MENDESAIN MAJALAH (Bagian I)
Mendesain majalah via forpressrelease.com |
Di sini gue gak bahas soal mendesain hati seorang pujaan agar berpaling melihat kita. Nggak gitu. Nggak. Karena hati memiliki penilaian tersendiri terhadap desain lawan yang ia lihat dan kagumi.
Mendesain adalah sebuah tantangan. Nggak peduli apa pun yang kamu desain. Namun kali ini jungjawa.com akan mencoba berbicara tentang mendesain sebuah majalah, tapi bukan majalah Play**boy. Bukan.
Dalam mendesain majalah, ada aturan-aturan dan batasan yang harus diikuti pada proses pembuatannya. Sebelum langsung terjun membuat suatu majalah, kita terlebih dulu harus tau dasar-dasar pembuatannya. Intinya nggak boleh ngasal. Nah berikut ini adalah poin-poin penting yang bisa menjadi dasar pembuatan sebuah majalah:
1. Gaya Dalam Mendesain
Your style is yout soul via neublack.com |
Sama kayak pacaran. Kalo mau nikah harus konsisten dari awal sampai akhir. Nggak boleh ada alasan karena-gue-udah-bosen-dan-kamu-terlalu-baik-buat-aku. Jangan.
Desain yang konsisten sangat bernilai dalam dunia industri kreatif. Namun bukan berarti desain yang sama harus terus-terusan dipakai. Bisa jadi nanti pada waktunya desain harus berubah. Sebagai contoh layout cover sebuah majalah harus sama dari waktu ke waktu, urusan style desain mungkin bisa mengikuti Flat Design, Skeumorpism, Cubism atau bahkan Photography.
Faktanya, mereka yang kreatif lebih sering memberikan ide-ide cemerlang dalam mendesain template dan style desain. Desain baru tersebut menjadi sangat penting karena terbuka terhadap variasi-variasi ide baru dan berpeluang menciptakan inovasi. Makanya untuk desainer, berhati-hatilah dengan anak baru. Karena ide kreatif dan inovatif selalu menyertai mereka.
2. Pertimbangkan Sisi Audiens
Audiens adalah harta yang tak ternilai via ihatepresentations.com |
Sama kalo di Twitter ada yang unfollow akun kamu. Jangan pikirkan persepsimu bahwa mereka membencimu. Nggak. Bisa jadi konten twitmu nggak mereka suka. Bukan berarti jelek. Bukan. Ya nggak suka aja.
Namun balada unfollow Twitter kalo di Indonesia bisa jadi drama. Ya, cuman masalah kecil berujung saling nyinyir sentilan-sentilun dan jadi trending topic.
Balik ke sisi audiens majalah lagi nih. Sebagai contoh majalah olahraga. Dapat dipastikan audiensnya adalah pecinta olahraga. Maka dari itu desain yang menonjolkan sisi sportivitas, olahraga dan spirit pecinta olahraga akan sangat berguna.
3. Ambil Ide Dari Manapun
Secara umum, desainer tidak pernah memiliki ide yang spesial jika bekerja dengan style yang sama secara terus menerus. Ini adalah masalah utama bagi para desainer. Salah satu cara mengatasinya adalah mencari ide dan beranjak dari meja kerjamu untuk beberapa jam. Hingga pada nantinya kamu mendapatkan ide cemerlang yang bervariasi untuk desain-desainmu.Kenapa? Karena dunia ini penuh dengan desain. Untuk menjadi kreatif kita harus merubah persepsi kita. Kreatif adalah disaat persepsi kita berbeda dan unik dari persepsi orang kebanyakan.
Saat relaxing moment, bawalah catatan kecil seperti buku kecil atau bisa kamu catat di smartphonemu. Kalo nggak mau ribet cari aja pacar untuk nyatetin buat kamu. Gampang kan?
