DESAIN GRAFIS BUKAN DESAIN GRATIS
Jadi kalo desainer harus dibayar?
Seorang desainer harusnya diapresiasi (gue ga bilang dibayar) atas hak cipta dengan apa yang udah dibuat. Yang paling rendah adalah apresiasi dalam bentuk ucapan terimakasih atau 'thank you'. Dan yang paling parah adalah nggak ngucapin sama sekali.
Tapi apakah seorang desainer harus diberikan apresiasi?
Dibawah ini ada sedikit cerita, dibaca dulu sob.
"Jon, besok kan mau ada event nih perusahaan gue. Tolong bikinin poster yak!"
"Oke bisa, gue sempetin deh. Project briefnya kayak gimana?"
"Ah pokoknya bikin yang keren. Terserah loe deh mau gimana. Soal brief loe bikin sendiri aja"
"Iya deh iya.."
"Ah pokoknya bikin yang keren. Terserah loe deh mau gimana. Soal brief loe bikin sendiri aja"
"Iya deh iya.."
Dengan berbekal 'terserah loe', Jono mengerjakan poster tersebut. Kemudian besoknya Tono (temennya Jono tadi) nanyain poster itu.
"Gimana Jon? Udah jadi?"
"Belum bro. Masih dikonsepin"
"Minggu depan bisa selesai kan?"
"Iya deh iya..."
Kemudian Jono lembur tiap malam untuk mencari konsep yang sesuai dengan event Tono tersebut. Kenapa Jono lembur? Ia tidak diberikan konsep yang jelas dan project brief nggak ada dan itu bikin susah.
Seminggu kemudian..
"Nih Ton posternya" Jono menyodorkan laptopnya
"Loh kok simpel gini? Kurang menarik Jon!"
"Lah menarik gimana, ini supaya event loe kelihatan jelas dan tersampaikan ke orang lain kan?"
"Iya tapi nggak ada seninya, tapi gak papa deh ntar gue utak-atik sendiri. Thanks ya!"
Setelah mencolokkan flashdisk, Tono pun pergi meninggalkan Jono begitu saja.
Lah?
Kesimpulan
Cerita diatas bisa jadi gambaran desainer grafis. Kadang nggak dikasih brief tentang project dan hanya berujung kata 'thanks'.
Well, untuk awalan emang gak masalah. Mau ngebangun reputasi dengan menggratiskan karya terlebih dahulu atau emang itu prinsip, it's okay. Tapi sebagai klien atau 'orang yang minta tolong' ada baiknya nggak menggeneralisasikan prinsip gratis tersebut. Seorang desainer selalu menyangkut hak cipta. Dan hak cipta harus diapresiasi. Apa jadinya jika sewaktu event si Tono banyak yang bilang gini
Well, untuk awalan emang gak masalah. Mau ngebangun reputasi dengan menggratiskan karya terlebih dahulu atau emang itu prinsip, it's okay. Tapi sebagai klien atau 'orang yang minta tolong' ada baiknya nggak menggeneralisasikan prinsip gratis tersebut. Seorang desainer selalu menyangkut hak cipta. Dan hak cipta harus diapresiasi. Apa jadinya jika sewaktu event si Tono banyak yang bilang gini
"Wah Ton, poster lu kurang jelas kemaren. Gue sempat kesasar kesini"
"Iya Ton. Bahkan waktu eventnya ditulis kecil-kecil. Susah liatnya kalo mata udah 'sepuh' gini nih"
"Lain kali jangan ngedepanin seninya aja ya Ton kalo pesen desain poster. Siapa sih yang bikin?"
"Lain kali jangan ngedepanin seninya aja ya Ton kalo pesen desain poster. Siapa sih yang bikin?"
"Eh, iya maaf. Yang bikin temen gue sih. Hehe..."
So, he blames that mistakes to Jono. Padahal desain posternya udah dirombak sama Tono. Disini Jono udah kerja keras, tanpa apresiasi dan jadi turun reputasinya. Mungkin nggak kayak gini juga ya skenarionya? Tapi bisa jadi.
