Menggunakan VPS untuk Blog: Perlu Nggak Sih?


Ngomongin tentang blog dari sisi teknis ya emang nggak jauh-jauh dari pembahasan tentang hosting, pemilihan domain dan provider. Tentu saja, kalo soal mana yang lebih diutamakan, memilih domain harus lebih didahulukan. Misalnya memilih menggunakan custom domain, ya jangan lupa untuk cek ketersediaan domain terlebih dahulu. Ya, siapa tau kan, domain blog yang mau dipilih udah tidak tersedia.

Selanjutnya, yang enggak kalah penting adalah pemilihan hosting. Apa itu? Ya ibaratnya, kita butuh sewa space untuk menyimpan data blog kita di internet. Ngomong-ngomong tentang hosting, kita dihadapkan lagi dengan pilihan menggunakan VPS atau justru menggunakan Shared Hosting. Loh, apalagi itu?

Apa perbedaannya?

Ada VPS, ada Shared Hosting. Apakah berbeda? Ya tentu saja. VPS singkatan dari Viritual Private Server atau server fisik yang dedicated untuk kita gunakan. Sedangkan Shared Hosting adalah server fisik yang digunakan bersama-sama untuk beberapa account atau pengguna selain kita.

Jadi, bisa diilustrasikan kalo VPS, kita menyewa sebuah PC Server untuk kita kelola dan digunakan secara penuh. Baik itu untuk satu blog atau beberapa blog sekaligus. Sedangkan untuk Shared Hosting, kita 'patungan' dengan orang lain dan berbagi space untuk menyewa PC Server tersebut.

Terus, apakah kita perlu memakai VPS untuk blog?

Sebentar, setelah saya menjelaskan mengenai VPS, ada baiknya perlu memahami hal-hal terkait VPS jika dibandingkan dengan Shared Hosting.

Ini yang sensitif nih, masalah harga. Saya menemukan beberapa penyedia shared hosting dengan kisaran harga mulai dari Rp. 10.000 untuk term satu bulan. Sedangkan VPS Indonesia termurah yang saya temui berani mengajukan harga mulai dari Rp. 100.000 per bulan dengan spesifikasi RAM 512 MB, 1 CPU dan 10 GB SSD. Memang secara kasar hitungan harga, masih 10x lipat lebih tinggi. Namun, resource yang ditawarkan cukup menarik untuk dicoba apalagi penyedia hosting dalam negeri pun sudah berlomba-lomba memberikan harga Rp 100.000 untuk VPS dengan spesifikasi tersebut.

Lantas, apakah dengan harga bisa langsung menyimpulkan bahwa blog kita perlu menggunakan VPS? Belum tentu. Lanjut! Memiliki resource yang dedicated sesuai spesifikasi paket memang membuat kita gampang sekali memilih instalasi OS yang digunakan. Yah,walaupun ujung-ujungnya harus ubek-ubek 'forum' lagi. Tapi dari sini, kalian harusnya nyadar sih kalo menggunakan VPS itu emang nggak semudah yang dibayangkan. Ada drawback yang harus dipertimbangkan.

Keleluasaan kustomisasi dibarengi oleh kesulitan untuk melakukan kustomisasi. Ibarat sepeda motor ya, kalian bebas melakukan modifikasi knalpot, shockbreaker atau bore up mesin. Tapi, nggak semudah itu kan kalian bisa bongkar mesin dan menjadi mekanik dalam satu malam?

Balik lagi ke VPS. Menurut saya, ada baiknya penguasaan teknikal di blog dengan shared hosting sudah dikuasai terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk berpindah ke VPS (ya walaupun enggak menutup kemungkinan untuk kalian yang niat belajar VPS untuk memilih menggunakannya).

Jadi, pakai VPS nggak nih?

Penggunaan VPS ya boleh-boleh aja kalo emang tujuannya buat belajar. Nah, beda lagi kalo untuk keperluan migrasi. Boleh dihitung juga misalnya dengan traffic blog kita sudah mencapai 1.000 atau 10.000 pageview per hari, ini bukan berarti VPS menjadi sebuah kewajiban. Kenapa? Karena kalo kita menggunakan resource yang berlebihan ya jatuhnya overkill dan overpriced sih. Terlalu ngoyo kalo dalam bahasa jawa.

Padahal dengan shared hosting aja mungkin sudah cukup. Bahkan dengan biaya 50.000 sampai dengan 75.000 per bulan sudah bisa mengakomodir hal tersebut. Ibaratnya nih ya, kalo pake VPS kalian bisa ngebut. Tapi, apakah perlu ngebut kalo emang nggak lagi buru-buru. Iya kan? Terus, buat kalian yang ngerasa hosting sekarang emang rasanya agak 'seret' atau mulai lelet, mungkin perlu optimasi beberapa hal. Seperti apa? Ya bisa dengan pake platform yang lebih ringan. Terus kalo kalian make WP ya bisa dengan bersih-bersih plugin yang nggak guna sih.



Provider hosting pasti sudah menyiapkan server mereka dengan baik dan sia-sia aja kalo kita sebagai pengguna nggak pake itu dengan benar. Eh, bukan benar ding, tapi maksimal. Sudah bayarnya lumayan mahal, eh cuman dipake gitu-gitu aja.

Kesimpulan

Hehehe.. sudah kayak laporan penelitian aja, ada kesimpulan pada akhirnya. Ya, dari yang saya jabarkan di atas, balik lagi ke kalian. Mungkin dengan mudah jika pertanyaannya seperti ini:

  • Apakah sudah cukup 'paham' dengan performa blog yang kalian kelola?
  • Apakah kalian bisa melakukan assesment dan audit blog untuk menentukan pemilihan hosting yang digunakan
  • Apakah secara operasional resource yang diperlukan sudah cukup besar?
  • Bagaimana dengan optimalisasi? Sudah dilaksanakan atau jangan-jangan belum sama sekali?

Nah, gimana? Sudah tau jawabannya dong. Kalo masih belum, ya boleh diomongin di kolom komentar aja. Kita bahas bareng.

Komentar

Popular Post

Yuk Kenalan dengan Berbagai Jenis Power Plant yang Ada di Indonesia

Pengalaman Pengembalian Dana (Refund) Tiket Pesawat di Traveloka

FONT UNTUK NUANSA RAMADHAN DAN IDUL FITRI