pintu Gerbang Tol Cikopo. Sebelumnya, gue ngerti jalur-jalur Cikampek dan Bandung karena turun di Lemah Abang. Waktu itu kereta Majapahit jurusan Pasar Senen yang gue pake untuk ke Cikampek ternyata nggak berhenti di Stasiun Cikampek. Akhirnya gue turun di Lemah Abang dan pake bus Prima Jasa untuk menuju Cikampek via tol yang berakhir di Cikopo.
Balik ke cerita perjalanan Cikampek-Bandung gue. Dari Cikopo gue menunggu bus Prima Jasa tujuan Bandung. Sekitar 15 menit akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga. Bus Prima Jasa sendiri dibagi dua sob, yang non-AC dan AC. Tentu aja ini ada hubungannya sama tarifnya.
Untuk AC sendiri dengan rute Karawang-Bandung bisa dibayar dengan 42 ribu (tahun 2014) dan yang non-AC 25 ribu (tahun 2014). Gue sendiri naik yang non-AC. Karena naiknya dari Cikopo maka hanya dikenakan 18 ribu aja. Kurang lebih perjalanan Cikampek-Bandung ditempuh dalam waktu 1 jam 40 menit dengan kondisi jalanan yang lancar jaya. Wussshhh.....
Gue turun di terminal Leuwi Panjang. Dari sini gue berencana ke Kiaracondong, soalnya temen-temen gue yang KP (Kerja Praktek) di PT. Pindad pada ngekos disana. Dari sini kita bakal naik angkot jurusan Cicaheum dengan tarif 10 ribu saja.
Tapi ada kesalahan. Gue harusnya turun di sekitar Jalan Soekarno-Hatta dan naik angkot jurusan Binong (sekitar Kiaracondong) dan turun di perempatan Gatsu (Gatot Subroto). Akibat keteledoran gue ini maka harus dibayar dengan 5 ribu rupiah lagi dari Terminal Cicaheum. Bukan masalah uang, tapi angkot yang gue tumpangin di terminal ngetem selama 2 jam. Bayangin sob!! Padahal untuk rute jalan kaki dari Cicaheum-Kiaracondong bisa ditempuh dengan jalan kaki selama 1 jam. Tau gitu tadi jalan kaki aja. Okesip!
Ini terjadi karena gue saking santainya menikmati koneksi internet dari Kartu As Telkomsel. Pokoknya di Bandung nggak usah takut mati gaya karena nggak ada internet. Gue dengan koneksi GSM (sinyal H) aja udah enak banget buat main social-media. YouTube juga udah oke banget. Sempet nyoba download ternyata kecepatannya 400an KBps. Wah!
Dijamin dengan kartu Telkomsel ini gue semakin yakin kalo provider satu ini emang bagus banget untuk menjangkau seluruh nusantara. Sebagai temen yang tepat untuk menemani perjalanan mengelilingi seluruh penjuru Indonesia, MyTelkomsel.
Tepat pukul 00:12 gue tiba di Kiaracondong dan menghirup udara dingin Bandung untuk pertama kalinya. Adem bener bagi gue yang pertama kali di Bandung dan terbiasa hidup di cuaca panas (Solo panas dan Banjarbaru juga panas).
Di Bandung gue cuman jalan-jalan ke Trans Mall dan nyari galon air, eh maksudnya ketemu teteh-teteh yang baik hati yang mau nraktir gue minum (padahal laper pengen makan, ini malah di traktir minum, sial). Namanya teh Mahabala.... bukan Teh Mahadewi. FYI aja sih, Teh Dewi itu adalah pimpinan redaksi dari @NotifMagz. Oiya, tahukah kamu kalo Teh Gelas itu nggak bisa ngomong bahasa Sunda. Walaupun memiliki nama yang sama, Teh #nikipedia
Disini gue gak bakal jabarin Teh Dewi secara mendalam karena gue takut terlalu ‘lebar’ (jalan ceritanya). Pokoknya Teh Dewi yang bisa loe hubungi di @MahadewiShaleh itu baik orangnya, riang ceria dan kiri kanan kulihat saja banyak pohon cemara *kok malah nyanyi to?*
Di hari terakhir gue melakukan hal yang seperti biasa gue lakuin akhir-akhir ini kalo mau pergi kemana-mana. Yakni #TodayChallange. Ada yang mau ikutan juga? Lewati batas kemampuan diri loe sob dengan hal-hal yang menantang. Kalo gue sih udah melakukannya dulu disini.
Akhir kata gue kangen Bandung. Waktu selama 3 hari di Bandung masih kurang buat gue. Menghabiskan waktu di Bandung? Mungkin nanti, suatu saat dan bakal gue ceritain semuanya. Oke sob? Terimakasih sudah jalan-jalan ke jungjawa.com
Di Bandung gue cuman jalan-jalan ke Trans Mall dan nyari galon air, eh maksudnya ketemu teteh-teteh yang baik hati yang mau nraktir gue minum (padahal laper pengen makan, ini malah di traktir minum, sial). Namanya teh Mahabala.... bukan Teh Mahadewi. FYI aja sih, Teh Dewi itu adalah pimpinan redaksi dari @NotifMagz. Oiya, tahukah kamu kalo Teh Gelas itu nggak bisa ngomong bahasa Sunda. Walaupun memiliki nama yang sama, Teh #nikipedia
Disini gue gak bakal jabarin Teh Dewi secara mendalam karena gue takut terlalu ‘lebar’ (jalan ceritanya). Pokoknya Teh Dewi yang bisa loe hubungi di @MahadewiShaleh itu baik orangnya, riang ceria dan kiri kanan kulihat saja banyak pohon cemara *kok malah nyanyi to?*
Di hari terakhir gue melakukan hal yang seperti biasa gue lakuin akhir-akhir ini kalo mau pergi kemana-mana. Yakni #TodayChallange. Ada yang mau ikutan juga? Lewati batas kemampuan diri loe sob dengan hal-hal yang menantang. Kalo gue sih udah melakukannya dulu disini.
Akhir kata gue kangen Bandung. Waktu selama 3 hari di Bandung masih kurang buat gue. Menghabiskan waktu di Bandung? Mungkin nanti, suatu saat dan bakal gue ceritain semuanya. Oke sob? Terimakasih sudah jalan-jalan ke jungjawa.com