Banyak orang memandang sebelah mata arti seorang desainer. Mungkin mereka memandang kerjaannya cuman di depan laptop atau komputer, bergelut dengan Photoshop, CorelDraw, Ilustrator dan sebagainya.
"Tutorialnya udah banyak di internet gratis lagi..."
"Lagian seorang desainer pasti suka ngelakuin hobi nggambarnya kok..."
"Yah diminta tolong dikit gak papa lah..."
"Tutorialnya udah banyak di internet gratis lagi..."
"Lagian seorang desainer pasti suka ngelakuin hobi nggambarnya kok..."
"Yah diminta tolong dikit gak papa lah..."
Terus apa tanggapan seorang desainer?
Tutorial gratis?
Yaudah bikin sendiri aja. Belajar sendiri.
Yaudah bikin sendiri aja. Belajar sendiri.
Karena hobi?
Desainer juga manusia. Punya kehidupan selain hobi.
Desainer juga manusia. Punya kehidupan selain hobi.
Cuman di depan laptop?
Meluangkan waktu berjam-jam untuk mencari ide dibilang gampang?
Nggak.
Meluangkan waktu berjam-jam untuk mencari ide dibilang gampang?
Nggak.
Logo Nike |
"Logo Nike cuman checklist gini aja harganya berjuta-juta?"
Diatas ini adalah tanggapan kalo dia bisa lebih baik daripada yang orang lain lakukan. Sebenarnya desain grafis adalah tentang simplicity.
Ya benar! Seorang desainer grafis sebenarnya membuat beberapa paragraf menjadi sebuah logo, poster, banner yang mudah dicerna oleh orang lain dan dipahami dengan cepat.
a picture is worth a 1.000 words
Nggak usah heran kalo di Indonesia desain banner, baliho, poster tiap tahun kayak gitu-gitu aja. Nggak berkembang cepat. Ya itu tadi, minim apresiasi. Untuk berkembang butuh modal, gimana mau berkembang kalo gak dikasih modal?
Sampah visual |
Padahal uang Rp. 50.000 buat bikinin poster sama Jono udah murah banget. Dan tentu sedikit apresiasi buat Jono bisa bikin dia termotivasi.
Kreatif bukan hal mudah yang didapat sejak lahir. Pola pikir dan proses berpikir kreatif dengan latihan terus meneruslah yang membuat seseorang bisa disebut kreatif. Mereka menolong orang lain dalam hal desain, tolong balik dengan menghargainya.
Loh berarti desain grafis harus dibayar?
Sekali lagi terserah, tapi yang jelas harus diapresiasi. Contohnya kalo loe minta bikinin desain Web. Hak ciptanya tetep desainer. Atau bahkan sang desainer boleh ngiklan gratis di web tersebut.Adil kan?
Gue sendiri bukan anak DKV atau semacamnya. Tapi gue respek dengan karya mereka. Hidup akan lebih berwarna jika ada yang mewarnai bukan? Itulah mereka.
Kalo boleh cerita tentang pengalaman di bidang desain grafis jujur sangat minim. Pertama kali pegang komputer pas kelas 1 SMP. Itu komputer lab sekolah. Wah udah seneng banget pegang microsoft office beserta assistantnya.
Ini asisten yang kalo di klik bisa joget-joget |
Kemudian kenalan sama Corel.
"Hai Mbak Corel boleh minta nomor hapenya nggak?"
"Boleh, tulis disini nomer hape kamu ya. Nanti aku sms"
"Oke mbak.."
Sejam kemudian ada sms masuk.
Nomor Anda telah diisi dengan nomor seri voucher 101933283429402. Hub *1445# bisa pesan tapi nggak dianter dari Ke Ep Si Fresh Chicken
Ternyata sms diatas dari MKiso. FYI ajasih, Mbak Corel itu adalah tukang konter pulsa. Biasanya suka mintain nomer orang. Nomor rumah misal.
Udah becandaannya. Lanjut lagi gue cerita.