4. Buatlah Cover Majalah Semenarik Mungkin
Cover majalah merupakan salah satu bagian penting dalam majalah. Secara umum, seorang desainer memerlukan waktu berjam-jam bahkan berhari-hari untuk mendesain sebuah cover majalah. Mulai dari konsep ide, penyelarasan tema hingga pembuatan secara teknisnya.
Cover majalah harus memiliki warna dari brand yang ia bawa. Hal ini bertujuan agar niche dari majalah dan konten yang dibawakan dapat ditampilkan pada 'pandangan pertama'. Nggak cuman menampilkan konten, tapi juga menampilkan majalah semenarik mungkin dari kompetitor lainnya.
Secara teknis hal-hal yang harus diperhatikan dalam mendesain cover adalah alignment, pemilihan warna, format teks dan lain sebagainya. Yah seenggaknya dengan cover, kita bakal memiliki 10% kemungkinan audiens untuk tertarik dengan majalah kita.
Perlu digarisbawahi, membuat majalah bukan pekerjaan mudah. Apalagi dilakukan secara personal atau diri sendiri. Maka dari itu, majalah dibentuk melalui sebuah tim. Di sini kita akan bekerja sebagai tim.
Editor dapat meminta saran dari desainer mengenai variasi topik yang akan disajikan. Dan juga sebaliknya, editor dapat meminta saran pada desainnya dari tim editor.
Kerja sama tim selalu membantu kita pada hal-hal yang berbeda. Dan majalah adalah produk dengan perbedaan di dalamnya. Jika kamu tidak bekerja dengan baik di dalam tim, itu akan banyak menyusahkanmu. Dan pada akhirnya kamu sangat sulit menemukan kreativitas agar menghasilkan majalah yang menarik.
Menarik bukan mendesain majalah? Itulah lima tips mendesain majalah yang bisa kamu terapkan. Ada lima tips lanjutan yang bisa kamu baca di Mendesain Majalah (Bagian II)
Atau kamu punya tips lain? Share di kolom komentar ya.
Proofreader:
Uni Dzalika - unidzalika.com
Sumber:
dreamtemplate.com
Cover majalah harus memiliki warna dari brand yang ia bawa. Hal ini bertujuan agar niche dari majalah dan konten yang dibawakan dapat ditampilkan pada 'pandangan pertama'. Nggak cuman menampilkan konten, tapi juga menampilkan majalah semenarik mungkin dari kompetitor lainnya.
Secara teknis hal-hal yang harus diperhatikan dalam mendesain cover adalah alignment, pemilihan warna, format teks dan lain sebagainya. Yah seenggaknya dengan cover, kita bakal memiliki 10% kemungkinan audiens untuk tertarik dengan majalah kita.
5. Bekerja Dalam Tim
Yes! The union make us strong via incuvation.wordpress.com |
Editor pada umumnya bekerja untuk fokus terhadap konten pada majalah. Sedangkan desainer fokus untuk bekerja pada bagian desain. Dan kerja sama tim sangat penting untuk dijunjung tinggi di sini agar majalah yang baik dapat diproduksi.
Editor dapat meminta saran dari desainer mengenai variasi topik yang akan disajikan. Dan juga sebaliknya, editor dapat meminta saran pada desainnya dari tim editor.
Kerja sama tim selalu membantu kita pada hal-hal yang berbeda. Dan majalah adalah produk dengan perbedaan di dalamnya. Jika kamu tidak bekerja dengan baik di dalam tim, itu akan banyak menyusahkanmu. Dan pada akhirnya kamu sangat sulit menemukan kreativitas agar menghasilkan majalah yang menarik.
Menarik bukan mendesain majalah? Itulah lima tips mendesain majalah yang bisa kamu terapkan. Ada lima tips lanjutan yang bisa kamu baca di Mendesain Majalah (Bagian II)
Atau kamu punya tips lain? Share di kolom komentar ya.
Proofreader:
Uni Dzalika - unidzalika.com
Sumber:
dreamtemplate.com