Kalo nggak salah pertama make Corel 11. Dengan dasar pengen ngebantuin orang tua, gue belajar layout offset dikit-dikit. Diajarin oleh Bang Amat selama tiga hari dirumah.
Bang Amat ini kerjanya ngelayout (tukang layout) dan Bapak sering pesen tempat beliau. Jadi udah kenal lumayan dekat. Gue diajarin selama tiga hari berturut-turut nggak makan, nggak minum dan nggak mandi. Kayaknya terlalu didramatisir?
Awalnya sih mau latihan berbulan-bulan. Tapi tiga hari aja udah bikin gue nggak makan, nggak mandi dan nggak minum, apalagi satu bulan. Lagian dulu gue lagi ada kompetisi bola kaki bergengsi, tingkat kampung.
"Hai Mbak Corel boleh minta nomor hapenya nggak?"
"Boleh, tulis disini nomer hape kamu ya. Nanti aku sms"
"Oke mbak.."
Sejam kemudian ada sms masuk.
Nomor Anda telah diisi dengan nomor seri voucher 101933283429402. Hub *1445# bisa pesan tapi nggak dianter dari Ke Ep Si Fresh Chicken
Ternyata sms diatas dari MKiso. FYI ajasih, Mbak Corel itu adalah tukang konter pulsa. Biasanya suka mintain nomer orang. Nomor rumah misal.
Udah becandaannya. Lanjut lagi gue cerita.
Kalo nggak salah pertama make Corel 11. Dengan dasar pengen ngebantuin orang tua, gue belajar layout offset dikit-dikit. Diajarin oleh Bang Amat selama tiga hari dirumah.
Bang Amat ini kerjanya ngelayout (tukang layout) dan Bapak sering pesen tempat beliau. Jadi udah kenal lumayan dekat. Gue diajarin selama tiga hari berturut-turut nggak makan, nggak minum dan nggak mandi. Kayaknya terlalu didramatisir?
Awalnya sih mau latihan berbulan-bulan. Tapi tiga hari aja udah bikin gue nggak makan, nggak mandi dan nggak minum, apalagi satu bulan. Lagian dulu gue lagi ada kompetisi bola kaki bergengsi, tingkat kampung.
Setelah nggak diajarin sama Bang Amat, gue belajar otodidak.
Tanpa tutorial sob.
Maklum pas masih SMP gue belum kenal yang namanya internet. Tiap pulang sekolah gue ceklak-ceklik sendirian didepan komputer tabung CRT. Dulu belum punya laptop. Harganya masih mahal. Mending beli sendal sob, buat kompetisi bola kaki.
Lah kok sendal?
Sendalnya dijadiin tiang gawang.
Tanpa tutorial sob.
Maklum pas masih SMP gue belum kenal yang namanya internet. Tiap pulang sekolah gue ceklak-ceklik sendirian didepan komputer tabung CRT. Dulu belum punya laptop. Harganya masih mahal. Mending beli sendal sob, buat kompetisi bola kaki.
Lah kok sendal?
Sendalnya dijadiin tiang gawang.
Ini beberapa desain yang menurut gue udah wah banget (beberapa tahun yang lalu). Cuman yang kesimpen ya desain pas SMA, waktu SMP dikit banget yang ke save. Nggak! Soalnya waktu itu nggak tau caranya ngesave hasil desain ke format JPG.
Ini desain paling keren. Tingkat ke alay-annya 1000% |
Ini desain buku MOS, walaupun gak kepake sih |
Dilihat diatas ternyata masa SMP gue adalah masa alay. Ya bisa dipahami dari desain yang gue bikin. Sumpah keren!
Kemudian desain gue berkembang dikit bisa nambah-nambah drop shadow pas SMA. Tapi tetep aja menurut gue itu adalah desain paling keren (waktu itu). Di SMA juga ditawarin bikin buku MOS, dua kali sempet bikin. Dan alhamdulillah nambahin uang jajan ke kantin. Ya ala kadarnya lah desainnya.
Kemudian desain gue berkembang dikit bisa nambah-nambah drop shadow pas SMA. Tapi tetep aja menurut gue itu adalah desain paling keren (waktu itu). Di SMA juga ditawarin bikin buku MOS, dua kali sempet bikin. Dan alhamdulillah nambahin uang jajan ke kantin. Ya ala kadarnya lah desainnya.
Sampe akhirnya pas kuliah gue agak dikit vakum belajar desain. Tapi masih disempetin hal-hal kecil. Walaupun jarang dan kemampuan nggak nambah, gue tetep nyoba nambah kemampuan gue.
Ini dibikin pake CorelDraw |
Ini iseng-iseng bikin #OfferingTweet |
Ini juga sama kayak diatas, #OfferingTweet |
Logo yang dibikin pas SMA |
Buat liga bola kaki pas SMA, iseng-seng gue bikin logo kompetisinya |
Ini dibikin di CorelDraw, iseng aja. |
Maka dari itu gue pengen mendedikasikan blog gue untuk dunia desain, khususnya desain grafis. Semoga apa yang gue tulis dan gue post disini bermanfaat buat orang lain dan membuat gue semangat untuk lebih belajar lagi. Gue sangat mengharapkan bantuan kalian sob. Kalo ada request, kritik dan saran untuk blog ini bisa loe tulis di kolom komentar. Ditunggu ya!
Regards
Jung
Regards
Jung
Sejujurnya, gue kurang mengerti dalam desain grafis. Masih kurang jung, kurang banget malah. Hahaha. Tapi berkat tulisan lo ini, gue jadi pengin belajar. Iya, secara lo aja bisa dengan otodidak. Berarti gue juga harus bisa! :)
BalasHapusOke mat semangat ya. Kalo kebingungan atau apa-apa, gue siap ngebantu kok. Juga bakalan gue upload tutor-tutor yak. Thanks.
HapusSaya masih nubie dalam dunia per-artworkan kaka :3
BalasHapusGpp. Dulu semua orang kalo lahir nggak langsung bisa jalan kan? Pelan-pelan ngerangkak terus jalan dan kemudian berlari. Awal yang baik adalah niat yang besar. Ganbatte ne!
Hapuslah ini mah udah jago, masih minta di ajarin aja bro
BalasHapusJago? Ayam Jago sob? Hehehe...
HapusNggak ah. Yang ngebedain seorang profesional dan biasa adalah kemauan untuk terus belajar. :)
Wah mastah nih.
BalasHapusBukan cin. Tapi Mbakstah kok. Hahaha tobatlah dari cowok KW
Hapussebenarnya, ketika karya kita di pake banyak orang aja, di liat banyak orang aja udah merupakan apresiasi tersendiri buat desainernya. tapi alangkah baiknya kalo ada upah berbentuk materi yg bisa membuat kita lebih semangat lagii...
BalasHapuskeren sih ulasanya padat, lengkap juga...:))
Makasih sob komentarnya. Ditunggu dipostingan berikutnya yak.
HapusTapi jangan juga berpatokan dengan 'materi' ya sob. Ntar disalah artikan. Hehe..
Bener mas, aku kadang ngalamin hal kek gitu bahkan sampe sekarang masih ada. Ada temen suruh bikin vektor wajahnya, pertama udah aku buatin sampe lembur pas jadi eh dibilang mending pake yg soft color aja blablabla... Padahal kan buatnya ga gampang, ga dibayar, tapi rasanya jadi males kan mas. Jadi setuju lah, kalo seorang desainer mesti di apresiasi karyanya :) Dan kata "Cuman di depan laptop?
BalasHapusMeluangkan waktu berjam-jam untuk mencari ide dibilang gampang?
Nggak." Itu bener banget!!
Jadikan pembelajaran aja sist. Turning to positive, don't think negative.
HapusBuktinya dari komentar temen mbaknya tadi, mbaknya jadi giat belajar untuk meningkatkan skill kan? Keep it up!
Ajarin dong ._. Aku juga pengen belajar desain kayak gitu, tapi terganjal di pengetahuanku akan software. Photoshop aja nggak ngarti TAT
BalasHapusBoleh". Follow aja blog ini kalo mau. Atau sering main kesini. Ntar ada plan buat banyak posting tentang desain kok. Stay tune! :)
HapusBaca postingan ini,gue jadi inget pertama kali bikin logo. Gue waktu itu bikin logo pake Ms.Word hahaha. Belajar otodidak memang menyenangkan. Kita bisa sesuka hati bereksperimen.
BalasHapusWah canggih ih. Bikin logo pake Ms. Word. Gak sekalian Paint :D
Hapusbener.. :D
BalasHapusdulu mah suka kesel.. sekarang mah cuekin aja orang yang nggak mau mengapresiasi.. perlu di inget Nggak gratis bukan berarti semuanya diukur sama uang.. :D
Sip! Oke Bang Bay!
HapusAku juga awal belajarnya gara-gara lihat temen sekelasku yang sering gambar-gambar sama edit photoshop. Terus ikutan belajar, waktu hasil karya pertamaku aku tunjukin ke temenku, eh dia malah ngiranya aku ngedit lewat paint, Bang. Hahaha saking biasa-aja-nya kali ya.
BalasHapusBanner blog aku juga dibikinin tuh sama temen itu, buat apresiasinya aku tulisin "this banner made by..." gitu. Hehehe soalnya dia ngga mau dibayar sih dulu.
Wah ada Mbak Asma. Nah iya bener, yang kayak gitu juga merupakan bentuk appresiasi sebuah karya. Thump up mbak!
HapusTentunya saya udah menerapkan teman=teman, bisnis=bisnis hohoho walaupun dulu sih begitu juga nasibnya :)) semua perlu proses. NICE ARTICEL! NICE INFO! *bukan balas dendam*
BalasHapusNICE COMMENT! Hahaha...
Hapusmeskipun gue ga jago desain tapi gue suka mengapresiasi karya orang, bikin mereka termotivasi. "jan karena gambarnya yang menurut lo kurang bagus, lo bisa cibir sesukanya. bukan. emangnya lo bisa nge-desain kek gitu." hihi:3
BalasHapusLanjutkan bang!
Hapusbelajar mungkin mudah bro, tapi ide itu yang ga bisa didapat dengan mudah!
BalasHapusGraphic Design isn't easy and simple.
HapusWe need to search and create idea in it.
Ide emang ga mudah bro. Setuju!
gue ngerti banget soal ginian. perasaan dimana kadang karya kita nggak dihargain (secara materi) sedikitpun. thanks... thanks... thanks....
BalasHapustapi, karena itu lagi proses belajar desain juga, jadi gue anggap itu hal yg wajar buat gue. :)
Kalo ngebangun reputasi sih okay. Tapi kadang denan semakin membanjirnya kerjaan bakal meluap juga air bah emosi seseorang :)
Hapusmasih nubi dalam hal desain grafis dan setiap ada project, nyari idenya gak semudah membalik telapak tangan hahaha. Dan sedih ketika kita udah bikin susah-susah taunya di rombak habis-habisan :') #curcol
BalasHapusGanbatte ne! Yang aharus dinilai adalah prosesnya. Bener kan? :)
HapusPengen banget bisa jago dalam hal design graphic. Namun gue gak ada bekal dari awal. Ya cuma belajar-belajar otodidak. Dan hasil logo-logo buatan gue macem logo buatan anak TK. Hhe ( .__.)
BalasHapusLogo buatan anak TK? Logo Nike simple, anak TK juga bisa kok bikin begituan. :)
HapusTapi yg membedakan adalah prosesnya, idenya, makna dan kesan didalamnya
prinsip yang gue pake "gue nggak jago desain, tapi gue senang mendesain" . ya dengan begitu setiap kali pengen ngebuat sebuah desain baik itu "permintaan tolong dari temen" gue seneng2 aja, meski gak dibayar sedikit banyak mengasah kemampuan gue dalam ngedesain :) semangART!
BalasHapusSemangart juga boy! :)
HapusAku kenal desain grafis baru pas kelas 1 SMA, itu aja gara-gara emang ada pelajarannya di sekolah. Ganbatte!
BalasHapusWah bagus nih. Dari kalangan akademisi :)
HapusAku setuju banget! here's the deal... In 2014 if you want a good design, you must pay more! No more free design, no more underpaid, designer needs respect!!!
BalasHapus#respect
Hapuskalo menurut gue sih tergantung dari si desainer nya itu sendiri.. kalo karya dia pertama kali sudah diapresiasi 'besar' oleh salah satu klien, pasti untuk klien selanjutnya harus kurang lebih di-apresiasi segitu juga.. karena si desainer ini otomatis mungkin sudah menganggap dirinya sendiri sebagai profesional ber-caption 'sudah diberi 'materi-sekian' sama si A (contoh)'.. menurut gue begitu.. (maaf kepanjangan) hehehe.. :)
BalasHapusBerarti tergantung pasar ya bang? Ok sip sip.
Hapusbener banget, apresiasi orang indonesia emang kurang sih kayaknya. bahkan kadang ada sih yang males banget bilang sekedar 'makasih' dalam hal apapun .___."
BalasHapusMakasih udah komen dan mampir (belajar bilang makasih).
Hapussetuju banget, rasanya gimana gitu kalau kurang diapresiasi :')
BalasHapusKalo mau ditolong orang harus mau juga bilang makasih, bukan maksaih :D
HapusMangstap bro.... lanjutkan blogwalking..
BalasHapusMantap bro. Lanjut jalan" dimari ye.
Hapusemang sedih kalo orang2 udah menyepelekan seorang desainer grafis...
BalasHapuspuk puk puk :'>
Hapuskalo gu esih nanggepinnya semua orang kan punya seleranya masing2, lagu aja alirannya banyak, begitu jg desain grafis
BalasHapusIye bang, iyeeee :D
Hapus1st designer's problem nih, khususnya di Indonesia.
BalasHapusJungkir balik nyari ide, cuma dibayar pake sebungkus rokok, itu juga kalo ada.
Makanya kadang gue males ngeladenin request orang, waktu gue yang terbuang bisa ga worth it banget.
Solusinya? Jangan jadi perokok biar nggak dibayar rokok :D
HapusKeren2 bro, lanjutkan :D
BalasHapusMakasih bro!
Hapuswah hobii kita sama jungs..........jangan kita jo.......
BalasHapusOh ia desain dimana2 harus di apresiasi, dan yang paling harus itu adalah di bayar..
dibayar ya sob? Haha
HapusKeren2 kak desainnya, gue juga lagi belajar mbak corel nih, tapi karena gue udah duluan bisa photoshop rasa2nya corel itu agak susah, tapi hasilnya wahh banget.. bisa kali kak share tutorial corel hihihi :))
BalasHapusnext sob. Stay tune aja deh.
Hapustapi menurut gue bermula dari yang gratisan dulu udah gitu baru di bayar keringetnya :D
BalasHapusyup! namanya juga startup sob..
Hapussetuju sama kata2 "proses berpikir kreatif dengan latihan terus meneruslah yang membuat seseorang bisa disebut kreatif".
BalasHapuskreatif itu sbenernya bisa dilatih.. tp ada juga sih yg bakat alami (kalo menurut gw), tp siapapun orgnya bisa jd kreatif..
mendesain itu sama seperti menulis, proses dr memunculkan ide sampe terbentuk karya itu gak semudah yg terlihat..
kuncinya.... 'do it right now'
Hapusit's simple...
Setuju sama tulisan lu bro... Desain itu memang mengedapankan simplicity tapi dengan makna yang berisi. Dan mencari ide untuk itu susahnya minta ampun, jadi memang perlu ada apresiasi khusus. :D
BalasHapuskhusus ya sob.. khusus :D
Hapuskalo kasus saya bisa di bantu gak bang??
BalasHapuskan saya hobi tuh yg namanya WPAP, jd saya buat2 aj salah satu kontestan nyanyi di tv R*TI,, trus saya twittpic n mention ke yg punya sama Official fans club nya dia,, jadi baru2 aje dia nya seneng tp di tulis terima kasih nya buat Official fans club nya dia tp saya anggep mungkin krn si admin Official fans yg nyampein jd anteng2 aje saya,,tp yg agak ngeganggu itu waktu design nya itu mau di buat jadi baju fans nya dia jd saya ngebolehin trus saya kirim file nya,
jd saya bilang "minta bajunya 1 aja mba, hehehe"
si Admin "Harga tshirtnya nanti kita announce ya:)"
saya "oh harga tshirnya?? saya gak ngambil deh mba :)"
si Admin "Ohaha nanti kita itung itung dulu, kalo beruntung nanti kamu kita kasih free tshirt ya soalnyabkamu yg design. Tapi aku gabisa janji loh:) "
saya " iyaa -___- "
minta pencerahannya bang, saya masih baru dalam hal ini, mungkin saya yg salah atau gimana gitu -_-"
Menurut saya itu pembajakan desain. Kenapa? Pertama Fans Club (FC) menurut keterangan bro Riweldo nggak ngasih tau ke Idola tersebut bahwa yang ngebikin WPAP nya bro Riweldo. Itu termasuk dalam hak cipta loh.
HapusKemudian seketika FC tersebut bikin kaos. Kalo ibarat hak cipta nih sob, bro Riweldo seharusnya dapat komisi dari setiap kaos yang dijual. Itu kan desain lu sob, nggak seharusnya free. Tapi terserah aja.
IMHO harus ada apresiasi untuk desain. Baik dari desainer sendiri maupun orang lain. Sebagai desainer harusnya bisa bikin itu berharga. Dan klien (orang lain) harus bisa menghargai. Dimulai dari desainer sob.
Klien gua pernah ngomong gini
BalasHapus"Kamu bikin logo cuma 30 menit, kok minta bayarannya 3 juta?"
Gua jawab
"Karena butuh kerja keras bertahun-tahun dan biaya yg ga sedikit sampai gua bisa bikin logo kayak gini buat lo hanya dlaam 30 menit"
Wah bijak banget deh Om Keppi. Sukses!
HapusKeren!
BalasHapussemangART!!
Semangart!
Hapuswah mantap surantap euyy yahuudd ayuh pisan manteo dah mas nya hehe
BalasHapusMakasih sob :D
Hapusnah.. sebenernya emang anugrah banget sih kenal sama desainer grafis yang mau bikinin desain gratis hehehe... tapi ngebaca postingan ini jadi sadar sendiri, memang harusnya ada apresiasi buat karya mereka, secara materi maupun nonmateri.
BalasHapusjadi kalo mau bikin desain cover novel sama kartu nama gitu biasanya kisarannya berapaan sih Mas? :p *serius nanya*
Hehe anugrah. Hehe...
HapusKontak langsung aja mbak ke Twitter @jungjawa atau email ke arfmdr@gmail.com :D
bang, gue kan baru buka jasa design gitu setelah lulus SMA bulan juli kemaren, sebelumnya sih pas SMA gua OSIS gitu jadi sering ditunjuk sbg panitia design dan masih berstatuskan desainer gratis :D. nah sekarang bedanya kalau ada yang request ya ga kayak di sma lagi, maksudnya pake fee. selama bbrp bulan gua memulai sambilan ini udah dapet 7-8 request (rata2 sih dari temen2 SMA gua buat event kampusnya). masalahnya gua bener2 gatau berapa patokan harga untuk ukuran pemula level gua ini bang (biasanya sih hasil realisasi semua request ditanggapi secara sangat positif). meskipun sejauh ini biasanya gua tanya klien dulu "mau bayar berapa?' dan risikonya ya mereka ada yang nawarin kerendahan dan gua pun ragu pantas apa engga nya gua menaikkan harga jadi biasanya deal deal aja (meski kadang ada yg nawarin dgn harga lumayan). jadi disitu letak masalahnya bg, bisa kasih gua saran berapa patokan harga? sebagai contoh harga logo event deh (bukan logo perusahaan). makasih atas artikelnya juga :D
BalasHapusTerimakasih udah menyempatkan membaca tulisan saya. Semoga bermanfaat ya.
HapusJadi gini, untuk patokan logo memang gampang-gampang susah. Kalo mau kasih standar takut ketinggian dan klien yang kabur. Kalo kerendahan ntar susah di kita. Mau bikin kopi buat ngedesain juga masih ngebon.
Menurut saya solusi yang tepat tak lain adalah kemampuan komunikasi dan negosiasi. Jadi biarkan klien yang merincikan brief atau kemauan mereka. Kemudian dengan brief tersebut baru kita tanyakan berapa budget yang akan mereka berikan atau disediakan untuk kita melakukan hal tersebut. Tentu kita harus dapat mengenali diri sendiri. Jangan sampai membuat klien rugi. Dimana klien adalah aset, bukan nggak munkin dia nggak cuman pesen sekali. Bisa bekali-kali dan menjadi klien tetap.
Untuk standar harga logo mungkin bisa ambil patokan 30-50 ribu namun tergantung pasar. Mengingat di 99design logo dipatok kebanyakan di $200 dan di Indonesia mungkin bisa di 1juta-an. Namun untuk harga kembali lagi ke pribadi masing-masing.
Terimakasih.
suatu karya memang harus patut di apresiasi , setidak nya apresiasi tersebut dapat meningkat nilai karya nya. aku kalau minta tolong sih selalu ku kasih apresiasi walau tak banyak ya sesuai dengan apa yang diminta tolongin sih
BalasHapusyap bener banget bro. two thumbs up.
Hapuswah.. keren2... upload dong tutor2nya kak.. :D
BalasHapussalut deh.. :D
yoi bro. lagi gw usahain.
HapusIni nih yang aku suka :D orang yang bikin tulisan tentang desain grafis, sama sepertiku juga :D Kebetulan aku skrang lagi di jurusan DKV, tulisanny mantap terutama "desainer grafis itu perlu apresiasi" (y)
BalasHapusJika berkenan berkunjung di blogku nih www.vektorkades.com :D
Suka banget sama tulisan lu yang ini, Rif. :))
BalasHapusWell, gue emang cemen soal desain. Tapi sedikit-sedikit mau belajar untuk bisa.
Cuma gue masih bingung deh, gimana caranya seorang pemula kayak gue. Karyanya nggak cuma dikasih harga 'makasih'. Setidaknya buat bikin karya itu, gue udah ngabisin banyak waktu. Belum biaya beli kopinya. Hahaha.
Cerita di awal postingan true story banget... Nasib tukang desain ternyata sama aja ya :D
BalasHapusahhhh . .. . . masak sih ? ...... saya lho sering di PHP wkwkkwkwkwkwkwwkwkwkwkwkwkwkwkwk . . . . .. . . . . .
BalasHapusJOb = 3 Jenis model
Draft = 2 draft / model
10 har harus jadi .. . .
setelah jadi . . . . . peeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee haaa peeeeeeeeeeeeee....... padahal kalau diganti ini tEEEEEEEEEEEEEEEEE Saaaaaa TTeeeeeeeeeeee...... pasti semua pada semangat makan...
Wkwkwkwkwk sama mas saya udh bikin capek" katanya jelek gw kesel gw bilang aja suruh bikin sendiri trus tunjukin ke gw hahaha
BalasHapusSedih kalo di ceritain ya.. :(
BalasHapusNge feel bnget critanya. True story gan. Rasanya kaya dianggep enteng gitu. Jujur, ane orangnya gak tegaan kalo sama temen sendiri harus matok harga. Tapi yg terjadi, palah dianggep bercanda. Yaudah lah, apa boleh buat.. ikhlasin aja. Emang susah ya waktu lg debut
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAmati, modifikasi, tiru... mirip banget sama karya tulisan ku.. http://www.rezaandana.com/2016/06/katanya-desain-grafis-bukan-desain.html
BalasHapus